Jumat, 17 Mei 2019

Renungan hari ini: ORANG JATUH BANGUN KEMBALI

Renungan hari ini: 

ORANG JATUH BANGUN KEMBALI



Yeremia 8:4 (TB) Engkau harus mengatakan kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN: Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali?" 

Jeremiah 8:4 (NET) The Lord said to me, “Tell them, ‘The Lord says, Do people not get back up when they fall down? Do they not turn around when they go the wrong way?” 

Orang yang jatuh pasti memiliki keinginan untuk bangun kembali. Inilah sebuah harapan akan terjadinya sebuah pertobatan bagi diri seseirang. Apa yang kita pikirkan jika ditanya tentang pertobatan? Tentu kita bisa sepakat bahwa pertobatan berarti kembali ke jalan Tuhan yang benar dan tidak mengulang berbuat dosa. Namun dalam kenyataannya tindakan pertobatan itu tidaklah mudah. Banyak orang yang bertobat hanya di mulut saja atau sementara saja, dan kembali melakukan dosa jika gema pertobatan sudah tidak terdengar lagi. Demikianlah berulang kali terjadi pertobatan tetapi berulang kali juga kembali melakukan dosa, sehingga ada istilah orang Kristen tomat (tobat-kumat). Pertobatan yang sesungguhnya sering kali hanya sebatas keinginan hati tetapi sangat sulit untuk direalisasikan.

Sindiran pertobatan Allah sampaikan kepada bangsa Israel melalui nabi Yeremia. Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali? Pertanyaan ini bermaksud menyampaikan, bahwa ketika sudah diperingatkan masakan tidak ada pertobatan dari umat Israel ketika mereka telah berbuat dosa dan menyimpang dari jalan Allah? Hukuman telah menanti sebagai upah dari ketidaktaatan mereka, dan hanya dengan cepat bertobat mereka akan terhindar dari hukuman. 

Sindiran serupa juga disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada Petrus tentang hal mengasihi diri-Nya, bahkan sampai tiga kali Tuhan Yesus menanyakan hal yang sama. Tentu ini menjadi sindiran bagi Petrus yang pernah menyangkali Yesus dan sekaligus memantapkan hati Petrus untuk menjadi pengikut-Nya. Sampai akhirnya Petruspun sadar, Tuhan tahu dan mengenal hatinya yang mengasihi Yesus. Kasihnya itu telah dibuktikannya dengan kesetiaannya menggembalakan domba-domba Allah, sesuai dengan perintah Yesus. Pertobatan Petrus dibuktikan dalam tindakan nyata, sampai akhir hidupnya ia setia memberitakan kabar baik dan menggembalakan umat Allah.

Tentu tidak ada kata terlambat untuk sebuah pertobatan. Oleh karena itu marilah mulai sekarang kita berkomitmen untuk sungguh-sungguh bertobat. Buktikanlah kasih kita kepada Tuhan dengan selalu melakukan perintah-Nya seumur hidup kita.

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...