Selasa, 14 September 2021

Renungan hari ini: “TIDAK TAWAR HATI” (2 Korintus 4:16)

 Renungan hari ini:

 

“TIDAK TAWAR HATI”




 

2 Korintus 4:16 (TB) "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari"

 

2 Corinthians 4:16 (NET) "Therefore we do not despair, but even if our physical body is wearing away, our inner person is being renewed day by day"

 

Tidak tawar hati merupakan sebuah kata kunci untuk membangun semangat kita kembali. Sebab jika kita tawar hati maka tubuh lahiriah kita akan mudah merosot, tetapi jika kita tidak tawar hati walau tubuh kita merosot namun manusia batiniah kita akan terus mengalami pembaruan hari demi hari. Apakah yang seharusnya kita perbuat apabila kita merasa tawar hati? Caranya adalah ungkapkan perasaan kita secara jujur kepada Allah. Allah telah menjanjikan kekuatan apabila kita membutuhkannya. 

 

Apa sih yang dimaksud dengan tawar hati? Kebanyakan orang mengartikannya dengan: hilangnya minat atau semangat, tidak antusias, tidak bernafsu, tidak mau peduli, apatis, hatinya dingin, dan seterusnya. Siapa pun dapat mengalimi kondisi seperti itu. Sangat wajar dan manusiawi. Namun, jika hal ini dibiarkan tentu akan berakibat buruk, baik bagi kesehatan jasmani maupun rohani; diri sendiri maupun orang lain. Kondisi tawar hati dapat mengganggu ritme hidup positif. Orang dengan tawar hati akan kehilangan kegairahan dalam hidup. Pandangannya menjadi negatif terhadap diri sendiri, orang lain bahkan Tuhan. Ia cenderung menarik diri dan tidak mau peduli dengan lingkungannya. Bahkan tidak lagi peduli terhadap dirinya sendiri.

  

Paulus mengatakan dengan begitu jelas, “Jangan menjadi tawar hati” (Do not despair). Berarti setiap dari kita mungkin akan dan bisa menjadi tawar hati. Kita tidak memungkiri setiap dari kita mengalami penderitaan kita di dalam konteks kita masing-masing. Setiap orang yang bekerja harus mengalami pergumulan masing-masing di dalam konteks pekerjaannya. Setiap ibu yang mengasuh anak ada “penderitaannya” masing-masing yang harus dia lalui hari demi hari. Setiap pelayan Tuhan, Tuhan ijinkan harus ditindas, seperti Paulus yang ditindas. Pelayan Tuhan mengalami apa yang namanya dianiaya, mengalami apa yang namanya kesesakan, mengalami apa yang namanya challenge tantangan, setiap hari. Termasuk Gereja Tuhan yang harus bergumul dari hari ke hari. Paulus mau mengatakan kepada kita, “Jangan menjadi tawar hati”.

 

Paulus adalah orang yang mempunyai kualifikasi untuk mengatakan kalimat ini karena dia sendiri memberikan kesaksian di dalam hidupnya bahwa dia harus mengalami semuanya ini tetapi kita menyaksikan melalui terang kebenaran firman Tuhan dan dari sejarah Gereja dan dari tulisan bapa-bapa Gereja, bahwa dia bertekun, endurance, sampai kepada garis akhir pertandingan yang Tuhan tetapkan bagi dia. Paulus tidak menjadi mundur dari pertandingan yang harus dia jalani. Dia menjadi seorang prajurit yang disiplin, petani yang tekun, olahragawan yang ulet, yang terus menjalani pertandingan itu, terus berlari secara marathon sampai kepada garis akhir dari pertandingan yang Tuhan tetapkan baginya (1 Kor. 9:26, 2 Tim. 2:4-6).

 

Menyerah atau tawar hati seringkali menyebabkan kita kehilangan perkara terbaik yang ditawarkan Allah kepada kita. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami (2 Kor. 4:16-17). 

 

Apabila hati kita menghukum kita, kita seharusnya jangan menyerah atau tawar hati. Apa yang kita alami saat ini mungkin saja dapat menjadi alasan untuk tawar hati. Namun, lihatlah lebih dalam bahwa Tuhan telah menopang kita dengan kekuatan untuk mengatasinya. Ya, kekuatan itu bernama iman! Ingatlah seperti yang dikatakan Paulus, “Pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan jalan ke luar sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Kor.10:13). Karena itu, janganlah tawar hatimu. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...