Minggu, 13 Oktober 2019

Renungan hari ini: DULU BUTA, SEKARANG MELIHAT

Renungan hari ini: 

DULU BUTA, SEKARANG MELIHAT



Yohanes 9:25 (TB) Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat" 

John 9:25 (NET) He replied, “I do not know whether he is a sinner. I do know one thing – that although I was blind, now I can see”    

Nas hari ini hendak berbicara bukan cuma kebutaan jasmani, tetapi juga  kebutaan secara rohani. Bicara soal orang yang berjalan di dalam kegelapan tidak bisa melihat terang, tapi kemudian berjumpa dengan Yesus yang adalah terang, yang bisa memelekkan mata yang buta. Tetapi di sini yang mengalami dicelikkan bukan si orangtua melainkan anaknya, maka waktu orangtua musti bersaksi tentang anaknya, mereka cuma bisa bersaksi bahwa anaknya itu tadinya buta, sekarang bisa melihat; “... tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri" (ay. 20b). Memang seseorang tidak bisa bersaksi akan pengalaman orang lain yang sangat pribadi dengan Tuhan; orang itu sendirilah yang bisa bersaksi. Kita tidak bisa mewakili kesaksian pengalaman rohaninya orang lain dengan Tuhan, tentang bagaimana dia dicelikkan dari kebutaan rohani; yang bisa bersaksi tentu orang itu sendiri. Dan betul juga waktu orangtuanya itu mengatakan “tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa”, karena memang orang buta ini sudah dewasa, usianya lebih dari 13 tahun (usia Bar Mitzvah), ibaratnya sudah selesai katekisasi sudah di-sidi, disebut sebagai anak Taurat. Dengan demikian dia bertanggung jawab secara legal, tidak perlu diwakili orangtuanya. Jadi dalam hal ini, betul juga perkataan orangtuanya.

Tetapi Yohanes kemudian menambahkan: “Orangtuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi” (ay. 22a). Dari sini kita melihat 2 macam orang; ada orang yang berani bersaksi tentang Kristus –seperti orang buta yang disembuhkan ini—tapi ada juga orang yang takut. Takut bersaksi, takut mengakui identitas, dsb. Hal ini sampai sekarang masih relevan; kita juga mungkin hidup di dalam ketersembunyian identitas karena sepertinya lebih aman, lebih bisa diterima di mana-mana kalau orang tidak tahu kita ini pengikut Kristus. Jadi di sini Yohanes mau mengajak pembacanya –dan pembaca Yohanes pastinya sangat tahu akan poin ini-- untuk mengetahui artinya “harga mengikut Kristus”. Waktu mengikut Kristus, ada harga pengikutan yang harus dibayar. Ini bukan mengikut Kristus yang kemudian kita mendapat fasilitas ini itu, mendapat semua yang baik-baik, yang menyenangkan, yang membuat kita makin nyaman, dsb. Mengikut Kristus berarti ada resiko; dan pembaca Yohanes sangat mengenal resiko tersebut.

Apakah arti dari kalimat “aku dulu buta, sekarang melihat”? Maksudnya: dulu saya berjalan dalam kegelapan, saya melihat yang dipermuliakan oleh dunia; setelah saya mengenal Kristus, sekarang saya bisa melihat itu semua sebetulnya sampah, dan berkata bersama Paulus ‘segala sesuatu kuanggap rugi setelah aku mendapatkan Kristus’. 

Sekarang bisakah kita mengatakan seperti ini? Ataukah kita tertariknya dengan yang dulu? Kalau seperti itu, berarti kita tetap buta. Kalau dulu tertarik uang, sekarang juga tertarik uang, ya, berarti buta, tetap dalam kegelapan. Kalau dulu sangat mati-matian mencari cara supaya orang bisa mencintai dan menerima diri kita, lalu sekarang --setelah katanya kenal Kristus-- tetap mencari human approval, ya, berarti tetap buta. Kalau seperti itu, jadinya dulu aku buta, sekarang pun tetap buta juga. Tidak ada kesaksian apa-apa. Tetapi orang ini bisa mengatakan, “dulu aku buta, sekarang aku melihat; satu hal aku tahu, bahwa tadinya aku buta berjalan dalam kegelapan, sekarang aku bisa melihat terang”. Di dalam Kristus, kita mendapat terang itu, melihat kemuliaan Kristus sebagai yang lebih menarik daripada semua yang lain. Karena itu, marilah berubah dari yang dulu buta tetapi sekarang melihat kemuliaan Allah. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...