Renungan hari ini:
“JIKA TUHAN MENGHENDAKINYA”
Yakobus 4:15 (TB) Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu"
James 4:15 (NET) You ought to say instead, “If the Lord is willing, then we will live and do this or that”
“Jika TUHAN menghendakinya” merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa kuasa dan otoritas mutlak ada pada TUHAN, bukan pada dirikita sendiri. Pernyataan Yakobus ini sedang memperingatkan bahwa kita harus menjadikan kehendak Tuhan sebagai tujuan, di dalam kehidupan sehari-hari kita. Ungkapan ini berisi nasihat yang sangat penting. Mengapa? Mari kita baca ayat 13. Yakobus 4:1-12 berbicara tentang masalah persahabatan dengan dunia. Ayat 13 memberikan karekteristik orang yang bersahabat dengan dunia, yakni kecenderungan untuk membanggakan prestasi duniawinya. Oleh Rasul Yohanes, hal ini disebut dengan istilah “keangkuhan hidup” (Yoh. 1:15-17). Semua in muncul dari kecintaan hati terhadap dunia. Di ayat 16, Yakobus memperingatkan kita untuk tidak sama seperti mereka yang tidak mengenal Allah, yang membanggakan prestasi duniawinya. Tak peduli sehebat apapun prestasi duniawi kita, semua itu hanya sementara saja. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Yohanes, “Dunia dan segala nafsunya akan berlalu. Hanya mereka yang taat pada kehendak Allah yang tinggal tetap.” Artinya, hanya mereka yang taat pada kehendak Allah yang akan mewarisi hidup kekal. Mengapa kita senang bersahabat dengan dunia? Apakah sumber masalahnya? Akar persoalannya adalah: kita ini egois, kita hanya mau hidup untuk kepentingan diri sendiri.
Nas hari ini sangat penting, mengapa? Karena ayat 15 itu menunjukkan kepada kita tujuan hidup yang benar. Yakobus 4:15 ingin memberitahu kita bahwa setiap orang Kristen itu adalah hamba Allah. Tujuan hidup seorang hamba adalah mentaati kehendak majikannya. Inilah hal yang harus dilakukan setiap orang Kristen, dan ini adalah hal yang sudah baku. Kita tidak punya pilihan lain. Seperti yang disebutkan dalam ayat 17, orang yang tahu hal baik yang harus dia perbuat tetapi dia tidak melakukannya, ia berdosa.
Roh Kudus sudah diturunkan ke dalam hati kita, untuk memimpin kita dalam berbuat dalam kehendak Tuhan. Orang Kristen yang sudah tahu kehendak Tuhan, sudah tahu kebaikan yang harus dilakukan, namun tidak dilakukan, itu berarti sudah berdosa. Efesus 2:1 “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu”. Berdosa bukan hanya karena kita berbuat jahat, tetapi juga ketika kita tahu apa yang baik namun kita diam saja, itu juga sudah termasuk berdosa. 2 Petrus 2:21 “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran daripada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka”. Kurangnya iman juga bisa merupakan salah satu faktor mengapa orang Kristen tidak mau menuruti kehendak Tuhan (Ibr. 3:18-19).
Yakobus menasihatkan agar kita senantiasa memikirkan kehendak Tuhan dalam setiap perencanaan. Dengan mengakui bahwa Tuhanlah yang berdaulat dan yang membuat rencana kita berhasil, kita menundukkan diri di hadapan-Nya. Ketika kita merendahkan diri, Tuhan akan meninggikan kita (ay. 10). Dengan demikian, apa yang kita rencanakan dan kita lakukan menjadi berarti.
Terkadang kita sudah tahu kehendak Tuhan, namun kita tetap kita membangkang dari perintahnya. Terkadang tanpa kita sadari kita sedang mencobai kemurahan hati Tuhan. Kita berpikiri bahwa pada akhirnya Tuhan akan memaafkan dosa kita. Kita salah paham dalam mengartikan bahwa keselamatan adalah mutlak dan selamanya, lalu kita mencobai kemurahan Tuhan. Perbuatan baik memang bukan sebab dari keselamatan kita, tetapi perbuatan baik adalah tanda pertobatan kita terhadap Allah.
Berbahagialah kita yang sudah tahu kehendak Tuhan, lalu kita melakukannya dan menaatinya dengan sungguh-sungguh. Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Menjalankan kehendak Tuhan memanglah bukan perbuatan yang gampang. Matius 7:13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Menaati kehendak Tuhan memang bagaikan berjalan di jalan yang begitu sempit. Tetapi ketika kita melewatinya, pasti akan ada berkat Tuhan yang menanti perjalanan kita. Kehendak Tuhan itu bagaikan bangsa Israel yang masuk ke dalam tanah Kanaan. Bangsa Israel dapat memenangkan kota Yerikho karena mereka berperang bersama Allah. Ketika kita melaksanakan kehendak Tuhan, penyertaan Tuhan akan begitu luar biasa, dan berkat itu akan menanti kita. Karena itu, mari taatilah kehendak TUHAN sebabaik-baiknya, maka Ia pun akan memberikan yang terbaik bagi kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN