Rabu, 27 Januari 2021

Renungan hari ini: “PILIHLAH KEHIDUPAN” (Ulangan 30:19)

 Renungan hari ini:

 

“PILIHLAH KEHIDUPAN”




 

Ulangan 30:19 (TB) "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu"

 

Deuteronomy 30:19 (NET) "Today I invoke heaven and earth as a witness against you that I have set life and death, blessing and curse, before you. Therefore choose life so that you and your descendants may live!"

 

Hidup adalah pilihan. Untuk hidup kita butuh keahlian, seni, hikmat dan kebijaksanaan agar kita tidak salah memilih hidu itu sendiri. Hal ini ditegaskan Musa pada saat memberikan kata-kata perpisahan dengan umat Israel. Musa berkata, “… KepadaMu kuperhadapkan kehidupan dan kematian …Pilihlah kehidupan supaya  engkau hidup…” Mengapa orang perlu disuruh memilih antara kehidupan dan kematian? Bukankah semua orang pasti memilih kehidupan? 

 

Ucapan Musa itu merupakan pidato perpisahan pada akhir perjalanan 40 tahun umat Israel sebelum mereka memasuki Kanaan yang akan menjadi negeri mereka. Umat yang semula adalah budak akan segera menjadi bangsa yang merdeka dan bernegara. Umat akan memasuki babak baru dalam hidup mereka yang berisi prospek kemajuan. Mereka akan membangun rumah, pertanian dan peternakan. Mereka akan mempunyai pemerintahan dan angkatan bersenjata. Mereka akan mengembangkan niaga, tingkat kehidupan masyarakat akan naik. Mereka akan makmur. 

 

Tetapi kemajuan mempunyai akibat sampingan. Ada kemungkinan bahwa umat akan memperdewa kemajuan dan kemakmuran, atau tergoda untuk mengabdi kepada ilah-ilah lain, sehingga tidak lagi hidup menurut jalan yang ditunjukan Tuhan. Musa tidak akan mengalami segala kemajuan akibat-akibat sampingannya, sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang baru. Sebab itu, ia mengajak umat Israel memperbaharui perjanjian dengan Allah. Seluruh kitab Ulangan merupakan kumpulan pidato Musa dalam rangka pembaharuan perjanjian dimana ia menceritakan kembali perbuatan-perbuatan Allah kepada umat, mengingatkan umat akan bahaya-bahaya yang mengancam di hari depan dan menyerukan umat untuk setia dalam mengasihi Allah. Begitulah di tapal batas negeri yang baru umat Israel menyelenggarakan upacara pembaruan perjanjian. Lalu dengan khidmat Musa menyimpulkan “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini : Kepadamu ku perhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu…” (Ul. 30:19-20). 

 

Umat sedang berhadapan dengan 2 kemungkinan: kehidupan, yaitu “mengasihi Tuhan … mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya” (ay. 20, bnd. ay 16) atau kematian, yaitu “hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain” (ay. 17) .

 

Kehidupan atau kematian yang dihadapi itu masing-masing mengandung 2 segi: Jangka pendek pada generasi ini maupun jangka panjang pada generasi-generasi berikutnya (“baik engkau maupun keturunanmu”, ay. 19) dan bersifat fisik (“bertambah banyak”, ay/ 16) maupun rohaniah (“mengasihi Tuhan”, ay. 20). Lalu ditengah kemungkinan memilih itu, Musa bertindak sangat sugestif. Ia menyuruh, “Pilihlah Kehidupan”, ay. 19). Babak baru dalam hidup memang mengandung kemungkinan dan pilihan. Hakikat yang terdalam dari kemungkinan dan pilihan itu sebenarnya adalah kehidupan atau kematian. 

 

Bila babak baru berisi kemajuan, bukankah kemajuan itu dapat mendatangkan kehidupan dan juga kematian? Disatu pihak, kemajuan dan kemakmuran mendatangkan hidup. Namun dilain pihak, contoh kita akan mempunyai pangan, namun banyaknya pangan dapat juga mendatangkan kematian, sebab kita menjadi rakus dan selalu ingin makan enak; dan itu akan berakibat kita menjadi terlalu gemuk; hiper-kolestrol, tekanan darah tinggi dsb. 

 

Kemakmuran memberikan pelbagai kemudahan untuk hidup, namun kemudahan itu menyebabkan kita malas bergerak, bekerja keras, dll. Tanpa sikap  bijak, kemajuan bukan mendatangkan kehidupan, melainkan kematian. Kesempatan untuk memilih antara kehidupan atau kematian itu kita hadapi sepanjang jalan hidup. Kita selalu menghadapi pilihan. Apakah yang kita pilih, kehidupan atau kematian. Karena itu, pilihlah kehidupan agar kita mendapatkan kebahagian yang kekal. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...