Rabu, 04 November 2020

Renungan hari ini: KEKERASAN HATI (Roma 2:5)

 Renungan hari ini:

 

KEKERASAN HATI




 

Roma 2:5 (TB) "Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan"

 

Romans 2:5 (NET) "But because of your stubbornness and your unrepentant heart, you are storing up wrath for yourselves in the day of wrath, when Gods righteous judgment is revealed!”

 

Kekerasan hati itu seperti kerak gosong di panci atau wajan. Makin ego, makin tebal keraknya dan mengeras. Kalau sudah seperti itu, maka tidak bisa lagi dibersihkan dengan penggosok dari bahan busa, melainkan harus memakai kawat penggosok. 

 

Lembutkanlan hati agar tidak sulit kita dibersihkan oleh Sang Pencipta. Cukup memakai "busa penggosok", sudah bersih. Cukup dengan perkara-perkara lembut saja, kita sudah menyadari kesalahan kita dan bertobat. Jangan karena kekerasan hati kita, Yang Mahakuasa terpaksa harus menggunakan "kumparan kawat penggosok" untuk membersihkan kita. Itu akan tiba di hidup kita dalam bentuk kenyataan yang menyakitkan.

 

Bayangkanlah diri kita adalah panci atau wajan itu. Bagaimana rasanya saat kumparan kawat diletakan dengan ditekan, lalu digosokkan berulang-ulang di tubuh kita. Kita dapat membayangkan sakitnya seperti apa. Seperti kerak yang telah menebal dan mengeras pada panci/wajan harus digosok kuat dengan kawat penggosok, maka pembersihan hidup orang yang keras hati juga membutuhkan proses. Proses itu bukanlah proses yang menyenangkan, tetapi menyakitkan. 

 

Kekerasan hati membuat peringatan-peringatan dan teguran-teguran lembut dari Yang Mahakuasa tidak dihiraukan. Akhirnya pembersihan itu tiba di hidup kita dalam bentuk perkara-perkara yang tidak menyenangkan, menyakitkan, bahkan menderitakan. Makin keras hati, makin sulit dibersihkan dan makin sakit untuk dijalani, karena harus digosok kuat-kuat, pakai "KAWAT" pula! Jauhlah kiranya keras hati dari diri kita!  

 

Dosa membuat hati manusia menjadi keras. Kekerasan hati manusia mengakibatkan manusia sulit untuk mengampuni, menganggap diri benar, menutup diri terhadap koreksi dan menolak untuk berubah.  Kekerasan hati telah menyebabkan hubungan suami isteri rusak, keluarga berantakan bahkan gereja pecah. 

Kekristenan dimulai dengan perubahan hidup.  Perubahan hidup diawali dengan pertobatan.  Pertobatan tidak hanya perasaan menyesal saja.  Pertobatan menyangkut pengakuan yang jujur akan dosa dan kesalahan yang kita buat di hadapan Tuhan.  Orang bunuh diri karena menyesal bukan bertobat. Pertobatan adalah awal hidup baru bersama Yesus Kristus.  Anugerah Allah akan turun kepada orang yang mau merendahkan hati dan bertobat.  Pertobatan akan menjauhkan kita dari hati yang keras dan memampukan kita untuk melihat keindahan dari pekerjaan Allah. Karena itu, hindarilah hidup yang mengeraskan hati agar kita terhindar dari segala murka TUHAN. (rsnh)

 

Selemat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...