Rabu, 22 Juni 2022

Renungan hari ini: “HAJARAN TUHAN BAGI KITA” (Yesaya 60:10)

 Renungan hari ini:

 

“HAJARAN TUHAN BAGI KITA”



 


Yesaya 60:10 (TB) "Orang-orang asing akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka akan melayani engkau; sebab dalam murka-Ku Aku telah menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk mengasihani engkau"

 

Isaiah 60:10 (NET) "Foreigners will rebuild your walls; their kings will serve you. Even though I struck you down in my anger, I will restore my favor and have compassion on you"

 

Mendengar kata “hajaran” pasti terbayang di benak kita suatu pukulan bertubi-tubi untuk melampiaskan amarah yang sedang memuncak, yang menimbulkan rasa sakit mendalam.  Tindakan menghajar ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menaruh dendam atau kebencian terhadap orang lain.

 

Dalam kekristenan tidaklah demikian.  Hajaran yang dilakukan Tuhan terhadap anak-anak-Nya bukanlah karena Ia tidak mengasihi kita, justru sebaliknya ini adalah bagian dari kasih-Nya.  "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak"  (Ibr. 12:6).  Tuhan menghajar kita bukanlah untuk melampiaskan amarah dan kebencian-Nya kepada kita, tetapi dengan maksud dan tujuan supaya kita memiliki kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat.  Tuhan mengasihi kita apa adanya, namun Ia tidak akan membiarkan kita tetap dalam keadaan yang “apa adanya”;  karena itu Ia akan memroses dan membentuk kita sampai kita menghasilkan buah-buah terbaik.

 

Emas murni selalu dihasilkan dari pemurnian dalam api yang memakan waktu cukup lama sampai semua kotoran dan ketidakmurnian yang terkandung di dalam logam itu terbakar habis.  Bagaimana perajin emas tahu bahwa kotoran di dalam emas habis terbakar?  Ialah ketika ia bisa melihat bayangan dirinya sendiri pada emas yang sedang dileburnya itu...  Hajaran Tuhan terhadap anak-anak-Nya hanyalah untuk memurnikan kita  "...sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu."  (Gal. 4:19).

 

Berapa lama Tuhan menghajar kita?  Sampai maksud dan tujuan-Nya tercapai, serta tergantung kerelaan hati kita untuk dibentuk Tuhan.  Semakin memberontak semakin lama proses yang harus kita jalani, seperti bangsa Israel yang harus mengalami hajaran Tuhan 40 tahun di padang gurun karena tegar tengkuk.  "Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu" (Mzm. 94:12).  Tuhan menghajar kita dengan tujuan untuk pemulihan, seperti "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi"  (Mzm. 126:1).

 

Dari nas hari ini kita dapat berefleksi bahwa setiap hal yang dibuat manusia, selalu mengandung konsekuensi. Firman Tuhan pun membenarkan bahwa “apa yang ditabur orang, itu juga yang akan di tuainya”. Israel dihukum Tuhan dibuang ke Babilonia karena berbuat dosa. Israel tidak hidup sebagai umat pilihan-Nya. Di negeri pembuangan merka merasakan penderitaan yang berat. Karena itu mereka menjadi putus asa dan kehilangan pengaharapan. Allah murka karena dosa dan pelanggaran mereka. Allah mendidik dan membentuk mereka untuk menjadi baik dan benar, agar mereka mampu hidup dalam identitas sebagai umat Tuhan. Seperti cambuk orang tua terhadap anak-anaknya yang nakal, demikianlah makna pembuangan itu bagi mereka. Proses pembentukan dan pembebasan mereka.

 

Sejalan dengan pembebasan, berkat Tuhan pun mengalir berkelimpahan dalam kehidupan mereka. Ada situasi baru (pembalikan kehidupan) yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dulu mereka ditindas, sekarang mereka dihormati. Orang-orang asing da raja—raja melayani mereka (ay. 10a). Korban-korban persembahan tersedia bagi mereka. Korban mereka pun diterima Allah sebagai korban yang berkenan kepadaNya (bnd. ay. 7). Kekayaan bangsa-bangsa mengalir dalam kehidupan mereka (ay. 10a, 11). Itulah keajaiban kasih karunia Tuhan dalam hidup mereka. Hidup yang dibebaskan adalah hidup yang diberkati, hidup yang berkelimpahan dengan anugerah-Nya.

 

Di saat kita jatuh dalam dosa, Allah berkenan “membuang” kita ke dalam berbagai pergumulan, persoalan dan penderitaan. Allah mengalami pembaruan hidup. Dengan pembaruan itu, kita dimampukan kembali hidup dalam identitass sebagai anak-anak-Nya. Itulah tujuan Allah menyelamatkan kita. Dalam kehidupan sebagai anak-anak-Nya, Ia memberkati kita. Kelimpahan anugerah-Nya mengalir dalam hidup kita baik jasmani maupun rohani, melalui orang-orang yang Tuhan pakai sebagai saluran berkat-Nya. Dalam kelimpahan berkat-Nya, hidup kita menjadi berkat bagi sesama dimanapun kita berada. Karena itu, terimalah hajaran TUHAN sebagai konsekuensi sikap dan tindakan kita yang tidak berkenan kepada-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...