Rabu, 25 Januari 2023

Renungan hari ini: “TUHAN MEMBUAT SEGAR ORANG LELAH” (Yeremia 31:25)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN MEMBUAT SEGAR ORANG LELAH”


 

Yeremia 31:25 (TB) "Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas" 

 

Jeremiah 31:25 (NET) "I will fully satisfy the needs of those who are weary and fully refresh the souls of those who are faint"

 

Tubuh yang Lelah membutuhkan istirahat yang cukuk untuk kembali mendapatkan kesegaran. Tubuh yang lelah juga membutuhkan asupan energi dan vitamin untuk dapat memulihkan kembali tenaga baru dan kekuatan yang baru. Tuhan telah memberi kesempatan bekerja selama siang, dan waktu istirahat pada malam hari untuk pemulihan tubuh yang lelah. Pada malam hari Tuhan akan memberikan kekuatan baru sehingga pada saat pagi hari kita bangun kita kembali segar untuk melanjutkan karya nyata kita.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang bisa membuat kita merasa segar kembali? Jawaban bisa berbeda bagi setiap orang. Ada yang kembali merasa segar dengan mandi, ada yang minum segelas es teh atau sirup maupun juice, ada yang kembali segar dengan beristirahat atau bersantai, ada pula yang dengan jalan-jalan, berlibur atau mungkin pergi fitness. Apapun bentuknya, satu hal yang pasti adalah bahwa tubuh kita butuh disegarkan kembali setelah kita banting tulang atau capai otak dalam bekerja sehari-hari. Jika tidak, maka kita akan mengalami burn-out, kehilangan gairah kerja, fatique atau kelelahan sehingga kualitas pekerjaan pun menjadi tidak maksimal. Tidak itu saja, kita pun bisa mudah jatuh sakit karena kondisi tubuh yang tidak fit. Wajah menjadi muram, sulit tersenyum dan mudah marah. Itupun merupakan gejala biasa dari orang-orang yang terlalu lelah bekerja tanpa punya waktu untuk menyegarkan diri kembali. Jangankan tubuh, berbagai peralatan elektronik pun butuh dicharge agar bisa berfungsi normal. Blackberry, iPad, iPhone, telepon selular, laptop, netbook atau bahkan raket anti nyamuk dan alat-alat lainnya semuanya harus dicharge kalau kita mau terus mempergunakannya. 

 

Tidak hanya tubuh, tapi kondisi rohani, roh dan jiwa kita pun sama-sama membutuhkan penyegaran kembali. Setiap hari kita terus berperang baik melawan berbagai keinginan daging dari diri sendiri maupun berbagai godaan iblis yang terus berusaha untuk menjatuhkan kita. Kondisi ini terus menerus menghabiskan energi, dan jika tidak dijaga, keadaan rohani kita pun bisa kehabisan tenaga dan lama-lama kering kemudian mati. Betapa berbahayanya jika kita membiarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Di saat mengalami kekeringan, jiwa kita tidak lagi punya daya tahan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa melemahkan bahkan menghancurkan kondisi spiritual kita. Tubuh butuh disegarkan, jiwa pun demikian juga.  

 

Daud mengatakan bahwa orang yang mencintai Taurat Tuhan dan mau merenungkannya siang dan malam akan "seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" (Mzm. 1:1-3). Tidak akan layu, terus berbuah dan berhasil dalam segala yang dilakukan. Seperti itu karakter pohon-pohon yang tumbuh di pinggiran sungai. Pohon-pohon ini terus segar karena berada dekat air yang mengalir terus menerus di tempat dimana pohon itu tumbuh. Kondisi tubuh kita bisa kita jaga dengan menjaga pola makan, berolahraga atau kembali disegarkan dengan mengambil waktu-waktu beristirahat, bersantai atau berlibur, tetapi untuk menjaga kebugaran rohani kita butuh asupan firman Tuhan setiap hari. Firman Tuhan akan selalu menguatkan, meneguhkan, memberi kelegaan, dan menyegarkan! Itu tertulis dalam Mazmur: "Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman" (Mzm. 19:8). Firman Tuhan mampu menjawab kebutuhan akan kesegaran jiwa.

 

Hidup di dunia yang sulit ini akan membuat stamina rohani kita terus terkuras dengan cepat. Karenanya kita sangat membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya kembali segar, seperti jika anda merasa lemas kepanasan kemudian bertemu dengan air yang segar. "Percikan" firman Tuhan akan mengembalikan kesegaran jiwa kita. Dalam Yesaya kita bisa melihat bahwa Tuhan tahu kebutuhan kita akan hal itu dan kabar baiknya Dia berjanji untuk menyediakan itu untuk ita. "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai" (Yes. 44:3-4). Pengenalan yang mendalam akan Tuhan yang dibangun secara terus menerus pun akan memberikan kita kesegaran seperti ini. Dalam Hosea kita bisa melihat ayat yang menerangkan hal itu. "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi" (Hos. 6:3) Setelah mengalami kemarau panjang, tidakkah curah hujan akan membuat semuanya menjadi segar kembali? Seperti itulah janji Tuhan untuk kita yang mau bersungguh-sungguh mau mengenal-Nya.

 

Adalah sangat penting bagi kita untuk terus membekali jiwa kita dengan firman Tuhan. Daud tahu bagaimana bahagianya jika ia tetap berada dekat dengan firman Tuhan yang penuh dengan kuasa. Bacalah Mazmur 119 di mana Daud menyebutkan dengan detail mengenai bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berkali-kali pula Daud memberikan testimoni dari pengalamannya hidup dekat dengan firman Tuhan. Salah satunya berbunyi seperti ini: "Aku mendapatkan kebahagiaan dalam mentaati perintah-perintah-Mu" (Mzm. 119:55). Jiwa kita bisa mengalami kekeringan. Karena itu tetaplah dekat dengan firman Tuhan.  Jika kita merasa jiwa kita mulai dahaga atau mengalami kekeringan, firman Tuhan adalah hal yang anda butuhkan. Tetap segarkan jiwa dengan firman Tuhan agar kita tetap punya daya tahan yang kuat untuk menghadapi segala tantangan dan kesulitan setiap hari. Karena itu, segarkanlah tubuh dan jiwa kita selalu agar kita menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan TUHAN. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BIARLAH SELURUH UMAT MENGATAKAN: AMIN” (Mazmur 106:48)

 Renungan hari ini:

 

“BIARLAH SELURUH UMAT MENGATAKAN: AMIN”


 

Mazmur 106:48 (TB) "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!"

 

Psalms 106:48 (NET) "The Lord God of Israel deserves praise, in the future and forevermore. Let all the people say, “We agree! Praise the Lord!”

 

Kata kunci dalam nas hari ini adalah “Amin”. Pemazmur mengajak umat Israel untuk mengatakan pujian bagi Allah Israel dengan mengatakan “Amin, Haleluya”. Hal ini menunjukkan bahwa sang Pemazmur hendak berbicara tentang keinginan untuk “Berjalan di Dalam” (Derekh Emunah). Makna frasa ini sangat luas sekali: bisa bermakna "jalan kebenaran" atau "jalan kesetiaan" atau "jalan ketegasan," atau "jalan pilihan hidup yang pasti." Kata Ibrani דֶּרֶךְ (derech) secara harfiah berarti "jalan", "tujuan," atau "arah" pada satu “ketegasan/kepastian” (Emunah) yang berdasarkan ungkapan yang sangat terkenal, yaitu: “Amen” (אָמֵן)  yang memiliki sifat "kuat, stabil," dan "andal."

 

Kata “Amen” memiliki konotasi kebenaran dan kesetiaan, dan terjemahan yang sering kita baca dalam King James Version adalah “Verily, verily”, “dengan sungguh-sungguh” (misalnya: Yoh. 16:23). Kata tersebut sering mengawali wacana Yesus dalam Injil Yohanes dan merupakan ungkapan keyakinan-Nya akan kekuasaan-Nya. Penggunaan dalam Injil ini mungkin lebih merupakan pencerminan kepercayaan Kristen. Dalam Wahyu 3:14, Tuhan Yesus sendiri disebut “Sang Amin” (ho amên). Kata Yunani untuk “Amen” ini adalah transliterasi dari kata Ibrani tsb, yaitu: ἀμήν - “Amen” dan diterjemahkan dengan "sungguh" dalam rumusan yangg berulang-ulang, “Sesungguhnya (amin), Aku berkata kepadamu”. 

 

Jika kita ingin mendalami makna dan pengertian kata “Amen” dalam Perjanjian Lama (PL), maka kita akan mendapatkan beberap arti kata “Amen”, yakni:

 

Pertama, kata “Amen” digunakan sebagai respons penerimaan akan deklarasi janji kepada Allah agar terlepas dari kutukan Allah. Sebagai rumusan yg mengandung jawaban, dengan mana si pendengar mengakui sahnya suatu sumpah atau kutuk dan menyatakan dirinya bersedia menerima akibat-akibatnya (Bil. 5:22; Ul. 27:15 dab; Neh. 5:13; Yer. 11:5). 

 

Kedua, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan atas formulasi kata-kata pujian kepada Tuhan atau berkat, dan sering diulangi untuk memberi tekanan. Kata "Amin" ini sebagai respon atas pendengaran lagu nyanyian puji-pujian kepada Allah (1 Taw. 16:36; Mzm. 41:13, 14, 72:19; 89:52, 106:48).

 

Ketiga, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan dan untuk menyambut suatu pengumuman atau suatu nubuat tentang hal yang baik (1 Raj. 1:36; Yer. 28:6). 

 

Keempat, kata “Amen” digunakan sebagai gelar yang mewakili atribut atau karakter Tuhan (Yes. 65:16).

 

Selain itu, kita juga perlu melihat makna dan penggunaan "Amin" dalam Perjanjian Baru (PB), yakni:

 

Pertama, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan setelah seseorang mengucapkan formulasi pujian (doksologi) kepada Allah (Mat. 6:13).

 

Kedua, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk kepastian atas nubuat yang disampaikan (Mat. 26:21).

 

Ketiga, kata “Amen” digunakan sebagai gelar yang mewakili karakteristik Tuhan Yesus Kristus (Why. 3:14).

 

Keempat, kata “Amen” digunakan sebagai konfirmasi atas pengucapan formula berkat (Rm. 15:33).

 

Kelima, kata “Amen” digunakan sebagai sebuah kesimpulan dan keteguhan dari sang penulis (Mrk. 16:20).

 

Pemakaian kata “Amen” oleh Tuhan Yesus Kristus pada permulaan sabda-Nya, sering diterjemahkan “sesungguhnya”(mis. Yoh. 3:3, 8:58, Mat. 11:11, 26:21,34, Luk. 23:43, dll), adalah unik dan rupanya berarti bahwa Ia berfirman dengan kekuasaan sebagai Mesias, sesuatu yang tak pernah dapat dilakukan oleh ahli-ahli Taurat maupun rabbi. Itulah sebabnya mengapa dalam Dia janji-janji Allah dapat dipercayai dan pasti akan dipenuhi (2 Kor. 1:20); karena itu Ia dapat disebut "Sang Amin" (Why. 3:14).

 

Menariknya, secara Gematria Ibrani, kata Ibrani אָמֵן - “Amen”, Alef (1) – Mem (40) – Nun (50)  memiliki jumlah = 91.Dan, ini adalah jumlah dari Nama Allah:

אֲדֹנָי – “Adonay”, Alef (1) – Dalet (4) – Nun (50) – Yod (10)  jumlah = 65

יְהֹוָה - “Yehowah”, Yod (10) – He (5) – Vav (6) – He (5), jumlah = 26

Total = 65 + 26 = 91 

 

Allah pun di dalam Perjanjian Lama disebut sebagai אֱלֹהֵי אָמֵן – “ELOHEY AMEN”, "Allah yang setia", atau "Allah kebenaran" atau "Allah yang pasti/dapat dipercaya." Bandingkan dengan nama/gelar "Amin" yang dikenakan kepada Tuhan Yesus Kristus di dalam Wahyu 3:14. Telah kita ketahui bahwa di dalam PB ungkapan "Amin" merupakan "penegasan", "kebenaran", "keadaan sesungguhnya", dan "demikianlah adanya" (Mat. 16:28; Luk. 9:27). Karena itu, marilah memahami dan meyakini kata “Amin” sebagai bentuk pengakuan kita akan keberadaan Allah di dalam seluruh doa permohonan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...