Senin, 07 September 2020

Renungan hari ini: KASIHILAH MUSUHMU

 Renungan hari ini:

 

KASIHILAH MUSUHMU




 

Matius 5:44 (TB) "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu"

 

Matthew 5:44 (NET) "But I say to you, love your enemy and pray for those who persecute you”

 

Banyak di antara kita mungkin merasakan bahwa perintah mengasihi ini sungguh berat dan tidak mudah. Untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, mungkin masih oke lah. Tapi untuk mengasihi musuh atau orang yang membenci kita dan telah mencelakai kita, sungguh bukan sesuatu yang mudah. Apalagi, di dunia ini kita tidak mudah mendapatkan contoh atau teladan. Kalau kita menunjuk pada Yesus yang memberikan teladan kepada kita, dengan mudah kita mengatakan: "Dia kan Tuhan, kita ini kan manusia biasa, bukan Tuhan". Ya, manusiawi sekali kesulitan yang kita hadapi tersebut. Namun, kalau Tuhan menghendaki kita berbuat demikian, tentu bukan sesuatu yang mustahil. Selain Ia sendiri telah memberikan teladan, tentu Ia juga memberikan rahmat-Nya bagi kita yang mau berusaha dan mewujudkan kehendak-Nya. Memang kita harus sabar dan berproses terus-menerus dalam jatuh bangun.

 

Ketika Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, paling sedikit dari sudut pemikiran intelektual kita terpikirlah bahwa Dia melakukan analisis  atas masalah manusia ini dengan psikologi yang sangat mendalam. Yesus sendiri tentunya akan “pusing” sendiri seandainya Dia tidak memaafkan dan mengampuni orang-orang Farisi, para ahli Taurat dll. yang terus-menerus mengganggu dirinya. Kaum Farisi dkk. ini adalah orang-orang yang penuh dengan kebencian dan iri-hati terhadap diri-Nya, dan sangat sulit mengubah pemikiran, sikap dan perilaku mereka terhadap Yesus dan kegiatan pewartaan-Nya.  

 

Yesus tentunya tidak luput mempunyai dugaan bahwa kaum Farisi dkk. merencanakan sebuah komplotan untuk membunuhnya agar tidak lagi menjadi “biang kerok” di tanah Israel. Upaya-upaya mereka untuk memojokkan serta menjebak Yesus beberapa kali muncul dalam beberapa narasi Injil. Pada waktu orang-orang anti-Yesus itu pada akhirnya berhasil menyalibkan-Nya di bukit Kalvari, dari atas kayu salib itu Yesus menunjukkan bagaimana seharusnya kita mengasihi dan mengampuni. Dari atas kayu salib itu Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).  

 

Hati Yesus hanya berisikan cintakasih – tidak ada hal lain – walaupun ketika menanggung penderitaan yang paling buruk yang dapat menghantam seorang pribadi. Cintakasih semacam itu menyembuhkan kita dan membasuh bersih dosa-dosa kita. Penyembuhan penuh pengampunan! Inilah yang diajarkan oleh Yesus dari atas kayu salib-Nya. Cintakasih berlimpah Yesus dari atas kayu salib inilah yang sungguh menyembuhkan luka-luka dunia.  

 

Kita mengetahui bahwa karena dosa Adam hilanglah cintakasih yang sehat, membahagiakan dan menyembuhkan itu. Ada cerita (tidak alkitabiah) begini: Konon pada suatu siang hari yang panas-terik Adam dan kedua anak laki-lakinya yang masih kecil, Kain dan Habel, sedang berjalan di padang gurun dan panasnya pasir ‘membakar’ telapak kaki mereka. Di kejauhan kelihatanlah area yang dipenuhi pepohonan rindang. Habel bertanya kepada ayahnya: “Bapak, mengapa kita tidak boleh tinggal di sana, di oase yang indah dan sejuk itu?” Adam menjawab, “Semua ini gara-gara salah ibumu, anakku! Gara-gara dialah kita tidak boleh lagi tinggal dalam rumah nyaman  yang dahulu.” Apa pesan cerita pendek ini? Adam tidak dapat mengampuni istrinya. Dapatlah kita melihat efek buruk apa yang telah disebabkan dosa? Dosa merampas cintakasih dari diri kita, sehingga kita menyalahkan orang lain dan menolak untuk mengampuni orang lain.  

 

Sebaliknya Allah tidak pernah menyerah karena pemberontakan manusia yang telah diciptakan-Nya menurut gambar dan rupa-Nya sendiri (lih. Kej. 1:26,27). Allah mengutus Putera ilahi-Nya Yesus, untuk memulihkan kasih yang menyembuhkan itu bagi kita. Yesus mengajarkan kita, “Kasihilah dan ampunilah.” Singkatnya, “engkau harus menjadi sempurna seperti Bapamu di surga sempurna adanya” (Mat. 5:48).  

 

Yesus datang ke dunia pertama kalinya untuk memulihkan bagi kita cintakasih asli di taman Firdaus, cintakasih Bapa surgawi “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar”. Yesus memang adalah sang Psikolog Agung yang mempunyai visi baru berkaitan dengan pengharapan untuk dunia. Karena itu, teruslah mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...