Renungan hari ini:
SESAT JIKA TIDAK MENGERTI KITAB SUCI
Matius 22:29 (TB) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!"
Matthew 22:29 (NET) Jesus answered them, “You are deceived, because you don’t know the scriptures or the power of God”
Sebagai orang percaya sejatinya kita harus percaya pada Kitab Suci. Karena dari Kitab Sucilah sumber iman dan pengajaran iman bagi kita. Dengan belajar isi Kitab Suci maka kita akan beroleh hikmat dan kekuatan dari TUHAN. Memang harus diakui ada banyak kesulitan dan rintangan bagi kita untuk memahami isi Kitab Suci dengan baik dan benar. Untuk mengerti Kitab Suci, kita perlu mempelajari Firman Tuhan dengan tekun, serta berdoa meminta petunjuk Roh Kudus. Sehingga kita dapat memahami Kitab Suci dengan penafsiran yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jika kita tidak mau belajar dengan tekun dan baik akan isi Kitab Suci maka dengan mudah kita bisa disesatkan. Penyesatan yang sering terjadi dalam pemahaman isi Kitab Suci adalah:
Pertama, adanya kelompok yang berusaha menambahkan Kebenaran Kitab Suci. Padahal dalam Kitab Suci sudah dikatakan, “Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta (Ams. 30:6).
Bahkan penulis kitab Wahyu juga mengatakan, “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini (Why. 22:18).
Kedua, adanya kelompok yang berusaha mengurangi Kebenaran Kitab Suci.
Penulis kitab Wahyu berkata, “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini” (Why. 22:19).
Bentuk penyesatan ini adalah dengan meniadakan ajaran-ajaran tertentu yang ada dalam Alkitab.
Ketiga,adanya kelompok yang hanya menekankan sebagian Kebenaran Kitab Suci. Penulis Yakobus berkata, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya (Yak. 2:10). Ajaran ini tidak mengajarkan kebenaran Alkitab secara utuh dan seimbang. Yesus pernah mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka begitu menekankan hukum-hukum agama, namun mengabaikan esensi dari hukum itu, yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.
Dalam kehidupan modern ini berkembang banyak ajaran yang tidak seimbang, misalnya Teologi Kemakmuran. Teologi ini menitikberatkan bahwa orang Kristen sejati pasti kaya, sehat serta diberkati melimpah. Kemiskinan dipandang sebagai kutuk dan orang Kristen yang miskin berarti kurang iman. Ukuran kekristenan diukur dari kesuksesan materi. Hal ini mendorong banyak orang untuk mengikut Yesus hanya demi mencari kekayaan materi. Padahal kemakmuran yang dibicarakan Alkitab bukan hanya berbicara melulu tentang hal materi. Dan selain berbicara tentang kemakmuran, Alkitab juga banyak berbicara tentang penderitaan. Jadi penekanan yang tidak seimbang terhadap suatu kebenaran akan menyesatkan.
Alkitab banyak berbicara tentang hal-hal yang harus diajarkan secara lengkap dan seimbang. Misalnya tentang buah roh dan karunia roh, berkat dan kutuk, hal rasional dan supranatural, ibadah korporat dan ibadah individu, dan lain lain. Kebenaran yang tidak lengkap akan menyesatkan.
Karena itu, marilah memahami isi Kitab Suci dengan baik dan seimbang agar kita tidak mudah disesatkan. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini