Senin, 06 Januari 2020

Renungan hari ini: BERJALAN DI DALAM TERANG TUHAN

Renungan hari ini:

BERJALAN DI DALAM TERANG TUHAN



Yesaya 2:5 (TB) "Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!"

Isaiah 2:5 (NET) "O descendants of Jacob, come, let us walk in the Lord’s guiding light”

Berjalan di dalam terang TUHAN memastikan jalan kita akan terarah dan mudah dilalui. Karena hanya dalam teranglah manusia dapat melihat. Dan hanya dalam teranglah, manusia dapat percaya diri dalam menentukan langkahnya. Itu berarti, berjalan dalam terang Tuhan akan membuat kita berani melangkahkan kaki. Dalam gelap, yang kita lakukan hanyalah meraba-raba. Dalam gelap yang ada hanyalah kegamangan, keragu-raguan. Dalam terang Tuhan berarti juga Tuhanlah yang menerangi jalan kehidupan kita. Dengan kata lain, Tuhanlah menunjukkan jalan-jalan-Nya kepada kita. Ketika mengambil keputusan, kita mengambil keputusan berdasarkan terang Tuhan. Itu berarti pula kita hidup dalam terang Tuhan! 
  
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah hidup dalam terang Tuhan itu? Hidup bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan kegiatan konkret sehari-hari. Hidup dalam terang Tuhan harus maujud dalam tindakan-tindakan konkret.  Yesaya menyatakan akan ada masa di mana orang-orang akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Pedang dan tombak sebagai alat perang itu tidak lagi disimpan untuk dipakai di masa perang, tetapi diubah menjadi alat-alat pertanian. 

Hidup di dalam terang TUAHN berarti ada perubahan bentuk berdasarkan perubahan sikap manusia. Dari alat perang menjadi alat produksi. Dari alat yang membinasakan (pedang), menjadi alat yang menumbuhkan (mata bajak). Dari alat pembunuh (tombak) menjadi alat pemelihara (pisau pemangkas).  Pada titik ini, hidup tak lagi diisi dengan keinginan untuk menghancurkan, tetapi membangun; bukan mematikan, tapi menghidupkan; dan bukan untuk merampas kehidupan, tetapi untuk memberi kehidupan kepada pihak lain. Inilah salah satu tindakan konkret demi tercapainya damai sejahtera. Juga di bumi Indonesia ini. 

Hidup di dalam terang TUHAN hanya akan terjadi tatkala orang mampu berkata satu sama lain: ”Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” (Mzm. 122:1). Pergi ke rumah Tuhan menyiratkan bahwa setiap orang memang punya kerinduan ke rumah Tuhan. Itu berarti hidup yang mengarah kepada Allah. Allahlah yang menjadi pusatnya! Karena itu, saat kita berada di rumah TUHAN hindarilah bersikap semaunya termasuk juga dunia ini, sesungguhnya juga, rumah Tuhan. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...