Minggu, 24 Maret 2019

Renungan hari ini: SERAHKAN HIDUPMU KEPADA TUHAN

Renungan hari ini: 

SERAHKAN HIDUPMU KEPADA TUHAN



Mazmur 37:5 (TB) "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak" 

Psalms 37:5 (NET) "Commit your future to the Lord! Trust in him, and he will act on your behalf” 

Menyerahkan hidup kita kepada TUHAN berarti kita mengandalkan TUHAN bukan mengandalkan dirikita sendiri. Daud tidak mengandalkan kekuatan dan kekuasaanya sebagai raja ketika ia menghadapi masalah. Daud yakin, hanya dengan berseru dan menyerahkan hidupnya kepada Allah pasti ia akan mendapatkan pertolongan. Pengorbanan harus kita taruh di dalam tangan Tuhan sekalipun nyawa taruhannya, karena kita tahu kemenangan tanpa peperangan tidak akan terjadi. Allah berkata peperangan itu bukanlah milik kita, namun Allah yang akan berperang menggantikan kita. 

Dengan menyerahkan hidup kita kepada TUHAN, maka kita akan melihat kuasa Allah bekerja dalam persoalan kita. Jiwa dan raga harus kita serahkan kepada Tuhan. Kekuatiran itu dapat menyebabkan akibat buruk dalam hidup seseorang dan dapat menyebabkan kebungkukan. Amsal 12:25 berkata, “Kekuatiran dalam hati membungkukan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.”  

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang harus kita lakukan supaya Tuhan mau bertindak untuk mengatasi setiap persoalan kita?

Pertama, serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya (Mzm. 37:5). Pertolongan Tuhan terjadi bukan karena kita begitu banyak pengetahuan Firman yang kita miliki, tetapi cukup dengan percaya dan tidak perlu banyak pertimbangan. Tuhan juga sanggup untuk melepaskan kita dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Abraham sebagai nenek moyang bangsa Israel diluputkan oleh Allah  “Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka” (Mzm. 22:5). Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan di luputkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Kedua, berdiam dirilah di hadapan Tuhan (Mzm. 37:7). Arti berdiam diri ialah; berdoa dan menyembah Tuhan. Mencakup dua makna konotasi positif dan negatif. Jika berbicara konotasi negatif berdiam diri adalah tidak berbuat jahat atau jangan ada tindakan untuk berbuat jahat. Dengan kata lain berdiam diri mengandung makna kita harus berhenti dari kemarahan dan emosi yang berlebihan. Apakah marah itu dilarang? Sehingga Alkitab perlu menuliskan dengan kata “Jangan marah” Sebab Yesus pun pernah marah dan ekspresi kemarahan yang ditunjukan-Nya pada saat itu boleh dikatakan merusak. Yesus menjugkir balikan meja-meja penukar-penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati, tetapi mengapa Yesus bisa melakukanya dan seolah-olah kita memperbolehkan. Yesus marah tidak ada kebencian di dalam diri-Nya justru ada kasih sayang, sehingga jika Ia merusak sesuatu Dia tidak akan melukai hati orang. Dia mungkin kelihatan merusak, tetapi justru ke MahaKuasaan Allah dalam kemarahan Yesus itu menghadirkan pertobatan di dalam hati manusia. Kemarahan itu dapat menimbulkan dosa bagi manusia dan mulut kita bisa saja kelihatan berhenti marah, tetapi belum tentu hati kita bisa menerima. Tuhan akan membuat hidup manusia berkemenangan dengan penggenapan janji-janjiNya yang pasti. Janganlah pernah ragu akan ke Maha Kuasaan Tuhan yang sanggup untuk menolong dan melepaskan kita dari segala belenggu-belenggu persoalan. Karena itu, serahkanlah hidupmu kepada TUHAN maka Ia akan bertindak bagi kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...