Sabtu, 12 Maret 2022

KOTBAH MINGGU REMINISCERE Minggu, 13 MARET 2022 “BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN” (Kejadian 15:1-6)

 KOTBAH MINGGU REMINISCERE

Minggu, 13 MARET 2022

 

BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN

Kotbah: Kejadian 15:1-6  Bacaan: Filipi 3:17-21




 

Dalam Minggu ini kita memasuki Minggu Reminiscere. Reminiscere artinya, “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu ya Tuhan” (Sai ingot ma angka denggan ni basaM) (Mzm. 25:6). Tema kotbah yang akan kita renungkan “Berserah kepada Rencana TUHAN”. Tema Minggu ini merupakan sebuah kesimpulan dari pengalaman hidup Abram. Abram kala itu menghadapi banyak ketakutan seperti: (a) takut menghadapi perlawan dari Kedarleomer karena baru saja ia menyelematkan Lot dari cengkeraman Kedarleomer (Kej. 14:10), (b) takut tidak punya ahli waris dari keturunannya sendiri karena pada waktu itu Abram sudah berusia 85 tahun. Memang TUHAN sudah pernah berjanji kepadanya untuk memberikan anak pada saat Abram berusia 75 tahun (Kej. 12) namun 10 tahun menunggu janji TUHAN itu belum menjadi kenyataan. Dari pergumulan itulah akhirnya tema kotbah ini muncul, akhirnya Abram menyerahkan semua hidupnya berserah kepada TUHAN.

 

Kita pun pasti memiliki rasa takut. Semua manusia pernah mengalami ketakutan. Itu wajar karena kita memiliki kelemahan. Apa itu takutTakut berarti merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Selama di dunia ini, hampir seluruh kurun hidup manusia dilanda ketakutan. Seorang bayi akan takut dan menangis jika ibunya tidak memberi air susu; anak-anak takut menghadapi mata kuliah selama studi; selesai kuliah, para sarjana takut tidak memperoleh pekerjaan; anak-anak muda takut tidak mendapatkan pasangan hidup; keluarga mudatakut menjalani kehidupan rumah tangganya; orangtua takut anak-anaknya terpengaruh oleh setan dunia masa kini; dan hampir semua manusia takut tidak mendapatkan harta dunia. Saat mendekati ajal pun, banyak yang takut meninggal. Yang ditakutkan bukan soal dia ke neraka atau ke sorga. Salah satu (tapi paling sering) yang membuat orang takut meninggal adalah memikirkan yang akan ditinggalkannya, yaitu anak dan hartanya.

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang hendak kita lakukan agar hidup kita berserah kepada rencana TUHAN? Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan agar hidup kita berserah kepada rencana TUHAN:

Pertama, "Jangan Takut". Perkataan yang diucapkan oleh Tuhan sendiri kepada Abraham. Ini adalah pertama kali kalimat "jangan Takut" ini muncul di alkitab. Menurut metode penafsiran "the law of the first mention" setiap kata-kata atau konsep yang muncul pertama kali di alkitab biasanya mengandung makna dan pengertian yang dalam bagi kita dan Tuhan mau kita mempelajarinya. Kalimat "jangan takut" ini muncul setelah Abraham mengalahkan Raja Kedarleomer. Sebenarnya Abraham berperang melawan Raja Kedarleomer dan sekutunya (total 4 kerajaan), bukan dengan motivasi apa-apa tetapi untuk membebaskan Lot keponakannya yang ditawan oleh sekutu Kedarleomer ini yang mengalahkan Raja Sodom dan sekutunya (total 5 kerajaan). Mereka dikalahkan dan merampas harta benda dan orang-orang mereka, termasuk Lot yang menetap di Sodom. Abraham dengan segala keterbatasannya berhasil memukul kalah Kedarleomer dan sekutunya dan membawa kembali Lot. Kita percaya ini adalah pekerjaan Tuhan yang menolong Abraham dan membawa kemenangan atas Abraham dan pasukannya. 

Abram takut balas dendam dari Raja Kedarleomer (ay. 1). Itulah sebabnya Abraham bertemu Melkisedek dan Raja Sodom menawarkan Abraham jarahan perang, tetapi Abraham menolak. Abraham menjadi takut setelah peristiwa kekalahan Kedarleomer, ia takut Raja Kedarleomer mungkin akan kembali dan membuat pembalasan. Tetapi ayat di atas Tuhan datang dan berfirman kepada Abraham dan berkata "Jangat Takut", sebab Aku PerisaiMu. Tuhanlah Perisai Abraham. Tuhanlah Perisai kita.

Kedua, percaya bahwa Tuhanlah persiaikita (ay. 1). Perisai adalah alat untuk melindungi diri dan untuk menangkis senjata (ada yang dibuat dari kulit, kayu, besi, dan sebagainya)Sebagai Perisai, Allah berkata kepada Daud: Musuh tidak akan menyergapnya, dan orang curang tidak akan menindasnya. Aku akan menghancurkan lawannya dari hadapannya, dan orang-orang yang membencinya akan Kubunuh (Mzm. 89: 23). Ia bukan hanya melindungi kita, Ia juga membela kita dan berperang melawan musuh-musuh kita, yaitu berbagai situasi yang mengancam di sekitar kita. Itulah sebabnya, karena sadar bahwa Tuhan adalah Perisainya, maka Daud berkata: “TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? TUHAN di pihakku, menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan. Segala bangsa mengelilingi aku demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur. Mereka mengelilingi aku, ya mengelilingi aku demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur. Mereka mengelilingi aku seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri, demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur (Mzm. 118:6-12).

Ketiga, Abram percaya akan janji Tuhan (ay. 5). Ketika Abram kembali percaya akan janji Tuhan itu, maka Tuhan menampakkan diri dan menyatakan "Akulah Allah Yang Mahakuasa"  (Kej. 17:1) dalam bahasa Ibrani: "ānî "ēl šaddayketika Abram mencapai umur 99 tahun dan menjadikan Abraham menjadi "bapa orang banyak". Setelah itu Tuhan memperbaharui perjanjiannya dengan Abraham dengan ditandai oleh sunat, "Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;" (Kej.17:10). Sunat merupakan sebuah tanda bagi Abraham dan keturunannya untuk memegang janji Allah dengan meninggalkan tanda perjanjian sebuah bekas pada tubuh mereka (ay.13).

Keempat, Abram percaya sepenuhnya kepada Allah (ay. 6). Kepercayaan Abram inipun akhirnya diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran. Kita tidak perlu takut sebab Tuhan selalu beserta dengan kita untuk memberikan harapan, pertolongan serta kemenangan. Dia adalah Tuhan yang berkuasa, yang sanggup melakukan apapun juga. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, jadi kita hanya perlu percaya kepada Tuhan sebagai satu-satunya andalan hidup kita. Jangan takut, sebab Tuhan adalah kemenangan kita, dan bersama Dia kita pasti akan menjadi pemenang. Sekalipun kita mengalami kegagalan, kita harus optimis serta mampu bangkit untuk mendapatkan kemenangan.

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dan hayati serta lakukan dalam Minggu Reminiscere ini?

Pertama, dalam rangka menuruti rencana TUHAN dalam hidupkita, maka kita perlu dikuatkan dalam iman. Kita harus mau mengulang janji-janji Tuhan/ Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci beru­langkali, mempelajari makalah kotbah, mendengarkan cassette kotbah,  mendengarkan bagian Firman Tuhan yang sudah pernah kita dengar, dsb.

 

Kedua, kita harus mampu beriman seperti Abram.  Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan (ay. 6). “Dibenarkan” tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan menjadi benar/suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith (= pembenaran oleh iman) sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama. Abram dibenarkan pada saat percaya. Tetapi, bukankah Abram sudah percaya dalam Kejadian 12? Mengapa baru sekarang dibenarkan? Abram memang sudah percaya dalam Kejadian 12, dan jelas sudah dibenarkan di sana. Kejadian 15:6 ini memang bukan pertama kalinya Abram percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci. Dalam Kejadian 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Seka­rang, setelah hampir 10 tahun, ia tetap dibenarkan karena iman. Hal ini hendak mengajar kita bahwa kita terus-menerus (sepanjang hidup kita) dibenarkan karena iman. Karena itu, marilah kita hidup berserah kepada rencana TUHAN. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...