Rabu, 07 Agustus 2019

Renungan hari ini: TIDAK MEMBAWA APA-APA

Renungan hari ini: 

TIDAK MEMBAWA APA-APA



1 Timotius 6:7 (TB) "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar" 

1 Timothy 6:7 (NET) "For we have brought nothing into this world and so we cannot take a single thing out either" 

Manusia lahir ke dunia ini tidak membawa apa-apa. Kita lahir tidak punya apa-apa, bahkan sehelai kain untuk menutupi tubuh kita. Begitu juga ketika mati, kita tidak punya apa-apa kecuali pakaian untuk menutupi tubuh kita. Apa yang harus kita banggakan semua harta benda pada hakikatnya akan tinggal di bumi fana ini. Tak satu pun kita akan bawa kembali. Terlalu bodoh ketika kita mengagungkan harta benda sebagai sesuatu yang menjadi segala-galanya dalam hidup ini karena semua itu akan tinggal di dunia ini.

Coba diinget kembali. Adakah yang kita miliki ketika lahir. Tidak memiliki apa-apa. Bahkan kita telanjang tanpa sehelai kain yang menutupinya. Intinya, adalah kita miskin harta benda. Karena Allah-lah, kemudian kita menjadi kaya raya dan orang berpunya. Tapi kenapa keadaan ini kita tidak menyadarainya? Kenapa kita begitu pelit pada orang lain. Padahal itu semua bukan karena kehebatan kita mencari harta benda. Karena faktanya, berapa banyak kita gagal mendapatkan harta benda (keuntungan) padahal itu sudah di depan mata. Fakta juga betapa banyak lulusan perguruan tinggi dan orang pintar tidak berlimpah ruah hartanya. Jadi, semua yang kita miliki ini di dunia, adalah “Karena Allah semata”. 

Begitu juga ketika kita mati. Hanya sepasang baju yang melekat dalam tubuh fana itu yang kita bawa. Hal ini juga membuktikan bahwa harta yang miliki selama ini tidak bisa kita bawa kembali. Bahkan kemudian harta tersebut menjadi milik ahli waris kita. Kenapa kita selama ini pelit untuk berbagi dan menolong orang lain, fakir miskin, anak yatim, janda-duda dan lain sebagainya. Padahal kekayaan kita sesungguhnya adalah apa yang kita berikan kepada orang lain. Orang kaya adalah orang bermurah hati memberikan dan berbagi bagi orang lain. Kekayaan kita adalah kemurahan hati kita menolong orang lain. Orang kaya tidak identik dengan orang yang memiliki uang dan harta yang banyak, melainkan seberapa banyak kita berbagi kepada orang lain.

Makanya, jadilah “orang yang cerdas”. Orang cerdas adalah orang yang selalu melaksanakan kehidupan dunianya untuk berbagi kepada sesama manusia. Tidak ada lagi selain itu. Dalam kondisi ini, tengoklah tempat liburan dan hiburan. Kita bisa mengatakan, ohh betapa banyak manusia (dan juga kita) yang diperbudak oleh harta benda. Namun, memang sedikit sekali orang yang menjadikan hidupnya menjadi berkat bagi orang lain. Harta yang kita miliki haruslah menjadi budak kita yang siap kita gunakan untuk menolong dirikita dan orang lain. Harta bukan tuan kita yang siap mengatur kita. Kitalah yang mengatur harta demi kemuliaan TUHAN. Karena itu, berhikmatlah menggunakan segala harta kekayaan yang ada pada kita saat ini, sebab kita lahir dan mati tidak akan membawa harta dunia ini. Kita hanya membawa harta rohani ke surga yakni iman kepada Yesus Kristus. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...