Minggu, 08 Agustus 2021

Renungan hari ini: “BIBIR YANG MENGATAKAN KEBENARAN” (Amsal 12:19)

 Renungan hari ini:

 

“BIBIR YANG MENGATAKAN KEBENARAN”




 

Amsal 12:19 (TB) "Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata"

 

Proverbs 12:19 (NET) "The one who tells the truth will endure forever, but the one who lies will last only for a moment."

 

Amsal dengan tepat mengamati makna perkataan yang sangat penting. Kata-kata bisa keluar hanya melalui mulut dan lidah kita. Lidah sangat lentur, karena tidak bertulang, mempunyai fungsi tidak hanya sebagai indra pencecap tetapi juga pembentuk kata-kata. Kata-kata menjadi sarana berkomunikasi dengan orang lain. Lidah merupakan salah satu anggota tubuh yang kecil, tetapi fungsinya tidak dapat diremehkan. Itulah yang dijelaskan oleh Amsal, bahwa kita diminta untuk tidak sembarang mengeluarkan kata-kata dari mulut kita.

 

Orang yang menggunakan lidah dan bibir dengan baik, yaitu mengeluarkan kata-kata yang mengandung kebenaran, akan tetap untuk selama-lamanya. Artinya, perkataan orang itu akan dipegang orang lain menjadi suatu kepercayaan. Perkataan itu mempunyai otoritas atau kuasa untuk dituruti orang lain. Tak seorang pun meragukan kata-kata yang mengandung kebenaran. Orang yang bibirnya mengatakan kebenaran pasti akan dibuktikan dalam kenyataan yang benar pula. Perkataan dan realitas mengandung kebenaran, artinya memang benar dan apa adanya. Jika demikian, apa yang dikatakan oleh orang itu akan dipercaya.

 

Sebaliknya, lidah dusta hanya untuk sekejap mata. Ada syair lagu yang mengatakan, “Jangan ada dusta di antara kita.” Lagu ini mengingatkan agar jangan sekali-kali ada dusta karena akan sangat menyakitkan. Dusta menyembunyikan perbuatan dan tingkah laku yang tidak jujur dan tidak benar. Misalnya mencuri, selingkuh, manipulasi, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya.

 

Bibir dan lidah dusta tidak akan menghasilkan kebenaran baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Perkataan dusta tidak akan mempunyai otoritas atau kuasa. Orang yang berbuat demikian akan ditinggalkan orang lain. Perkataannya tidak akan dituruti dan dipercayai orang lain. Relasi itu hanya “sekejap mata”, artinya hanya satu kali orang berhubungan dengannya dan segera akan ditinggalkan. Orang tidak akan datang kedua kali. Mau jadi orang yang dipercaya? Lakukanlah segala hal tanpa dusta, mulai dari perkara-perkara kecil dan kemudian perkara-perkara besar, melalui bibir dan lidah yang jujur.

Kata-kata selalu membawa dampak baik bagi pendengar atau bagi yang memperkatakannya. Selama kita memperkatakan hal-hal yang positif, maka akan menjadi berkat bagi orang lain. Dan tanpa kita sadari, berkat itu akan kembali kepada kita. Namun saat kita memperkatakan yang buruk, selain menyakiti juga bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri.

 

Sederhanalah dalam berkata-kata, jangan melebih-lebihkan yang tidak ada, jangan pula mengurangi apa yang sudah ada. Cobalah untuk lebih banyak bertindak. Sebab seseorang dinilai tidak hanya dari perkataan, namun dari apa yang telah dilakukannya. Karena itu, mari gunakan bibir dengan sebaiknya hanya untuk memuliakan TUHAN. (rsnh) 

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...