Rabu, 15 Agustus 2018

Renungan hari ini: ALLAH MENGARUNIAKAN KERUKUNAN

Renungan hari ini: 

ALLAH MENGARUNIAKAN KERUKUNAN



Roma 15:5 (TB) "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus" 

Romans 15:5 (NET) "Now may the God of endurance and comfort give you unity with one another in accordance with Christ Jesus” 

Kerukunan adalah situasi harmonis di antara kepelbagaian yang ada baik, suku ras dan agama serta budaya. Kerukunan bukan saja suatu kondisi yang sangat kita dambakan, namun juga merupakan kehendak Tuhan Yesus. Kerukunan tidak akan pernah dapat diperjuangkan hanya dengan kekuatan kita sendiri. Perlu kehadiran Allah karena Dialah sumber ketekunan dan penghiburan. Untuk menciptakan dan memelihara kerukunan tubuh Kristus mutlak. Kerukunan di antara umat Tuhan tidak dapat tercipta hanya dalam semalam, kerukunan bukanlah hasil instan, kerukunan umat Tuhan perlu dibina dengan tekun dan konsisten. Kerukunan juga pasti akan melibatkan proses penyesuaian, menerima satu dengan yang lain di dalam kasih Kristus. Gesekan pasti akan terjadi karena memang masing-masing perlu dipertajam sesuai dengan posisinya dalam tubuh Kristus, sebab itu sangat diperlukan penghiburan Allah di sepanjang prosesnya. Kerukunan yang dikehendaki Tuhan bukan hanya untuk sekedar duduk bersama melainkan untuk sama-sama bersehati & bersepakat menyuarakan kebenaran Firman Tuhan & memuliakan Allah. 

Pertanyaan kita sekarang apa hasil jika kita hidup dalam kerukunan?

Pertama, kita akan memperoleh hidup yang lebih baik dan indah. Hal ini sangat masuk akal, sebab saat kondisi keluarga atau komunitas kita rukun, maka suasana yang terbangun akan baik dan indah. Negara yang rukun akan membawa kebaikan bagi rakyatnya, mereka bisa hidup dengan aman dan segala aktifitas dapat berjalan dengan wajar dan lancar, tidak ada ketakutan terhadap ancaman.

Kedua, kita akan dilimpahi berkat oleh Tuhan.Dalam Mazmur 133 dijelaskan ada dua jenis berkat, yaitu rohani dan jasmani. Berkat rohani digambarkan dengan minyak yang menutupi sekujur tubuh imam Harun, yang menjadi tanda kekudusan, berkat jasmani digambarkan dengan embun yang menutupi sepanjang Gunung Hermon sampai gunung Sion, yang menimbulkan kesuburan di daerah itu.

Pertanyaan lain yang mucul adalah bagaimanakah cara kita untuk membangun kerukunan? Hal ini kita bisa pelajari dari Roma 15:1-7.
Pertama,yang kuat menanggung yang lemah (ay. 1a). Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. Kata kuat memiliki arti yang luas: kuat iman, kuat dalam hal finansial, kuat secara posisi, kuat dalam hal intelektual, atau dalam sebuah perselisihan dia kuat secara argumentasi dan kebenaran. Firman Tuhan mewajibkan kepada kita untuk menanggung yang lemah, bukan menekan atau menindasnya. Hal ini menuntut kita untuk menang terhadap diri sendiri terlebih dahulu, sebab kecenderungan manusia adalah jika ia kuat ia akan sombong. Namun dalam membangun kerukunan kita diminta untuk memiliki kerendahan hati untuk memikirkan yang lemah dan menolong mereka. Ingatlah, bahwa tidak selamanya kita selalu ada dalam kondisi kuat, adakalanya kita berada di posisi yang lemah dan membutuhkan pertolongan orang lain.

Kedua, tidak egois atau egosentris(ay. 1b-3a). Semua manusia memiliki ego, yaitu kesadaran diri sebagai individu. Hal ini baik dan penting, sebab tanpa ego kita tidak akan memiliki tujuan hidup dan semangat untuk mencapainya. Namun jika ego ini berubah menjadi egois atau egosentris akan berbahaya dan merusak kerukunan. Egois adalah sikap mementingkan diri sendiri, dan egosentris berpusat pada diri sendiri sehingga tidak menganggap eksistensi orang lain. Sikap egois dan egosentris ini akan sangat merusak kerukunan. Menggunakan orang lain untuk kepentingan diri sendiri, atau sebaliknya mengabaikan orang lain dan berpusat pada diri-sendiri akan menghasilkan hubungan buruk dengan orang lain. Tuhan Yesus tidak mementingkan diri-sendiri dengan menghindar dari salib, tapi demi mengutamakan kepentingan umat manusia ia menyerahkan diriNya dan menyambut penderitaan kayu salib demi keselamatan kita.

Ketiga, menerima orang lain apa adanya (ay. 7). Menerima orang lain yang menguntungkan kita itu mudah, namun menerima orang yang pernah merugikan atau menyakiti kita adalah sukar. Dibutuhkan pengampunan yang tulus untuk dapat menerima kembali. Kadang kita harus berjuang untuk mengampuni orang lain, tapi itu adalah pilihan satu-satunya untuk membangun kerukunan. Agar membantu kita untuk bisa melepaskan pengampunan ingatlah selalu bahwa hidup kita adalah hasil pengampunan dari Tuhan. Tuhan tidak pernah membatasi pengampunanNya kepada kita. Karena itu, hiduplah rukun agar berkat TUHAN mengalir kepada kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...