Minggu, 07 November 2021

Renungan hari ini: “MENYANGKAL ANAK” (1 Yohanes 2:23)

 Renungan hari ini:

 

“MENYANGKAL ANAK”




 

1 Yohanes 2:23 (TB) "Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa"

 

1 John 2:23 (NET) "Everyone who denies the Son does not have the Father either. The person who confesses the Son has the Father also"

 

Menyangkal Anak berarti tidak memiliki Bapa, sebaliknya mengakui Anak akan memiliki Bapa. Pernyataan ini disampaikan Yohanes dalam rangka menghadapi ajaran sesat. Pada masa itu esksistensi penyesat dan pendusta sangat kuat memengaruhi pikiran umat percaya. Pendusta itu adalah siapapun yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus. Tuduhan ini diarahkan kepada penganut Cerinthian Gnosticisme. Cerinthus mengajarkan bahwa Kristus itu tidak dilahirkan maupun mati. Kristus yang kekal datang kepada Yesus pada saat baptisan-Nya dan meninggalkan Dia pada kayu salib. Tentu saja, ini menyangkal keilahian Yesus. Bagi para pengikut Cerinthian Yesus hanyalah manusia biasa, dilahirkan secara biasa/alamiah dan mempunyai semua ketidak-sempurnaan yang umum dari semua manusia. Karena itu, mereka membedakan antara Yesus dari sejarah dan Kristus. Bagi mereka bahkan Kristus adalah makhluk ciptaan yang hampir tidak mempunyai keilahian apapun.

 

Pada saat itu, penulis Yohanes menjelaskan ada dua kelompok para anti-Kristus dan penyesat yang menyangkal Yesus, yakni:

 

Pertama, Gnostisisme. Gnostisisme ini mengajarkan bahwa pada mulanya ada Allah dan matter (= zat/bahan/materi). Matter ini sudah ada sejak kekal, dan merupakan bahan mentah dari mana dunia/alam semesta diciptakan. Matter itu cacat dan tidak sempurna, sedangkan Allah itu adalah roh yang murni dan sempurna, dan karena itu Allah tidak bisa menyentuh matter. Karena itu, maka Allah tidak bisa menciptakan segala sesuatu. Allah lalu mengeluarkan serangkaian/serentetan emanations (= emanasi/sesuatu yang keluar dari suatu sumber). Setiap emanasi makin jauh dari Allah, dan makin sedikit tahu tentang Allah. Sampai setengah jalan dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi yang sama sekali tidak kenal Allah. Selanjutnya ada emana­si yang bukan hanya tidak kenal Allah, tetapi juga memusuhi Allah. Dan pada akhir dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi yang sama sekali tidak mengenal Allah, dan juga memusuhi Allah secara total. Emanasi ini bisa menyentuh matter dan men­ciptakan alam semesta.

 

Lalu ajaran ini mengatakan bahwa emanasi itu adalah Yesus! Apa yang bisa kita pelajari dari sini? Yang bisa kita pelajari adalah bahwa manusia tidak bisa mengenal Allah dengan benar, tanpa terang/pimpinan Roh Kudus dan Kitab Suci/Firman Tuhan! Gnostisisme ini dilatar-belakangi oleh filsafat Yunani. Ahli-ahli filsafat itu adalah orang yang sangat pandai/ber-IQ tinggi! Tetapi, tanpa terang dan pimpinan Roh Kudus, dan tanpa Firman Tuhan, lihatlah ajaran yang bagaimana yang mereka hasilkan! Karena itu kalau kita ingin mengenal Allah/mendapatkan kebenaran, banyaklah belajar Kitab Suci/Firman Tuhan, dan banyaklah berdoa supaya Roh Kudus memimpin saudara untuk bisa mengertinya dengan benar.

 

Kedua, Cerinthus. Cerinthus mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa, anak Yusuf dan Maria. Tetapi pada saat baptisan, Kristus turun kepada Yesus, tetapi lalu meninggalkan Yesus lagi, sesaat sebelum penyaliban. Jadi ajaran sesat ini membedakan/memisahkan antara Yesus (manusia) dengan Kristus (ilahi), tetapi yang ilahi inipun hampir-hampir tidak mempunyai keilahian sama sekali. Cerinthus adalah seorang Mesir berkebangsaan Yahudi. Irenaeus menyebut bahwa dia adalah seseorang yang dididik dalam hikmat orang-orang Mesir dan tidak ada catatan mengenai kelahiran dan kematiannya. Menurut bapa gereja Epifanius, Cerinthus adalah penghasut masalah untuk melawan rasul Petrus dan Paulus di Yerusalem dan dia mengirim beberapa orang ke Antiokhia untuk memerintahkan orang-orang non-Yahudi yang menjadi Kristen di sana untuk menyunatkan diri mereka dan melakukan ketetapan hukum Taurat Musa yang akhirnya mendorong untuk diadakannya sidang perdana di Yerusalem pada 50 Masehi yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 15:10-31. Setelah peristiwa itu, Cerinthus mendirikan sekolah di wilayah provinsi kerajaan Romawi di Asia Kecil yang pada puncaknya menyebar ke Galatia. Menurut tradisi jemaat Galatia, rasul Paulus menulis sebuah surat yang ditujukan kepada jemaat Galatia untuk melawan pengikut-pengikut Cerinthus yang berusaha mengganggu gereja. Karena itu, hindarilah dirikita dari para penyesat yang berusaha mengajarkan kepalsuan agar kita menyangkal Yesus, tetapi berusahalah terus percaya dan mengimani bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...