Senin, 31 Agustus 2020

Renungan hari ini: “MENINGGALKAN SEGALA SESUATU”

 Renungan hari ini:

 

“MENINGGALKAN SEGALA SESUATU”




 

Lukas 5:11 (TB) "Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus"

 

Luke 5:11 (NET) "So when they had brought their boats to shore, they left everything and followed him”

 

Meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus merupakan sebuah perkara yang sulit. Manusia jika berada pada zona nyaman agak sulit mau meningggalkan zona itu untuk mengikut Yesus. Nas hari ini menjabarkan salah satu ajaran yang paling sulit ditiru. Tuhan Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama, dan kemudian mereka segera meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikuti Dia (lih. Mrk. 1:16-18). Artinya, para murid itu, rela meninggalkan apa yang tadinya mereka pandang berharga, untuk mengikuti Yesus. Panggilan ini hanyalah dapat dipenuhi oleh mereka yang meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus, seperti para imam, biarawan dan biarawati. Mereka telah dengan sukarela meninggalkan keterikatan dengan dunia ini dengan mempersembahkan seluruh diri mereka kepada Tuhan. Penyerahan diri sepenuhnya dengan ketaatan, kemurnian dan kemiskinan yang mereka lakukan menjadi wujud nyata dari niat suci mereka untuk membaktikan diri bagi Kerajaan Allah, untuk “menjala manusia” dan membawa dunia ini kepada Tuhan. Maka dapat dikatakan, bahwa kaum religius yang menjalankan kehidupan panggilan mereka dengan sungguh-sungguh, tentu dengan lebih penuh menanggapi undangan Yesus ini. Namun panggilan untuk hidup kudus ini, ditujukan kepada semua orang, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. 

 

Kita sebagai kaum awam, juga dipanggil untuk mengikuti Yesus dengan meninggalkan keterikatan kita terhadap hal-hal duniawi. Bukankah Yesus juga mengatakan hal yang sama kepada seorang muda yang kaya (lih. Mrk. 3:21)?  Tuhan Yesus meminta kepada kita semua yang ingin mengikuti-Nya agar melepaskan diri dari keterikatan terhadap “ke-aku-an” dan segala sesuatu yang kita miliki, agar kita dapat mengarahkan hati kepada hal-hal yang kekal. Jika kita melakukannya dengan benar, ini akan mempengaruhi cara pandang dan cara hidup kita sehari-hari. Kita akan berusaha untuk menjadi bijaksana dalam menggunakan segala yang ada pada kita sekarang ini —yaitu waktu, tenaga, bakat, harta milik, keinginan dst— untuk melakukan pesan Injil. 

 

Bagaimana kita melatih diri untuk menjadi tidak terikat dengan dunia ini? Ada banyak cara, tetapi marilah kita memulainya dari cara yang paling mudah dengan cara bertobat. Setiap hari sepanjang tahun kita harus mengenangkan sengsara dan kematian Yesus demi menyelamatkan kita, dan kita diundang untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan-Nya itu, dengan menolong orang miskin, mengampuni orang yang bersalah kepada kita, melakukan kebaikan sebagai buah keselamatan, rajin berdoa dan membaca Kitab Suci, dan lain sebagainya.

 

Bentuk yang paling sederhana dari “meninggalkan segala sesuatu” untuk mengikuti Kristus adalah mau berkorban untuk TUHAN. Kita mau mengorbankan waktu (berdoa, baca Kitab Suci, beribadah ke Gereja, Partangiangan), mengorbankan uang (memberikan persembahan bulanan, persembahan ibadah, ucapan syukur), mengorbankan perasaan dan hati (mengampuni), mengorbankan kemampuan (pikiran, idea-idea), dan lain sebagainya. Karena itu, marilah kita mengikuti jejak para murid Yesus itu, untuk mengejar apa yang dapat memberi manfaat yang kekal, bukan hanya pada apa yang memberi manfaat sementara. (rsnh)

 

Selamat memasuki September 2020 dan terus berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...