Kotbah Minggu 8 Setelah Trinitatis
Minggu, 25 Juli 2021
"ALLAH MEMELIHARA UMATNYA”
Kotbah: 2 Raja-raja 4:42-44 Bacaan: Yohanes 6:25-35
Minggu ini kita akan memasuki Minggu kedelapan setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Allah Memelihara Umat-Nya”. Pemeliharaan Allah atas kita tidak terbatas dan tidak terprediksi. Allah bebas mengunakan metode apa pun dan cara apa pun untuk memelihara umat-Nya.
Dalam perikope kotbah Minggu ini, kita melihat bagaimana Elisa sudah merasakan bagaimana Allah menolong dia dalam setiap masalah yang dia hadapi, mencukupkan segala kebutuhannya dan memelihara hidupnya. Inilah yang membuatnya semakin tunduk dan taat kepada perintah Allah.
Dalam teks ini dikatakan bahwa ada sebuah masalah. Seseorang datang kepada Elisa dengan membawa dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Elisa meminta orang tersebut untuk memberi makan kepada orang banyak yang ada di situ. Masalahnya adalah roti jelai hanya berjumlah dua puluh sementara jumlah yang harus diberi makan ada seratus orang. Apa jawab Elisa? “Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.” (ay. 43). Dan benar, pada ayat ke 44 dikatakan bahwa mereka menghidangkan roti tersebut di depan orang banyak itu, maka makanlah mereka dan ada sisanya sesuai firman Tuhan. Luar biasa.
Elisa sangat tahu siapa Allah yang dia sembah. Dia merasakan bahwa Allah sudah memelihara dia melalui perempuan Sunem itu. Dia sudah melihat mujizat yang dilakukan Allah kepada perempuan Sunem itu. Dia juga begitu taat akan firman Allah. Bagaimana dengan kita? Saking sibuknya, kita lupa membaca firman Tuhan. Menyelesaikan masalah dengan hanya mendengarkan apa kata orang dan tidak pernah meminta hikmat dari Tuhan. Kali ini kita diingatkan untuk membaca firman-Nya, karena melaluinya kita semakin mengerti akan kasih dan kuasa Allah, sehingga kita memiliki keyakinan bahwa Dia selalu bersama kita dalam menyelesaikan setiap masalah kita.
Elisa tahu bahwa dalam keadan ketiadaan makanan, Allah akan menolongnya untuk menjamu seratus orang dengan baik. Dengan peristiwa ini kita hendak diajar bahwa untuk menjamu orang jangan tunggu dulu kita dipenuhi bahan makanan yang banyak, melainkan berilah orang makan di saat apapun keadaan kita. Intinya, jika kita memiliki hati yang memberi, pada saat itulah kita dipenuhi oleh TUHAN.
Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang hendak kita lakukan agar Allah terus memelihara hidup kita?
Pertama, janganlah hidup egois, tetapi berbagilah dengan orang lain yang membutuhkan. Elisa tidak menolak pemberian orang kepadanya, tapi ia bukanlah seorang yang egois, karena itu, ia tidak memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri, tetapi ia mengatakan "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Orang-orang yang dimaksud tersebut memang tidak dijelaskan siapa, tetapi kalau melihat jumlahnya 100 orang maka diperkirakan itu adalah 2 kelompok para nabi. (2 Raj 2 : 16). Dan ini menunjukkan bagaimana Elisa memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesama para nabi.
Kedua, milikilah iman yang teguh kepada TUHAN. Melihat jumlah makanan yang ada tidak sebanding dengan orang yang akan memakannya maka si pelayan menanyakan "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" (2 Raj. 4 : 43) tetapi Elisa nabi itu memiliki iman yang teguh dan menyatakan "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." Keimanan Elisa ternyata mempengaruhi si pelayan, ia tidak lagi membantah, sekalipun awalnya ia berkata berdasarkan fakta dan logika, tetapi saat Elisa memerintahkan dan menyampaikan Firman Allah dia menurut dan menghidangkannya (2 Raj. 4 : 44) hingga terjadilah sesuai dengan yang di sampaikan oleh nabi Allah yaitu bersisa.
Bagaimana dengan kita pribadi lepas pribadi? Adakah secepat itu kita kita mau merubah pendirian kita di kala kita mendengar suara Tuhan yang disampaikan oleh hamba-Nya? Atau kah justru keimanan kita menjadi lebih lemah saat hamba Tuhan menyampaikan firman-Nya kepada kita? Kalau kita melihat
Ketiga, berilah dari apa yang kita miliki. Muzijat yang terjadi, ternyata Allah tidak meminta apa yang tidak kita miliki, tetapi apa yang kita miliki. Apa yang dimiliki Elisa pada saat itu adalah 20 roti jelai, itulah yang diserahkannya kepada Allah hingga Allah mencukupkannya bahkan berlebih, Demikian halnya dengan seorang Janda dari salah seorang Nabi, yang mengadukan nasibnya kepada Elisa, bagaimana kemiskinan yang dihadapinya, dan bahkan sudah terlilit hutang, yang pertama yang ditanya Elisa adalah apa yang ada padamu? (2 Raj. 4: 2), si Janda bahkan mengatakan bahwa ia tidak mempunyai apapun lagi di rumahnya kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. Dan ternyata melalui itulah Elisa membuat muzijat untuk menolong janda tersebut. Demikian halnya saat Yesus memberi makan lima ribu orang Yesus berkata ”Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa” (Mrk. 6: 38a). Saat ini firman ini mengingatkan pada kita bahwa kita tidak perlu mengada-ada pada Tuhan, Tuhan bertanya Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa yang kaupunya di rumah. Kita mungkin menganggap anak-anak yang ada di rumah itu hal yang biasa, atau hanya ada sebuah sepeda di rumah dst.. tapi Elisa telah membuktikan bahwa dengan itu mujizat terjadi.
Hal lain, yang perlu kita pelajari mengapa Mujizat itu terjadi? jawaban klisenya pasti karena para si pembuat mujizat memiliki Iman yang teguh seperti Elisa, Elia, Yesus dst. Tapi kita coba melihat dari sisi yang lain. Mengapa Elisa mampu menghidupkan kembali anak seorang perempuan Sunem, tentu karena Elisa tergerak oleh keteguhan hati si perempuan Sunem yang tidak mau melepaskan kakinya, sekalipun Elisa telah memerintakan Gehazi hambanya untuk membawa tongkatnya, Yesus memberi makan 5.000 orang karena ia tidak mau mereka kelaparan ditempat sunyi dan hari sudah menjelang malam. Ternyata seluruh mujizat tersebut terjadi untuk kepentingan orang lain, bukan untuk kepentingan si pembuat mujizat, atau si pemohon. Dengan kata lain mujizat terjadi karena rasa kasih si pemohon/pembuat mujizat kepada orang-orang di sekitarnya. Janda nabi mendapatkan minyak yang tak henti keluar, karena Elisa tergerak oleh belas kasihan kepadanya, Perempuan Sunem mengalami mujizat anaknya hidup kembali karena Elisa berbelaskasihan melihat kesungguhan si ibu, Yesus berbelas kasihan kepada orang banyak yang telah lelah mengikutinya dan tidak memiliki makanan ditempat sunyi.
Kita harus memeriksa apa yang kita miliki dan menyerahkannya kepada Allah. Kita memiliki kasih kepada orang lain sebagai bukti kita mengasihi Allah.
Sekecil apapun iman yang kita miliki, bahkan seolah itu tidak berharga, tapi serahkanlah itu kepada Tuhan, maka melalui itu Tuhan akan memelihara kita, seperti Ia memelihara janda seorang nabi. Seberapa besar permasalahan yang kita hadapi, tapi coba berilah perhatian kepada orang lain, maka kasih itu akan mengalir dan Allah akan menolong kita mewujud nyatakan kasih itu kepada orang lain, dan saat itulah Mujizat terjadi dan Nyata dalam kehidupan kita.
RENUNGAN
Dari kisah pelayanan Elisa sebagai nabi yang tercatat memperlihatkan bahwa kebutuhan pribadi maupun umat-Nya tidak ada yang tidak dapat dipenuhi oleh Allah. Dari kisah pelayanan Elisa memperlihatkan pada kita bahwa Tuhan memelihara umat-Nya dan segala sesuatu berada di bawah kuasa Tuhan.
Sikap Elisa dalam menghadapi segala krisis yang terjadi memperlihatkan keyakinannya yang besar kepada Tuhan. Sehingga tidak pernah muncul kebimbangan dan ketakutan menghadapi segala sesuatu hal yang terjadi.
Elisa memerintahkan hambanya supaya taat dengan perintahnya untuk membagikan roti tersebut. Seperti yang kita ketahui tidak hanya cukup untuk seratus orang malah ada sisanya. Sesungguhnya Tuhan memperhatikan dan mencukupkan kebutuhan orang-orang yang mengikuti-Nya. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Tuhan pasti memelihara orang-orang yang percaya kepadaNya.
Kita dapat melihat bagaimana keyakinan Elisa dan juga keteguhannya meyakinkan hambanya didasarkan atas apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Kita diingatkan kembali ketika Tuhan Yesus mengatakan: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4). Maka dasar keyakinan kita adalah firman Allah, itulah yang memberikan kehidupan kepada kita. Yang dapat menjamin kehidupan kita hanyalah Tuhan. Sehingga jika kita ingin hidup, carilah Tuhan bukan mencari roti, karena dengan sendirinya orang yang mencari Tuhan sudah mendapatkan roti, sebab sumber roti yang menjadi kebutuhan fisik kita berasal dari firman yang keluar dari mulut Allah. “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Karena itu, percayalah kepada TUHAN maka Ia akan memelihara hidupmu. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN