Minggu, 21 November 2021

Renungan hari ini: ‘JANGANLAH KAMU DISESATKAN!” ( Ibrani 13:9a)

 Renungan hari ini:

 

‘JANGANLAH KAMU DISESATKAN!”




 

Ibrani 13:9a (TB)  "Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing"

 

Hebrews 13:9a (NET) "Do not be carried away by all sorts of strange teachings"

 

“Janganlah kamu disesatkan!” merupakan nasihat penulis Ibrani dalam rangka menguatkan iman jemaat. Penyesatan itu sudah banyak terjadi sampai sekarang. Baik mujizat-mujizat palsu, nubuatan-nubuatan yang tidak terbukti, sampai pengajaran-pengajaran yang tidak benar sudah menyebar dimana-mana. Jika kita tidak mengenali penyesatan ini maka kita akan mudah terjebak dalam pengajaran yang salah.

 

Salah satu penyesatan paling mengerikan adalah teologi kemakmuran. Teologi ini mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang dikasihinya. Itu berarti kalau ada penderitaan, itu adalah kutukan.

 

Bergumul menghadapi berbagai-bagai ajaran sesat telah merupakan bagian dari seni dan warna kehidupan orang percaya. Betapa tidak, di tengah dunia yang telah tersesat, dalam kedaulatan-Nya Allah memanggil orang yang mendapat kasih karunia-Nya untuk hidup di dalam kebenaran dan kehendak-Nya. Sehingga hidup orang percaya, baik dalam tujuan, ajaran dan dalam tindakan, totalitas berpusat pada Yesus Kristus. Dalam menjalani kehidupan yang telah ditebus dan diperbaharui oleh karya Kristus, orang percaya terus menerus diperhadapkan dengan berbagai tantangan, seperti ajaran-ajaran yang tidak seturut dengan kebenaran firman Allah.

 

Hal menghadapi ajaran yang sesat dialami oleh orang percaya mula-mula, sehingga di dalam ayat 9 ini, penulis kitab Ibrani menasihatkan kepada penerima dan pembaca suratnya agar mereka tidak tersesatkan dengan rupa-rupa ajaran palsu yang berkembang pada waktu itu. Sebelum menelusuri bagaimana ajaran-ajaran asing yang dimaksud oleh penulis Ibrani, adalah baik bila kita memperhatikan bagian sebelumnya.

 

Di dalam ayat 7 telah tegaskan bahwa ada para pemimpin yang menyampaikan ajaran yang benar, yang sehat yaitu firman Allah. Tatkala mereka mereka memberitakan kebenaran Allah dan hidup di dalam kebenaran itu, mereka mengalami berbagai tantangan dan ancaman. Fitnahan, aniaya dan derita bahkan nyawa mereka acapkali terancam bahkan tidak sedikit dari mereka terbunuh oleh karena kebenaran yang mereka ajarkan serta mereka hidupi. Mereka tidak goyah. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam iman yang sejati. Yaitu iman kepada dan di dalam Yesus Kristus.

 

Dan kepada mereka itu, penulis Ibrani menasihatkan agar orang percaya pada waktu itu mengingat, memperhatikan dan mencontohi iman mereka. Namun, di atas segala pahlawan iman tersebut, penulis Ibrani juga menegaskan bahwan Yesus Kristus, Tuhan yang tidak pernah berubah. Dia Allah yang setia. Kasih, kuasa dan karya-Nya yang Agung tak pernah tergoyahkan oleh apa pun. Dia Imam Besar Agung yang mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sejati, mulia dan sempurna. Untuk menebus dosa orang yang diperkenan-Nya, memberi hidup yang kekal bagi mereka yang dikasihiNya. Korban yang hanya satu kali untuk selamanya. Meski waktu bergulir, zaman berganti namun Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (ay. 8). Kasih kuasa dan kebenaran-Nya tak tertelan oleh pergantian waktu dan zaman.

 

Masuk pada ayat 9, mengingatkan dan menasihatkan kepada penerima dan pembaca suratnya supaya mereka jangan disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Ajaran asing yang dimaksud dalam bagian ini tampaknya mereka yang mengajarkan bahwa keselamatan tidak cukup hanya melalui atau oleh karya Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya. Ajaran asing atau yang di kenal juga dengan eksternalisme mengajarkan bahwa pembenaran atau keselamatan juga di dapat dari unsur lain yang harus dilakukan oleh manusia. Yaitu dengan memakan makanan yang dianggap suci, makanan yang tidak najis. Mereka mengajarkan dengan memakan makanan yang dianggap suci maka seseorang akan memiliki iman yang kuat. Hal ini sangat bertentangan dengan kebenaran iman Kristen sejati yang bertitik tolak pada pengorbanan Yesus Kristus sebagai kasih karunia bagi kita. Melalui Kristuslah kita dibenarkan dan didamaikan dengan Allah. Hanya oleh kasih karunia Yesus Kristuslah orang percaya di selamatkan.

 

Oleh sebab itu penulis Ibrani menegaskan bahwa hati orang pecaya diperkuat oleh kasih karunia Allah. Bukan oleh aturan-aturan lain, seperti makanan. Dan satu hal yang penting bahwa, kasih karunia Yesus Kristus yang sempurna dan yang kekal, tidak berubah merupakan dasar yang kokoh bagi iman pembenaran dan keselamatan orang yang dikasihi-Nya. Karena itu, tetaplah berjuang untuk melawan segala tipu daya penyesatan zaman agar kita tetap bertahan dalam iman yang benar. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...