Rabu, 31 Mei 2023

Renungan hari ini: “ORANG FASIK SEPERTI LAUT BERGELOMBANG” (Yesaya 57:20)

 Renungan hari ini:

 

“ORANG FASIK SEPERTI LAUT BERGELOMBANG”



Yesaya 57:20 (TB) "Namun orang-orang fasik adalah seperti laut yang bergelombang sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya mengempaskan sampah dan kotoran" 

 

Isaiah 57:20 (NET) "But the wicked are like a surging sea that is unable to be quiet; its waves toss up mud and sand"

 

Secara kontekstual, ayat ini terletak dalam bagian nubuat yang mengungkapkan hukuman Allah terhadap orang-orang yang hidup dalam dosa dan murtad. Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yesaya mengungkapkan penghakiman Allah terhadap mereka yang melakukan penyembahan berhala dan mempersembahkan korban di tempat-tempat yang tidak layak. Ia juga mengecam ketidaksetiaan umat Israel terhadap Allah dan praktik-praktik spiritual yang tidak benar.

 

Perumpamaan laut yang bergelombang digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan dan ketidaktenangan orang-orang fasik. Laut yang bergelombang secara alami tidak dapat tetap tenang dan stabil. Gelombang-gelombang yang kuat dan tidak terduga dapat menghempaskan sampah dan kotoran ke pantai. Demikian pula, orang-orang fasik dalam kehidupan mereka yang tidak benar dan penuh dosa cenderung hidup dalam ketidakstabilan dan kekacauan. Mereka tidak dapat menemukan kedamaian atau ketenangan yang sejati.

 

Perumpamaan ini menggambarkan bahwa kehidupan orang-orang fasik akan dihantui oleh konsekuensi negatif dari perbuatan mereka sendiri. Meskipun mereka mungkin tampak kuat atau berkuasa dalam jangka pendek, pada akhirnya, mereka akan dihadapkan pada kehancuran dan kesulitan sebagai akibat dari kelakuan mereka yang jahat. Dalam konteks spiritual, perumpamaan ini juga mengingatkan umat Israel tentang perlunya kembali kepada Allah dan meninggalkan jalan-jalan jahat mereka. Hanya dengan berbalik kepada Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, mereka dapat menemukan kedamaian sejati dan kehidupan yang berarti.

 

Maksud dan tujuan penulis Yesaya dalam mengatakan perumpamaan "Namun orang-orang fasik adalah seperti laut yang bergelombang sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya mengempaskan sampah dan kotoran" adalah:

 

Pertama, menggambarkan ketidakstabilan dan kekacauan. Perumpamaan laut yang bergelombang menggambarkan kehidupan orang-orang fasik yang tidak dapat tetap tenang atau stabil. Mereka hidup dalam kekacauan, tanpa kedamaian atau ketenangan yang sejati. Tujuan dari perumpamaan ini adalah untuk menyampaikan bahwa hidup dalam dosa dan kejahatan tidak membawa kebahagiaan atau kepuasan yang abadi, tetapi hanya menyebabkan ketidakstabilan dan kekacauan.

 

Kedua, menggambarkan konsekuensi negatif. Arus laut yang bergelombang mengempaskan sampah dan kotoran ke pantai. Dalam hal ini, perumpamaan tersebut menggambarkan akibat negatif dari perbuatan orang-orang fasik. Hidup dalam dosa dan kejahatan akan membawa konsekuensi yang merugikan dan membuang-buang, seperti halnya sampah dan kotoran yang terempas ke pantai oleh gelombang. Tujuannya adalah untuk mengingatkan orang-orang akan konsekuensi dari perbuatan mereka dan mendorong mereka untuk meninggalkan jalan-jalan jahat tersebut.

 

Ketiga, mengajak untuk bertobat. Salah satu tujuan utama Yesaya sebagai nabi adalah untuk memanggil umat Israel untuk bertobat dari dosa mereka dan kembali kepada Allah. Dalam konteks ini, perumpamaan tersebut dimaksudkan untuk menyadarkan orang-orang fasik akan kehidupan mereka yang tidak benar dan mendorong mereka untuk merenungkan jalan-jalan mereka. Dengan menggambarkan ketidakstabilan dan konsekuensi negatif dari hidup dalam dosa, penulis berharap agar orang-orang fasik tersebut menyadari perlunya perubahan dan mengambil langkah untuk bertobat. Dengan demikian, melalui perumpamaan ini, penulis Yesaya ingin menyampaikan pesan moral dan spiritual kepada umat Israel serta orang-orang pada umumnya, untuk memperingatkan mereka tentang bahaya dan konsekuensi hidup dalam dosa dan kejahatan, serta mengajak mereka untuk mencari kedamaian, kestabilan, dan keselamatan dalam hubungan dengan Allah.

 

Nas hari ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal, yakni:

 

Pertama, ketidakstabilan hidup dalam dosa. Perumpamaan tentang laut yang bergelombang menggambarkan ketidakstabilan hidup orang-orang fasik. Ini adalah peringatan bagi kita bahwa hidup dalam dosa dan kejahatan tidak akan membawa kedamaian atau kestabilan yang sejati. Sebaliknya, kehidupan tersebut cenderung dipenuhi dengan kekacauan, konflik, dan ketidakpuasan.

 

Kedua, konsekuensi dari perbuatan jahat. Arus laut yang mengempaskan sampah dan kotoran ke pantai adalah gambaran konsekuensi negatif dari perbuatan jahat. Pernyataan ini mengajak kita untuk merenungkan tentang dampak dan akibat dari tindakan kita. Setiap perbuatan jahat yang kita lakukan tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga pada lingkungan dan orang di sekitar kita. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam tindakan kita dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

 

Ketiga, kebutuhan untuk bertobat. Pernyataan ini mengingatkan kita akan pentingnya bertobat dari dosa dan kembali kepada Allah. Hidup dalam dosa tidak hanya membawa kekacauan dan konsekuensi negatif, tetapi juga memisahkan kita dari hubungan yang sehat dengan Tuhan. Oleh karena itu, penulis Yesaya mengajak kita untuk merenungkan tentang keadaan kita dan mengambil langkah-langkah untuk bertobat, meninggalkan jalan-jalan jahat, dan mengembalikan hubungan kita dengan Allah.

 

Keempat, pencarian kedamaian yang sejati. Dalam perumpamaan ini, laut yang bergelombang juga melambangkan kehidupan yang tidak memiliki kedamaian sejati. Ini mengajak kita untuk merenungkan tentang kebutuhan kita akan kedamaian batin dan ketenangan yang hanya dapat ditemukan melalui hubungan yang benar dengan Allah. Kita perlu mencari kedamaian dalam hidup kita dengan menjauhi dosa dan mendekatkan diri kepada Allah yang memberikan kedamaian sejati. Karena itu, nas hari ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup yang benar, menjauhi dosa, dan menjalani hidup yang berlandaskan pada nilai-nilai moral dan spiritual. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Hari Lahirnya Pancasila

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...