Kamis, 03 Maret 2022

Renungan hari ini: “TUHAN MEMBALUT DAN MENYEMBUHKAN LUKA” (Yesaya 30:26)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN MEMBALUT DAN MENYEMBUHKAN LUKA”



 


Yesaya 30:26 (TB) "Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan"

 

Isaiah 30:26 (NET) "The light of the full moon will be like the sun’s glare and the sun’s glare will be seven times brighter, like the light of seven days, when the Lord binds up his people’s fractured bones and heals their severe wound"

 

Kata sembuh di dalam bahasa Ibrani adalah aruwkah berarti “dibuat utuh” (made whole) atau “sudah selesai” (it is done). Sesuatu yang sudah dilakukan dan layak untuk kita nikmati. TUHAN membalut luka dan menyembuhkan bekas pukulan berarti TUHAN telah membuat kita kembali utuh dan segala luka kita dan bekas pukulan dipulihkan dan dibuatnya kembali seperti sediakala. 

 

Tentu jika kita ditanya, siapakah dari antara kita yang ingin mengalami luka, patilah tidak ada seorang pun yang mau mengalami luka. Namun, dalam hidup ini, hati kita bisa terluka tanpa kita sadari. Banyak di antara kita mencoba untuk menutupi luka kita, padahal yang perlu kita lakukan adalah membiarkan luka itu untuk diobati. Untuk mengobati luka kita, kita harus mengijinkan luka itu dibuka di dalam lingkungan yang tepat dan aman, dan membiarkan Firman membersihkan luka kita.

 

Ada berbagai daftar dari berbagai jenis luka yang kita alami semisal: kekecewaan, dukacita dan kesedihan karena kehilangan orang-orang yang kita kasihi, ada yang kehilangan materi, ada yang kuatir, marah, takut, cemas, trauma, stress, depresi, mengalami kepahitan, sulit percaya orang lain, dan tidak bisa percaya diri sendiri. Salah satu ciri bahwa kita sedang mengalami luka adalah pada saat kita meresponi dengan overreactive terhadap sesuatu, terutama dengan sebuah kejadian. Apakah sesuatu yang terjadi pada kita sekarang, dan biasanya kita meresponi seperti itu, karena kita meresponi bukan tentang apa yang sedang terjadi tetapi sekaligus terhadap semua yang pernah terjadi dalam hidup kita.

 

Apapun penyebab luka yang terjadi dalam hidup kita, kita harus dan dapat pulih dari luka supaya dapat menghidupi potensi, tujuan dan damai sejahtera di dalam kehidupan kita masing-masing. Untuk mengobati luka kita, kadangkala harus melibatkan keberadaan kita untuk mengakui apa yang kita hadapi, menerima apa yang kita hadapi dan juga mengampuni apa yang sudah pernah terjadi, melepaskan semua perkara apa yang terjadi dalam hidup kita dan berdamai dengan keadaan dan juga diri kita sendiri. 

 

Itu sebabnya selain kita menjalani proses ini secara berulang-ulang kali kita harus mengampuni seseorang seperti yang dikatakan di Alkitab. Kita harus melakukan ini berulang kali sampai kita pulih. Itu sebabnya ada waktu di mana kita perlu memberikan waktu beristirahat kepada luka itu agar sembuh. Sebuah luka harus dan bisa sembuh apabila kita berani untuk membuka luka tersebut dan membiarkan keberadaan Firman Tuhan dan Kebenaran menolong dan menyembuhkan kita.

 

Kita tentu pernah mendengar kisah seorang wanita yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun. Dikatakan pada waktu dia menjamah Yesus, Yesus berkata bahwa ada kuasa yang keluar daripada-Nya dan kuasa itulah yang kemudian keluar dan menyembuhkannya. Kalau kita baca di Alkitab, ada banyak orang yang menyentuh Yesus karena mereka sedang berdesak-desakan tetapi kuasa yang menyembuhkan dan mengalir dari Yesus hanya menuju kepada satu individu saja yaitu wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun.

 

Untuk mendalami nas hari ini perlu kita ketahui bahwa ada beberapa sikap yang dapat kita jalani di saat kita mengalami luka. Menurut Kitab Amsal ada tiga sikap orang dalam merespon luka, yakni:

 

Pertama, orang fasik (evil). Di saat orang fasik mengalami luka, ia akan menyebarkan luka karena kita sering mendengar istilah yang mengatakan “orang yang sakit hati akan menyakiti hati orang lain juga” (a hurt person will hurt others). Seorang fasik kalau terluka akan berusaha untuk menyebarkan lukanya kepada orang lain.

 

Kedua, orang bodoh atau bebal (fool). Orang bodoh di saat terluka akan menyimpan lukanya, karena seorang yang bodoh akan membiarkan luka dengan menyimpan luka itu untuk melukai dirinya.

 

Ketiga, orang bijak (wise). Seorang yang bijak di saat terluka akan mengobati lukanya dan akan membiarkan lukanya sembuh dan kemudian lukanya akan berubah menjadi sebuah bekas luka yang dapat menceritakan bagaimana Tuhan menyembukannya dan bagaimana dia tidak lagi malu akan apa yang pernah terjadi dalam hidupnya.

 

Tentu dari tiga sikap di atas, kita akan memilih sikap yang ketiga. Dengan sikap yang ketiga itu kita akan segera mengalami kesembuhan tat kala kita mengalami luka. Sebab orang yang mengalami kesembuhan maka hidup kita akan berubah menjadi terang. Dikatakan pada waktu Tuhan membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan kita, maka kita dapat bersinar terang bahkan tujuh kali gandanya dari terang matahari. 

Artinya, orang yang mengalami kesembuhan akan bersyukur dan bersaksi atas kemurahan TUHAN meyembuhkan dan memulihkan dirinya dari luka dan penyakit yang dideritanya selama ini. Orang yang mengalami kesembuhan haruslah melakukan segala perintah dan kehendak TUHAN. Hidupnya bercahaya menerangi kegelapan di sekitarnya. Memang harus kita sadari bahwa penyembuhan itu perlu waktu namun waktu saja tidak memastikan kesembuhan. Luka di masa lalu tidak akan sembuh dengan sendirinya karena berjalannya waktu. Itu sebabnya kita perlu mengijinkan luka kita untuk disembuhkan sehingga kita dapat mengubah luka kita menjadi scar atau bekas luka yang dapat menceritakan kebesaran Tuhan.

 

Kita bisa dan harus sembuh karena Yesus sudah menyediakan kesembuhan ini di atas kayu salib. Kita percaya bahwa hari ini kesembuhan tersedia bagi kita semua. Banyak yang menjamah Yesus sebagaimana orang ramai yang ada di sekitar Yesus dalam kisah wanita yang sakit pendarahan. Tetapi tidak banyak yang terhubung dengan-Nya dan menjamah Yesus seperti wanita yang mengalami kesembuhan dari sakit pendarahannya. Karena itu, jika kita mengalami luka, segeralah membuka luka kita di hadapan TUHAN agar TUHAN membalut dan menyembukan lukakita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...