Kamis, 11 April 2019

Renungan hari ini: GUNUNG BATU YANG KEKAL

Renungan hari ini: 

GUNUNG BATU YANG KEKAL



Yesaya 26:4 (TB) "Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal" 

Isaiah 26:4 (NET) "Trust in the Lord from this time forward, even in Yah, the Lord, an enduring protector!” 

Penulis kitab Yesaya menggambarkan ALLAH sebagai kiasan “Gunung Batu yang kekal”. Kiasan “Gunung Batu” ini bermakna  sebagai tempat perlindungan supaya aman dan selamat. Dengan demikian Tuhan Allah sebagai “Gunung Batu yang kekal” berarti hanya Tuhan Allahlah tempat perlindungan yang kekal. Apakah penting untuk mengetahui dan mengenali tempat perlindungan di dalam dunia fana ini? sangat penting. Mengapa? Karena kita membutuhkan jaminan kepastian aman dan selamat. Ternyata untuk memperoleh jaminan kepastian aman dan selamat itu sangat mahal harganya.

Supaya aman dan selamat, maka banyak orang kaya yang membangun rumah mewah yang dilengkapi dengan fasilitas keamanan seperti satpam, tembok tinggi, dan kamera pemantau. Para pengusaha kaya dan pejabat tinggi memakai sejumlah orang sebagai bodyguard. Apakah “tempat perlindungan” benar-benar menjamin kepastian aman dan selamat selamanya? Jawabnya, tidak!

Betapa bodohnya manusia yang mempercayakan hidupnya kepada sesuatu yang bersifat sementara. Kebodohan demikian terjadi karena mereka masih hidup di dalam kegelapan, mereka tidak mengenal Tuhan. FirmanNya berkata: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan” (Yer. 17:5).

Sebagai “Gunung Batu yang kekal” Tuhan Allah itu tidak berubah dan Dia layak diandalkan di dalam segala perkara. Dia menawarkan jaminan kepastian aman kepada manusia. Terimalah tawaranNya hanya dengan percaya kepadaNya selama-lamanya di dalam Yesus Kristus dan berkatNya pun pasti mengalir dalam hidup kita (Yer. 17:7).

Ada gunung batu yang sementara; ada gunung batu yang kekal. Gunung batu semetara bisa hancur; apalagi digoncang oleh gempa bumi yang besar seperti terjadi di Nepal bulan April lalu, yangjuga menghancurkan kuil batu kokoh, salah satu keajaiban dunia dan sekaligus tempat ziarah para wisatawan. Tetapi gunung batu yang kekal tidak bisa hancur oleh apa pun dan siapa pun.

Gunung batu yang kekal tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi semua orang percaya di tengah deru dan goncangan perubahan zaman. Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Ketika bumi hancur seiring hancurnya bangsa-bangsa maka tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan; tidak ada lagi tempat berlindung bagi manusia. Yang tinggal tetap hanyalah Tuhan. Tuhan yang menghancurkan bangsa-bangsa di bumi karena menganggap diri kuat dan perkasa. 

Tuhan membangun kota yang kuat dikelilingi tembok dan benteng untuk menjamin keselamatan bagi umat-Nya. Siapakah yang akan masuk ke dalam kota yang kuat itu? Pintu gerbang kota itu akan terbuka bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan; orang-orang benar, orang-orang sengsara dan lemah yang tetap setia dan hatinya teguh karena memercayakan hidupnya kepada Tuhan. Tuhan pun akan menjaga mereka dengan damai sejahtera dan membuat mereka berkuasa atas orang-orang kuat.

Dalam menjalani kehidupuan ini kita telah mengalami berbagai goncangan kehidupan. Ada yang dihina, direndahkan, ditindas dan diinjak-injak harkat dan martabatnya. Namun kita tetap setia sebagai orang benar; tetap teguh hati untuk percaya dan beriman kepada Tuhan. Tuhan Yesus adalah Gunung Batu yang kekal dan Kota Kudus bagi kita. Dia akan membuka pintu rahmat dan berkat-Nya agar kita masuk dan mengalami keselamatan dan damai sejahtera. Dia juga akan menjaga dan memberi kekuatan baru untuk meneruskan perjuangan kita selama kita hidup dan berada di dunia ini. Karena itu, tetaplah menjadikan TUHAN sebagai gunung batu yang kekal dalam menghadapi setiap pergumulan hidup kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...