Minggu, 11 Juni 2023

Renungan hari ini: “TUHAN AKAN MENGHAPUS SEGALA AIR MATA” (Wahyu 21:4)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN AKAN MENGHAPUS SEGALA AIR MATA”

 


Wahyu 21:4 (TB2) "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" 

 

Revelation 21:4 (NET) "He will wipe away every tear from their eyes, and death will not exist any more – or mourning, or crying, or pain, for the former things have ceased to exist”

 

Pernyataan "TUHAN akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi” mengandung makna teologis dan pengharapan akan akhir zaman yang menggembirakan. Dalam penglihatan tersebut, penulis menyampaikan bahwa setelah Allah menyelesaikan rencana-Nya, tidak akan ada lagi maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita. Ini menggambarkan suatu kondisi di mana Allah akan memulihkan segala sesuatu dan membawa keselamatan dan kebahagiaan yang abadi kepada umat-Nya.

 

Penulis kitab Wahyu mengekspresikan keyakinan bahwa di dalam "bumi baru" yang akan datang, Allah akan menghapus segala kesedihan dan penderitaan, dan umat-Nya akan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera yang sempurna. Ini merupakan pengharapan yang memberi penghiburan dan kekuatan kepada orang-orang percaya untuk tetap setia kepada Allah dalam menghadapi cobaan dan kesulitan dunia ini, karena mereka tahu bahwa ada suatu masa depan yang dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehidupan yang abadi di hadapan-Nya.

 

Tujuan penulis kitab Wahyu dalam menyatakan kalimat tersebut, adalah untuk memberikan penghiburan, harapan, dan keyakinan kepada pembacanya, terutama orang-orang percaya yang sedang menghadapi cobaan, penderitaan, atau persekusi. Penulis kitab Wahyu, Yohanes, menulis kitab ini dalam konteks penganiayaan terhadap umat Kristen pada masanya. Kitab ini ditujukan untuk memberikan pengharapan kepada mereka bahwa meskipun mereka mengalami kesulitan dan penderitaan di dunia ini, ada suatu masa depan yang indah yang menanti mereka. Penulis ingin menguatkan iman mereka dan memberi mereka gambaran tentang apa yang akan datang setelah penyelesaian rencana keselamatan Allah.

 

Dalam Wahyu 21:4, penulis menggambarkan kondisi baru setelah penyelesaian rencana keselamatan Allah. Dalam kondisi ini, Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, karena segala sesuatu yang lama telah berlalu. Tujuannya adalah untuk menjanjikan suatu masa depan di mana semua penderitaan dan penderitaan akan berakhir, dan umat Allah akan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera yang abadi. Dengan menyatakan ini, penulis ingin memberikan penghiburan kepada orang-orang percaya, mengingatkan mereka bahwa cobaan dan penderitaan yang mereka alami dalam kehidupan ini bukanlah akhir dari cerita mereka. Ada pengharapan yang pasti dalam Kristus bahwa mereka akan mengalami pemulihan, kesembuhan, dan kehidupan yang abadi di hadapan Allah. Penulis ingin mendorong mereka agar tetap setia dan berharap pada janji-janji Allah, meskipun mereka menghadapi kesulitan di dunia ini.

 

Pernyataan penulis kitab Wahyu dalam Wahyu 21:4 menawarkan sejumlah refleksi dan pengajaran yang perlu direnungkan:

 

Pertama, penghiburan dalam penderitaan. Pernyataan tersebut menekankan bahwa Allah akan menghapus segala air mata dan mengakhiri segala penderitaan. Ini mengingatkan kita bahwa ketika kita menghadapi cobaan, kesedihan, atau kesulitan dalam hidup, kita tidak sendirian. Allah peduli dengan penderitaan kita dan berjanji untuk menghibur, menguatkan, dan memberikan kelegaan kepada umat-Nya.

 

Kedua, pengharapan dalam kesulitan. Pernyataan ini menegaskan bahwa masa depan yang lebih baik menanti orang-orang percaya. Meskipun dunia ini penuh dengan penderitaan dan ketidakadilan, Allah memiliki rencana akhir yang indah. Hal ini mengingatkan kita untuk tetap berharap dan bertahan dalam iman, karena akhirnya Allah akan memulihkan segala sesuatu dan menghapus semua penderitaan.

 

Ketiga, pentingnya perspektif kekekalan. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan ini sementara dan fana. Hal-hal seperti perkabungan, ratap tangis, dan dukacita akan berlalu. Ini menekankan pentingnya memiliki perspektif kekekalan dan tidak terlalu terpaku pada penderitaan dan kesedihan sementara. Tujuan akhir kita adalah hidup bersama Allah di dalam kemuliaan-Nya, di mana segala sesuatu akan menjadi baru.

 

Keempat, perubahan dan transformasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Allah akan membuat segala sesuatu menjadi baru. Ini mengajarkan kepada kita bahwa rencana keselamatan Allah melibatkan pemulihan, penyembuhan, dan transformasi yang total. Ini mengingatkan kita untuk terus berharap pada kuasa Allah untuk mengubah hidup kita dan dunia ini secara radikal.

 

Kelima, panggilan untuk hidup dengan harapan. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk hidup dengan harapan yang teguh dalam janji-janji Allah. Meskipun kita masih menghadapi cobaan dan penderitaan di dunia ini, kita dapat hidup dengan keyakinan bahwa Allah telah mengatasi dunia ini dan janji-Nya akan digenapi. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap setia, tumbuh dalam iman, dan berbagi harapan ini dengan orang lain. Karena itu, kita diingatkan untuk mengangkat pandangan kita ke langit dan mengandalkan Allah dalam segala hal, mengetahui bahwa ada kehidupan yang lebih baik dan kekal yang menanti kita di hadapan-Nya. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...