Senin, 04 April 2022

Renungan hari ini: “YANG HINA BAGI DUNIA, DIPILIH ALLAH” (1 Korintus 1:28)

 Renungan hari ini:

 

“YANG HINA BAGI DUNIA, DIPILIH ALLAH”



 


1 Korintus 1:28 (TB) "Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti"

 

1 Corinthians 1:28 (NET) "God chose what is low and despised in the world, what is regarded as nothing, to set aside what is regarded as something"

 

Dunia sering melihat orang hina dan yang tidak terpandang dengan sebelah mata. Artinya, menganggap mereka seolah-olah tidak ada, disepelekan, diolok, dicaci, bahkan dikorbankan. Itulah sikap orang duniawi melihat sesamanya. Biasanya orang kuat memegang kendali atas orang hina dan lemah. Mereka merasa lebih pintar hingga akhirnya memandang rendah orang-orang yang lemah.  Orang yang berbuat semena-mena terhadap sesamanya, adalah mereka yang hidup tanpa kasih.

 

Kita mungkin boleh lemah, kita mungkin boleh dihina oleh orang lain. Namun selama hidup kita benar di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan memakai kita untuk mengalahkan orang-orang kuat yang hatinya penuh dengan kesombongan. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam 1 Korintus 1:27-28, Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.

 

Jangan sekali-kali kita  hidup dengan memegahkan diri di hadapan Tuhan. Jangan sekali-kali kita menjadi sombong dan merasa bahwa tanpa Tuhan kita mampu melakukan perkara yang hebat. Ingatlah bahwa hidup kita serupa bejana tanah liat di tangan pembuatnya. Hidup kita adalah buatan tangan Allah dan apa yang ada pada diri kita adalah karena kasih karunia.

 

Paulus mengungkapkan kesadaran yang amat dalam bahwa orang “bodoh dan lemah” justru dipilih Allah. Orang yang merasa dirinya tidak berdaya, lemah, dan bodoh cenderung membutuhkan bantuan dan mendambakan kehadiran serta persahabatan. Demikian pula dalam ketergantungannya pada Allah, mereka benar-benar mengakui kebutuhan mereka akan kehadiran-Nya. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap Allah. Sebaliknya, orang yang mencari pengaruh, pujian, dan kekayaan untuk diri sendiri sering tampak tertutup terhadap Allah karena merasa sudah mampu memperolehnya dengan kekuatan sendiri.

 

Orang cenderung lebih tertarik mendandani penampilan luar dengan “balutan rohani” demi membangun reputasi di depan manusia. Allah tidak tertarik dengan topeng semacam itu. Hati-Nya terpikat pada orang yang menyadari ketidakberdayaan mereka dan bersedia mengandalkan kehadiran dan kekuatan-Nya. Merekalah yang dipilih Allah sehingga tidak ada seorang pun yang dapat memegahkan diri di hadapan-Nya (ay. 29).

Tuhan senang memakai apa yang menurut manusia terkecil, terbelakang, terlemah untuk melakukan perkerjaan-pekerjaan-Nya yang besar. Yesus bukan dilahirkan di kota besar ketika itu tapi di Betlehem yang kecil. Yesus pun tidak memilih orang-orang terpandai dan terkemuka untuk menjadi Murid-murid-Nya melainkan para nelayan yang tak memiliki pendidikan yang tinggi dan ketika itu bukan menduduki “kasta” yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Tuhan yang maha besar senang bekerja melalui orang yang lemah, tempat yang kecil untuk menunjukkan bahwa keberhasilan bukan tergantung kekuatan manusia tapi semata-mata karena kuasa-Nya. Firman Tuhan berkata: Tetapi apa yang bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat; Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1 Kor. 1.27-28).

 

Jika kita melihat Kitab Suci, maka kita akan menemukan bahwa hal-hal yang terlihat kecil ternyata memiliki potensi untuk melakukan hal-hal yang berdampak besar, Misalnya:

–     Biji sesawi! Meskipun ia adalah salah satu benih yang paling kecil, ketika bertumbuh ia bisa menjadi pohon yang sangat besar.

–     Musa! Meskipun ia tidak pandai berbicara, Tuhan menggunakannya untuk memimpin Bangsa Israel keluar dari Mesir.

–     Yunus! Meskipun ia hanya mengeluarkan sebuah kalimat yang singkat, Tuhan menggunakannya untuk membuat seluruh rakyat Niniwe bertobat.

–     Daud! Meskipun ia hanya seorang gembala domba bertubuh kecil, Tuhan menggunakannya untuk mengalahkan seorang raksasa bernama Goliat.

–     Anak yang membawa lima roti dan dua ikan! Meskipun ia hanya memiliki sedikit, Tuhan menggunakannya untuk memberi makan 5000 laki-laki.

–     Timotius! Meskipun ia masih sangat muda, Tuhan menggunakannya untuk menyebarkan Injil bersama-sama dengan Rasul Paulus.

–     Petrus! Meskipun ia hanya seorang penjala ikan yang tidak berpendidikan, Tuhan menggunakannya untuk menjadi pemimpin pergerakan Kekristenan yang pertama.

 

Jika Tuhan bisa menggunakan mereka untuk melakukan hal-hal luar biasa, maka tentunya Dia juga bisa menggunakan diriku dan dirimu untuk melakukan hal-hal luar biasa. Jangan pernah merasa terlalu kecil, terlalu bodoh, terlalu lemah, atau pun terlalu muda. Tuhan kita adalah Tuhan yang berspesialisasi dalam menggunakan hal-hal yang tak terpandang oleh dunia untuk melakukan hal-halbesar bagi kemuliaan nama-Nya. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Karena itu, hindarilah bersikap menyepelekan orang hina, tetapi hargailah mereka, sebab Allah menghargai mereka sebagai ciptaan-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...