Sabtu, 16 Januari 2021

Kotbah Minggu Epiphanias 2 Minggu, 11 Januari 2021 TUHAN MENGENALMU (DITANDA DEBATA DO HO) - Yohanes 1:43-51

 Kotbah Minggu Epiphanias 2

Minggu, 11 Januari 2021

 

TUHAN MENGENALMU

(DITANDA DEBATA DO HO)

Khotbah: Yohanes 1:43-51  Bacaan: Mazmur 139:1-12




 

Kita telah memasuki Minggu kedua Epiphanias. Tema yang akan kita renungkan adalah “TUHAN Mengenalmu”.Mengenal adalah pengetahuan tentang sesuatu. Kata mengenal bagi manusia berarti pengetahuan tentang seseorang. Kalau kita mengatakan saya mengenal si A, berarti kita mempunyai pengetahuan tentang si A, atau kita dapat memberi keterangan tentang si A. Dalam Yohanes 1:43-51 kata “mengenal” berarti mengenal kekuatan dan kelemahan, mengenal kemampuan dan potensi. Kata mengenal juga menggambarkan sifat Allah yang mengenal dan mencintai manusia secara pribadi. 

 

Dalam Kitab Suci khususnya dalam Injil kata “mengenal” mempunyai tiga arti, yakni: Pertama, mengenal berarti pengetahuan. Dalam Matius 17:12, Yesus bersabda: “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia”. Yesus sudah datang tetapi minat manusia untuk mencari-Nya, minat untuk mengetahui tentang Dia tidak ada. Manusia tetap sibuk dengan dosa dan perbuatannya yang lama. Dalam Lukas 23:49: diceriterakan tentang kematian Yesus bahwa: “semua orang yang mengenal Yesus dari dekat berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu”. Orang-orang yang mengenal dan mengetahui Yesus dari dekat adalah murid-murid-Nya. Mereka takut kepada orang-orang Yahudi, karena itu mereka bersembunyi, berdiri dari jauh dan melihat segala kejadian penderitaan Yesus. Lukas 24:31: menceriterakan kisah Emaus. Setelah makan bersama: “terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia…”. Pengetahuan kedua murid Emaus tentang Yesus ternyata belum cukup dan memadai. Karena walau sepanjang jalan Emaus Yesus mengajar mereka, namun mereka belum juga mengenal Dia. Mata mereka baru terbuka setelah Yesus memecahkan roti dan makan bersama mereka. Mereka baru tahu bahwa itu Yesus.

 

Kedua mengenal berarti melakukan kehendak Allah. Dalam Matius 7:23, Yesus berbicara tentang hidup kekal di mana semua orang akan menghadapi pengadilan terakhir dan Yesuslah hakimnya. Yesus akan bersabda kepada mereka yang jahat: “…Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan”. Yesus hanya mengenal orang yang melakukan kehendak Allah. Arti kata “Tidak pernah mengenal” di atas berarti tidak pernah melakukan kehendak Allah Bapa di surga (Mat. 25:12). Dalam Yoh. 1:10, dikatakan bahwa: “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya”. Mengenal di sini berarti tidak mengikuti panggilan Yesus. Tidak mau mendengar ajakan Yesus untuk melakukan kehendak Allah Bapa di surga (Yoh. 8:19; 14:7). Dalam Yohanes 8:55, Yesus berkata: “…tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Mengenal Bapa berarti menuruti firman-Nya.

 

Ketiga, mengenal berarti mencintai. Dalam Yohanes 10:14-15: Yesus menjelaskan diri-Nya sebagai gembala yang baik. Gembala yang baik mengenal domba-dombanya. Dasar pengenalan ini adalah relasi-Nya dengan Bapa-Nya di surga. Antara Putra dan Bapa ada relasi yang penuh. Relasi ini diteruskan Yesus kepada murid-murid-Nya. Relasi mereka adalah relasi cinta, karena itu mereka saling mendengarkan secara mendalam. Antara Bapa dan Putra ada relasi cinta, ada pengenalan cinta. Hanya orang yang mencintai yang bisa memperhatikan dan mengorbankan nyawanya demi kehidupan domba-dombanya. Itulah relasi Yesus dengan manusia.

 

Kriteria untuk orang yang masuk ke dalam hidup kekal hanyalah mereka yang mengenal Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus. Mereka itu adalah orang-orang yang mencintai Bapa lewat Putra-Nya Yesus Kristus dan melakukan kehendak-Nya (Yoh. 17:3). Tuhan telah mengenal kita jauh lebih baik dari pada diri kita sendiri. Ia mengenal segala kemampuan kita, mengenal kekuatan kita jauh lebih baik dari kita sendiri. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah percaya akan tugas perutusan Tuhan bagi kita sebagai seorang biarawan, seorang bapak keluarga, seorang ibu keluarga, seorang siswa-mahasiswa, seorang guru, seorang petani, dan lain sebagainya. Kesadaran itu mendorong kita untuk lebih mengenal Allah dalam hidup kita setiap hari, sehingga hidup kita pun menjadi satu pujian bagi-Nya selalu. Tuhan telah mengenal kita, maka mari kita berusaha untuk mengenal Dia lebih dalam lagi dengan berusaha untuk mengetahui kehendak-Nya bagi diri kita, melakukan kehendak-Nya, dan mencintai-Nya dalam hidup kita setiap hari.

 

Mengenal bukan hanya yang asal kenal. Mungkin, Natanael tidak akan terkejut ketika Yesus mampu menebak siapa namanya. Tapi, bathin dan nalarnya terusik tatkala Yesus yang dia anggap rendah itu, ternyata mengenal dia sungguh, luar dan dalam. Mengenal apa yang dia lakukan yaitu sepanjang hari merenungkan Kitab di bawah pohon ara: begitulah pekerjaan seorang pembelajar Taurat hari demi hari. Bahkan mengenal bahwa dia meragukan latar belakang Yesus karena ingin sesuatu yang otentik/asli masuk dalam kehidupannya. Karena itu, Yesus menyebutnya Israel (=Yakub) yang sejati.  Perjumpaaan Simon, Andreas, Filipus dan Natanael digambarkan begitu pribadi dan istimewa. Ini yang tidak kita temui dalam ketiga Injil kecuali Yohanes. Tanda (semeion) yang menjadi awal "penyingkapan" untuk hal selanjutnya memenuhi Injil ini, termasuk dalam hal Yesus memilih murid-murid yang pertama.

 

Yesus mengenal Natanael lebih dulu (sama seperti Dia mengenal kita lebih dulu). Karena Dia begitu mengenal Natanael sama seperti Yesus mengenal kita. Jadi, kita bisa percaya sepenuh-penuhnya dan sungguh-sungguh pada Dia. Yang menjadi perbedaan sekarang adalah, respon kita ketika Yesus mengenal kita. Ada yang masih tertutup matanya oleh selubung yang samar-samar. Ada yang menerima kasih Kristus. Ada yang menolaknya. Digambarkan lagi, bahwa kaum agamawan, Yahudi yang merasa bahwa mereka sungguh-sungguh Yahudi, menolak Yesus karena mereka tidak mampu melihat dan mengenal siapa Yesus sebenarnya. Natanael berhasil mengenal Yesus dan percaya pada-Nya. Bukan hanya itu, Dia menyerahkan seluruh percaya-Nya pada Yesus yang disebutnya bapak, Anak Allah (=kurios). Percaya pada Tuhan selalu diikuti dengan kesediaan melakukan semua kehendakNya dan menyerah pada Dia. 

 

Yesus mengenal kita. Tahu isi hati kita. Tahu, apa yang menjadi kerinduan hati kita. Kasih-Nya menembus sampai di relung hati. Itu yang membuat Filipus dan Natanael begitu terpana. Apakah, kita masih akan menutup pintu hati kita? Semua yang mengenal Tuhan, membuka hatinya bagi Tuhan. Selama bathin dan mata kita tertutup pada-Nya, seberapa jauh dan hebat Dia berkarya, hidup kita tidak akan berubah. Kita hanya akan jadi orang-orang bebal dan keras kepala yang susah untuk bertumbuh maka kita tidak akan memperoleh berkat dari-Nya.

 

Natanael mengajar kita bahwa orang yang paling pintar sekalipun tidak akan terlalu sulit untuk percaya pada Allah dan kuasanya, jika dia mau mengenal Yesus lebih dekat. Kita mau meluangkan waktu sedikit untuk bercakap dengan Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan. Meski, ada banyak orang menyerah terbuka pada Tuhan karena Tuhan terlalu misterius dan ada banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Natanael nampaknya terkejut karena Yesus ternyata mengenalnya, padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Yesus menunjukkan kuasa-Nya di sini, bahwa Dia sudah mengetahui Natanael bahkan sebelum Natanael menyadarinya. Natanael semakin diyakinkan dengan kenyataan Yesus ini bahwa Dia memang berasal dari Allah. Kalau selama ini Natanael hanya mendengar dari orang lain, sekarang dia melihat sendiri dan membuktikan sendiri bagaimana sosok dan kuasa Yesus. Tapi Yesus membawa Natanael ke arah hal-hal yang lebih besar dari apa yang dirasakannya saat itu juga. Di sini Yesus memberi penekanan pada kemahakuasaan Anak Manusia yang adalah diri-Nya sendiri. Dan Natanael harus meletakkan kepercayaannya atas kenyataan itu, bukan hanya pada apa yang dilihatnya sesaat pada waktu itu.

 

Oleh karena Yesus mengenal semuanya, maka apabila kita merasa sudah bertemu dengan Dia, maka hasilkanlah buah-buah kebajikan; hasilkanlah buah-buah yang jujur yang tidak dibungkus dengan manis padahal penuh kepalsuan; berbagi sukacitalah dengan sesama, dan ajaklah orang lain ke jalan kehidupan lewat pertemuan dengan Yesus. Dengan melakukan ini maka kita mampu melihat hal-hal besar seperti yang dikatakan Yesus kepada Natanael di ayat 50b dan 51, yaitu bahwa Anak Manusia berasal dari Allah dengan penuh kuasa sekaligus membawa kehidupan. Karena itu, hasilkan buah dan karya yang terbaik sebagai bukti kita telah mengenal TUHAN dan TUHAN mengenal kita. (rsnh)

 

Selamat Beribadah untuk TUHAN!

 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...