Kamis, 06 Mei 2021

Renungan hari ini: “ORANG BIJAKSANA AKAN BERCAHAYA” (Daniel 12:3)

 Renungan hari ini:

 

“ORANG BIJAKSANA AKAN BERCAHAYA”




 

Daniel 12:3 (TB) "Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya"

 

Daniel 12:3 (NET) "But the wise will shine like the brightness of the heavenly expanse. And those bringing many to righteousness will be like the stars forever and ever"

 

Nubuatan Daniel ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Setiap orang ditantang untuk menjadi orang bijaksana. Tentu menjadi seorang yang bijak membutuhkan perjuangan. Menjadi seorang bintang membutuhkan tahapan yang panjang.  Orang berduyun-duyun mengikuti kompetisi yang diadakan oleh stasiun televisi swasta, seperti Indonesian Idol, KDI  (Kontes Dangdut Indonesia), Liga Dangdut Indonesia, Idonesian Got Talent, Stand Up Comedy, dan sebagainya, dengan tujuan ingin menjadi bintang terkenal.  Menurut pemahaman orang kebanyakan, seorang bintang adalah orang yang hebat, memiliki prestasi luar biasa, dikagumi oleh banyak orang, sukses atau orang yang terkenal/populer.  Secara umum definisi seorang bintang adalah orang terbaik di suatu bidang tertentu.

 

Nas hari ini mengajar kita untuk melihat bagaimakah orang bijaksana itu berlaku dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Ada dua sikap yang harus dilakukan oleh seorang bijak dalam kehidupan sehari-hari, yakni:

 

Pertama, orang bijak harus bercahaya seperti cahaya cakrawala. Cahaya cakrawala memberikan sinarnya tanpa pilih buluh. Sinar cakrawala itu dinikmati oleh semua orang tanpa kecuali. Orang bijak harus mampu hidup seperti itu. Kebaikan kita harus mampu menyinari semua orang dari berbagai suku, ras dan agama. Sinar yang kita berikan mampu dinikmati oleh semua orang. Karya nyata kita bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

 

Kedua, orang bijak harus menuntun banyak orang kepada kebenaran. Apa yang membuat kita dapat menuntun orang kepada kebenaran?

 

1.    Ada Roh Kudus di dalam kita (Dan. 6:4). Tidak pernah ada pribadi lain selain Daniel di masa itu yang tetap memegang jabatan tinggi dalam beberapa kali pergantian pemerintahan di sebuah kerajaan yang sama. Dan yang membuat Daniel tampil cemerlang melebihi segala pejabat tinggi yang ada pada waktu itu bukanlah semata-mata karena ia seorang pemercaya kepada Allah yang hidup atau karena ia mempunyai Roh Allah seperti rata-rata kebanyakan orang percaya, melainkan karena Roh Allah yang ada di dalam dirinya bermanifestasi secara luar biasa di dalam kehidupan nyatanya hari lepas hari. Itulah sebabnya, ketika para pejabat tinggi dan wakil raja hendak bermufakat mencari alasan dakwaan terhadap kinerja Daniel dalam menjalankan tugas pemerintahan, mereka tidak mendapati satu alasan atau kesalahan apa pun, sebab ia setia dan tidak didapati sesuatu kelalaian padanya. Hal ini pula yang akhirnya membuat Daniel terluput dari cengkeraman mulut singa saat ia dilemparkan ke dalam gua singa akibat dakwaan para pejabat dalam hal ibadahnya kepada Allahnya. Hal yang paling penting sesungguhnya bukan karena semata-mata Daniel terluput dari mulut singa, melainkan adanya perkataan yang keluar dari mulut raja Darius yang secara langsung mengakui sekaligus sebuah deklarasi betapa dahsyatnya Allah yang disembah oleh Daniel itu. Dan bahkan sejak peristiwa itu, raja Darius menetapkan suatu perintah bahwa di seluruh kerajaan yang ia kuasai, semua orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup (Dan. 6:27-28). Betapa luar biasanya!

2.    Ada terang Kristus di dalam kita (Luk. 6:39). Apa yang membantu seorang pengemudi kendaraan dapat melaju di tengah kegelapan malam tanpa bertabrakan dengan kendaraan lain? Kita tentu dapat menjawabnya dengan mudah, bahwa ada lampu pada kendaraan itu sehingga si pengemudi dapat melihat pemandangan dengan jelas dan menuntunnya tiba di tempat tujuan. Hal serupa pernah diucapkan Yesus di hadapan banyak orang yaitu saat Ia menyampaikan perumpamaan tentang orang buta yang menuntun orang buta, yang tentu saja akan membuat keduanya jatuh ke dalam lubang. Namun sesungguhnya bukan kebutaan mata jasmani yang dimaksudkan oleh Yesus, melainkan orang yang buta mata rohaninya. Yang dimaksud “orang buta” menurut Yesus adalah orang-orang yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Termasuk mereka yang dengan sengaja menutup hatinya untuk Yesus, ataupun orang-orang yang pernah menerima Yesus namun kemudian meninggalkan-Nya. Menurut ayat tersebut, orang-orang seperti inilah yang tidak mampu untuk menuntun orang lain kepada Jalan Keselamatan. Jangankan untuk menuntun orang lain, bahkan membawa dirinya sendiri pun orang-orang tersebut tidak mampu. Maka sudah pasti keduanya akan jatuh ke dalam lobang.

 

Terang Kristus yang ada di dalam hidup setiap kita itulah yang menjadi alasan mengapa seharusnya kita sudah mampu menjadi seorang yang menuntun banyak orang untuk diperkenalkan kepada Sang Sumber Keselamatan itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Karena itu, berjuanglah untuk menjadi orang bijak di dalam kehidupan kita sehari-hari. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...