Rabu, 17 Mei 2023

KOTBAH KENAIKAN TUHAN YESUS Kamis, 18 Mei 2023 “MENGIMANI YESUS YANG NAIK KE SURGA” (Yohanes 6:60-63)

 KOTBAH KENAIKAN TUHAN YESUS

Kamis, 18 Mei 2023

 

“MENGIMANI YESUS YANG NAIK KE SURGA”

Kotbah: Yohanes 6:60-63      Bacaan: Ibrani 12:1-6


 

Hari ini kita memperingati Hari Besar Umat Kristen yang Keempat, yakni: Hari Kenaikan Yesus ke Surga” (sebelumnya Natal, Jumat Agung, Paskah). Dalam perayaan ini tema yang akan kita renungkan adalah “Mengimani Yesus yang Naik ke Surga”. Latar belakang kenaikan Yesus ke surga tidak secara spesifik dijelaskan dalam perikop ini. Namun, secara umum, kenaikan Yesus ke surga terjadi setelah kebangkitan-Nya dari kematian. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus tinggal bersama para murid-Nya selama 40 hari sebelum akhirnya naik ke surga. Kenaikan Yesus ke surga menandai akhir dari kehadiran-Nya di bumi dalam bentuk fisik dan memungkinkan-Nya untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa, serta mengutus Roh Kudus kepada para pengikut-Nya. Kenaikan-Nya juga merupakan janji akan kembalinya-Nya pada waktu yang ditentukan-Nya di masa depan.

 

Perikop kotbah dalam Perayaan Kenaikan Yesus ke surga ini merupakan bagi yag tidak terpisahkan dari perikop sebelumnya yang membahas tentang makan daging dan minum darah Anak Manusia (ay. 53-58). Lanjutan pengajaran Yesus di rumah ibadah di Kapernaum ini maka muncullah respons para murid-Nya dengan mengatakan, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (ay. 60). Makna dari frasa ini adalah bahwa ajaran Yesus yang diungkapkan pada saat itu dianggap sulit dipahami atau sulit diterima oleh beberapa murid. Mereka menganggap perkataan-Nya sebagai sesuatu yang keras atau berat, yang berarti sulit untuk diterima atau dipahami secara konvensional.

 

Reaksi ini mengungkapkan ketidakmengertian atau kebingungan mereka terhadap ajaran Yesus. Mungkin mereka mengharapkan sesuatu yang lebih mudah dimengerti atau sesuatu yang tidak melibatkan pemakanan secara harfiah. Respons ini menunjukkan adanya ketegangan antara ajaran Yesus dan ekspektasi mereka. Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam konteks yang lebih luas, frasa ini juga mengarah pada pentingnya memiliki iman yang kuat dan membuka diri untuk mengerti pengajaran Yesus yang mungkin sulit dipahami pada awalnya. Ajaran Yesus sering kali menantang orang untuk melampaui pemahaman konvensional dan memiliki persepsi spiritual yang lebih dalam.

 

Untuk menjawab pertanyaan para murid itu, Yesus pun bertanya lagi, "Apakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?" (ay. 61). Makna dari pernyataan ini adalah Yesus menantang murid-murid-Nya untuk memeriksa dan mengevaluasi iman mereka sendiri dalam menghadapi perkataan-Nya yang sulit. Dia ingin mereka mempertanyakan apakah keraguan dan kebingungan mereka merupakan hal yang menggoncangkan iman mereka. Yesus menyadari bahwa pengajaran-Nya tidak selalu mudah dipahami atau diterima, dan sering kali menantang keyakinan atau pemahaman konvensional. Dalam konteks ini, Dia mengajak murid-murid-Nya untuk tidak hanya bergantung pada pengetahuan atau pengalaman mereka yang terbatas, tetapi juga untuk memiliki kepercayaan dan iman yang kokoh dalam menghadapi tantangan ajaran-Nya.

 

Dengan mengajukan pertanyaan tersebut, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya akan pentingnya menguji dan memperkuat iman mereka sendiri ketika menghadapi hal-hal yang sulit atau tidak bisa sepenuhnya dipahami. Dia ingin mereka mengandalkan iman mereka dalam menghadapi kebingungan dan keraguan, serta terus mencari pemahaman yang lebih dalam melalui persekutuan dan pengenalan lebih lanjut terhadap-Nya. Pernyataan ini juga mengajarkan prinsip bahwa iman yang kokoh tidak selalu didasarkan pada pemahaman yang sempurna, tetapi pada kepercayaan dan ketergantungan pada Allah dan kemauan untuk terus tumbuh dalam pemahaman rohani.

 

Selanjutnya Yesus memberikan pernyataan yang lebih dalam "Bagaimana, jika kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada" (ay. 62). Makna pernyataan ini adalah bahwa murid-murid harus fokus pada pengertian spiritual dan kepercayaan dalam mengikuti Yesus, bukan pada pemahaman literal atau persepsi fisik.Yesus menyatakan bahwa jika mereka terkejut atau tidak dapat menerima ajaran-Nya tentang pemakanan tubuh dan darah-Nya, mereka akan bahkan lebih terkejut ketika melihat-Nya naik ke surga, ke tempat yang lebih tinggi dari mana Ia berasal.

 

Dalam konteks ini, Yesus mengarahkan perhatian murid-murid-Nya untuk memperluas pemahaman mereka dan mempercayai-Nya dalam hal yang lebih dalam dan spiritual. Ia mengajak mereka untuk memiliki iman yang kuat dan mengikuti-Nya dengan keyakinan meskipun ada banyak hal yang mungkin sulit dipahami dalam pengajaran-Nya. Pernyataan ini juga dapat dihubungkan dengan kenaikan Yesus ke surga setelah kebangkitan-Nya, di mana Dia naik kembali ke tempat-Nya di hadapan Bapa di surga. Yesus ingin murid-murid-Nya memahami bahwa kenaikan-Nya adalah bagian dari rencana ilahi dan harus diterima dalam iman yang teguh.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimankah car akita mengimani Yesus yang naik ke surga? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam mempercayai Yesus yang naik ke surga:

 

Pertama, pemahaman akan ajaran-Nya (ay. 61). Studi dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Yesus, termasuk mengenai kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga, merupakan langkah awal yang penting. Mempelajari Injil dan bagian Alkitab lain yang mencatat kisah kehidupan dan pengajaran Yesus akan membantu kita mengerti betapa pentingnya kenaikan-Nya dalam rencana keselamatan Allah.

 

Kedua, kesadaran akan peran Roh Kudus (ay. 63). Yesus mengajarkan bahwa Roh Kudus akan diutus-Nya untuk memampukan dan membimbing para pengikut-Nya. Mempercayai dan membuka diri terhadap karya Roh Kudus dalam hidup kita membantu kita memahami dan mengalami kuasa dan kehadiran Yesus dalam hidup kita setelah kenaikan-Nya.

Ketiga, komitmen untuk mengikuti Yesus. Mempercayai Yesus yang naik ke surga tidak hanya tentang keyakinan intelektual, tetapi juga melibatkan komitmen untuk mengikuti-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Ini meliputi kesediaan untuk menaati ajaran-Nya, hidup dalam persekutuan dengan-Nya, dan mewartakan kasih-Nya kepada orang lain.

 

Perlu dicatat bahwa iman kepada Yesus yang naik ke surga adalah proses yang terus berlangsung. Ini melibatkan tumbuh dan berkembang dalam iman kita seiring dengan perjalanan hidup kita bersama-Nya. Penting untuk terus mempelajari Firman-Nya, hidup dalam persekutuan dengan-Nya, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus untuk memperdalam dan memperkokoh iman kita kepada Yesus yang naik ke surga.

 

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Hari Kenaikan Yesus ke Surga ini?

 

Pertama, keterbatasan pemahaman manusia. Yesus mengakui bahwa ajaran-Nya sulit dipahami dan dapat menggoncangkan iman. Perenungan ini mengajarkan kita untuk memiliki kerendahan hati dalam menghadapi misteri iman dan mengakui bahwa pemahaman kita terbatas. Hal ini mengingatkan kita bahwa iman bukanlah hanya tentang pemahaman intelektual semata, tetapi juga melibatkan kepercayaan dan ketergantungan pada Allah.

 

Kedua, keberadaan dimensi rohani. Yesus menekankan bahwa perkataan-Nya adalah roh dan hidup. Dalam merenungkan hal ini, kita diingatkan bahwa iman kepada Yesus melibatkan persepsi dan pemahaman yang lebih dalam daripada hal-hal yang jasmani atau duniawi. Dalam memahami kehadiran-Nya yang abadi di surga, perenungan ini mengajak kita untuk melampaui keterbatasan dunia fisik dan memperkuat persepsi dan kepekaan kita terhadap dimensi rohani kehidupan kita.

 

Ketiga, ketergantungan pada kuasa Roh Kudus. Yesus mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah yang memberi hidup. Dalam merenungkan hal ini, kita diingatkan akan pentingnya bergantung pada kuasa dan bimbingan Roh Kudus dalam hidup kita. Perenungan ini mengajak kita untuk membangun hubungan yang erat dengan Roh Kudus, membiarkan-Nya mengisi dan memimpin hidup kita, serta membuka diri untuk pengarahan-Nya dalam pemahaman dan pengalaman kita tentang Yesus yang naik ke surga.

 

Keempat, kesediaan untuk mengikuti Yesus sepenuhnya. Perenungan atas Yohanes 6:60-63 mengajak kita untuk merenungkan kembali komitmen kita untuk mengikuti Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Mempercayai Yesus yang naik ke surga memanggil kita untuk hidup dalam ketaatan dan persekutuan yang lebih dalam dengan-Nya. Perenungan ini mengingatkan kita akan pentingnya memeriksa kembali komitmen kita dan memastikan bahwa kita siap mengikuti-Nya sepenuhnya, terlepas dari kesulitan atau keraguan yang mungkin kita hadapi. Karena itu, jadikanlah keterbatasan pemahaman manusia, memperkuat persepsi kita terhadap dimensi rohani, mengandalkan kuasa Roh Kudus, dan mengkaji kembali komitmen kita untuk mengikuti Yesus sepenuhnya. (rsnh)

 

Selamat merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...