Kamis, 15 November 2018

Renungan hari ini: HIDUP DALAM DAMAI SEJAHTERA

Renungan hari ini: 

HIDUP DALAM DAMAI SEJAHTERA



Roma 5:1 (TB) "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" 

Romans 5:1 (NET) "Therefore, since we have been declared righteous by faith, we have peace with God through our Lord Jesus Christ” 

Hidup dalam damai sejahtera tidak identik dengan hidup yang tenang tanpa masalah dan pergumulan. Jika itu ukurannya maka manusia akan sulit menemukan damai sejahtera itu sebab dunia ini dipenuhi dengan masalah dan penderitaan. Di dunia ini masa sulit tak akan pernah berakhir, namun orang-orang yang kuat mampu bertahan. Kedamaian itu bicara soal kekuatan kita menerima pergumulan hidup itu. Artinya, kita merasakan damai sejahtera walau dunia dipenuhi dengan penderitaan. Walau hidup kita mengalami sakit penyakit, persoalan ekonomi, persoalan keluarga, namun kita kuat menghadapinya dengan hati yang damai sejahtera.

Hidup dalam damai sejahtera tidak berpikir pendek dalam menghadapi pergumulan hidupnya. Orang yang hidup dalam damai sejahtera menganggap masalah dan pergumulan sebagai sahabat dalam hidupnya yang harus ditemani dan diselesaikan dengan mengandalkan kekuatan TUHAN. Banyak kejadian dimana orang-orang besar, yang memiliki kekayaan yang besar, atau pernah memiliki kekuasaan besar justru tidak memiliki damai sejahtera. Mereka berpikir pendek dan akhirnya melakukan bunuh diri. Sebagai contoh, mantan presiden Korea Selatan, Roh Moo-Hyun, yang tengah dililit kasus korupsi, mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing di belakang rumahnya. Krisis finansial telah membuat milyuner Jerman, Adolf Merckle, orang terkaya ke 94 di dunia versi Majalah Forbes, memilih bunuh diri setelah kerajaan bisnisnya runtuh diterpa badai krisis. Dalam Alkitab, Samson, yang memiliki kekuatan fisik yang besar, justru terjatuh dalam godaan dan menjadi budak Delilah.

Sumber kemampuan untuk tetap tegar menghadapi segala tantangan kehidupan, pencobaan dan pergumulan hidup hanya dapat berasal dari Tuhan, yaitu hidup dalam iman kepada Tuhan, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah.

Hidup dalam damai sejahtera akan menuntuk hidup kita kepada Gembala Agung. Allah menuntun kita. Allah memberikan kekuatan kepada kita, memberikan harapan di tengah ketiadaan harapan. Allah memberikan damai di tengah tekanan gelombang pencobaan yang bertubi-tubi. 

Kalau hidup kita saat ini sedang berada dalam tekanan gelombang kehidupan yang berat. Ingatlah akan kasih Allah yang begitu besar dalam Yesus Kristus. Ingatlah akan salib itu, disitulah tergambarkan kasih dan pengorbanan Allah yang begitu besar kepada kita semua. Allah mengasihi kita. Apapun kesulitan kita, Allah mengasihi kita. Kasih Allah itu tak berubah, tak berkesudahan. Kasih itu tetap.

Apapun kesulitan kita, sepanjang Allah tetap mengasihi kita, maka tak akan ada kesulitan yang dapat menghancurkan kita, tak ada pencobaan yang dapat mematahkan dan menjatuhkan kita. Percayalah kepadaNya dan serahkan semua beban kita kepadaNya dan terimalah damai sejahtera dari pada-Nya. Yesus telah mengalahkan dunia ini. Dia berkata kasihKu cukup bagimu, cukup untuk mengatasi kesulitanmu hari ini. 

Banyak orang merindukan kedamaian, dan mengambil beberapa menit untuk hening bisa menolong dalam menenangkan pikiran. Namun Alkitab mengajarkan bahwa kedamaian yang sejati—damai sejahtera dengan Allah—datang dari Anak- Nya. Rasul Paulus berkata, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Rm. 5:1). Tanpa Kristus, kita adalah seteru Allah oleh karena dosa kita. Syukurlah, ketika kita menerima pengorbanan Yesus, kita didamaikan dengan Allah dan perseteruan antara kita dengan Allah pun berakhir (Kol. 1:19-22). Kini Allah memandang kita sebagaimana Kristus telah menempatkan kita, yakni “kudus dan tak bercela dan tak bercacat” di hadapan-Nya.

Berdamai dengan Allah tidak berarti hidup kita bebas dari masalah. Namun itu berarti kita diteguhkan dalam melewati masa-masa sukar. Yesus berkata kepada para pengikut-Nya, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan,” tetapi Dia juga berkata, “Kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku” (Yoh. 16:33). Oleh karena Kristus, damai sejahtera Allah yang sejati mampu memenuhi hati kita (Kol. 3:15). Karena itu, berimanlah kepada Yesus agar hidup kita dipenuhinya dengan damai sejahtera. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...