Renungan hari ini:
“SEGALANYA DARI TUHAN DAN UNTUK TUHAN”
1 Tawarikh 29:11 (TB) "Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala"
1 Chronicles 29:11 (NET) "O Lord, you are great, mighty, majestic, magnificent, glorious, and sovereign over all the sky and earth! You have dominion and exalt yourself as the ruler of all"
Apa yang kita miliki sekarang bersumber dari TUHAN. TUHAN adalah sumber kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan sehingga penulis Kitab 1 Tawarikh ini mengakui bahwa TUHAN adalah yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kesuksesan, ketenaran, kemakmuran dan kemasyuran merupakan dambaan dan harapan setiap orang. Siapa pun orangnya pasti sangat senang dan bangga bila namanya masuk Youtube atau di salah satu koran sebagai orang yang berhasil dalam karier dan pekerjaannya dan banyak orang mengacungkan jempol tangannya. Hatinya penuh kebahagiaan bahkan dengan terang-terangan mengatakan memang aku hebat dan layak atau pantas menerima pujian serta penghargaan seperti itu karena semua itu adalah hasil atau buah pekerjaanku, ketekunanku, kerajinanku dan keuletanku.
Hal ini persis seperti yang dikatakan Raja Nebukadnezar dalam kitab Daniel. Berkatalah Raja “Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?” (Dan. 4:30). Kita melihat begitu banyak kata “ku” diucapkan. Namun berbeda dengan kesaksian dan pernyataan Raja Daud. “Ya Tuhan punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bum! Ya Tuhan punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala” (1 Taw. 29:11).
Daud dalam perjalanan kehidupan tugasnya sebagai Raja Israel mengalami kemenangan dan keberhasilan menghadapi musuh-musuhnya bahkan ia menjadi seorang raja yang kaya raya, raja yang tersohor, terhormat, terpandang dan terkenal. Di tengah-tengah keberhasilan dan ketenarannya Daud tidak memegahkan diri dan tidak tinggi hati. Ia sadar bahwa segala kebesaran, keagungan, kehormatan, kejayaan, kemasyuran, semuanya adalah berasal dari Tuhan saja. Allah yang berkuasa atas segalanya dan layak menerima hormat, pujian dan kemuliaan.
Nas ini merupakan bagian dari nyanyian pujian Daud yang disampaikan kepada Tuhan, setelah dia bersama-sama dengan umat Israel memperseiapkan segala yang dibutuhkan untuk pembangunan Bait Suci di Yerusalem. Kini Daud mengarahkan perhatiannya pada Allah yang telah menyukseskan persiapan pembangunan Bait Suci. Di depan seluruh jemaah, Daud memuji Allah karena segala hal yang telah diberikan-Nya bagi Daud.
Meskipun Daud yang mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan bagi pembangunan Bait Suci itu, namun dia tidak mengambil kesempatan untuk membesarkan dirinya sendiri. Sebaliknya dia mengaku dan mengatakan terpujilah Engkau ya Tuhan. Mengapa Allah layak dipuji? Karena Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, kemashyuran dan keagungan. Bahkan Tuhan diakui melebihi segala-galanya, Tuhan yang punya kerajaan. Pengungkapan ini menunjukkan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (ay. 11a-c). Allah juga dipuji karena kedaulatan-Nya yang dinyatakan melalui kerajaan Israel (ay. 11d).
Nas hari ini mengingatkan kita kebaikan Tuhan, layaklah kita mengikuti pengakuan Daud, karena tak terhitung kebaikan Tuhan yang kita terima. Karena itu, Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk:
Pertama, muliakan dan agungkanlah Tuhan atas segala yang kita miliki hari ini. Daud tidak lupa diri walaupun dia memiliki kesempatan untuk membanggakan dirinya atas prestasi yang dia capai dalam memperisapkan yang perlu untuk pembangunan bait suci. Namun dia tetap memuliakan Tuhan. Demikian jugalah dengan kita, jika kita mencapai apa yang kita cita-cita, tetaplah rendah hati, jangan lupakan Tuhan, tetapi muliakanlah Dia atas apa yang kita raih dalam hidup ini. Tetaplah rendah hati, sebanyak apapun yang kita miliki, atau sehebat apapun posisi dan jabatan yang kita duduki saat ini.
Kedua, percayakan hidupmu hanya kepada Tuhan. Nas ini menyadarkan kita bahwa hanya Tuhan pemilik segalanya dan dari Dialah kita memperoleh segala yang kita harapkan dalam hidup ini. Oleh karena ini, marilah kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada Tuhan. Kita berusaha sambil berdoa dan berserah pada bimbingan dan pemeliharaan Tuhan.
Daud hanya bersyukur dan memuji Nama Allah yang agung itu. kekayaan dan kedudukan yang dimiliki berasal dari Tuhan, dan jika bisa memberi persembahan untuk pembangunan rumah Tuhan, semuanya adalah dari Tuhan. Pernyataan yang sama diucapkan oleh Paulus dalam Roma 11:36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” Karena itu, mari sadari bahwa segala yang kita miliki, entah itu harta, talenta, posisi, kedudukan, kesehatan bahkan kesempatan adalah berasal dari Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN