Kamis, 08 Juli 2021

Renungan hari ini: “SALING MENGUATKAN” (2 Samuel 10:12)

 Renungan hari ini:

 

“SALING MENGUATKAN”




 

2 Samuel 10:12 (TB) "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya" 

 

2 Samuel 10:12 (NET) "Be strong! Lets fight bravely for the sake of our people and the cities of our God! The Lord will do what he decides is best!”

 

Hidup yang penuh tantangan dan perjuangan ini harus dihadapi secara bersama-sama. Kita butuh partner, teman berbagi duka dan suka. Kita butuh saling menguatkan satu sama lain. Hal itu bisa kita pelajari dalam nas hari ini. Kisah ini diawali ketika Daud mengutus beberapa pegawainya untuk datang kepada Hanun, anak raja Amon, guna menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya raja Amon. Akan tetapi, kebaikan Daud tidak mendapat sambutan yang sebagaimana mestinya. Hanun meyakini bahwa utusan raja Daud adalah mata-mata yang akan mengintai negeri mereka. Lalu Hanun memermalukan utusan Daud amat sangat. Tindakan Hanun ini bagaikan upaya merekamenantang Daud untuk berperang. Ia lalu menyewa tentara bayaran untuk menggalang kekuatan.

 

Yoab, panglima kerajaan Israel, mendapat mandat dari raja Daud untuk memimpin pasukan. Lalu ia menyusun strategi dengan membagi pasukannya jadi dua bagian untuk mengantisipasi datangnya serangan dari depan dan dari belakang. Ia mengatur barisan bersama prajurit-prajurit pilihannya untuk berhadapan muka dengan orang Aram. Selebihnya pasukan ditempatkannya di bawah pimpinan Abisai, adiknya, yang kemudian mengatur barisannya untuk berhadapan dengan bani Amon. Mereka adalah prajurit-prajurit yang mahir bertempur di garis depan. Perang berakhir dengan kalahnya orang Aram dan Amon di medan perang.

 

Di dalam ketentaraan, ada prajurit yang disebut pasukan infanteri, mereka adalah pasukan tempur darat utama yang dilengkapi persenjataan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat di garis depan. Posisi berjuang di garis depan seringkali bukanlah posisi yang disukai oleh banyak orang. Orang pada umumnya lebih suka berada di garis belakang.

 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Kali ini Tuhan berbicara soal kualitas keprajuritan, dan ingat, bukankah kita semua adalah prajurit-prajurit-Nya Tuhan yang gagah berani?Pergumulan atau peperangan apa yang sedang kita hadapi hari-hari ini? Tuhan mau kita untuk tidak menjadi takut, bahkan Ia mau kita bersiap sedia tampil sebagai prajurit-prajurit-Nya yang siap bertempur di garis depan bagaikan prajurit-prajurit infanteri. Bukankah Tuhan adalah Panglima perang kita, percayalah bahwa Ia sendiri yang akan berperang ganti kita, melawan musuh-musuh kita.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah, tindakan apa yang harus kita lakukan berkaitan dengan pesan Tuhan ini?

 

Pertama, jadilah yang terdepan berjuang mengatasi diri sendiri. Ketika Yoab ditugaskan Daud untuk bertempur melawan Aram maupun Amon, Yoab pertama-tama memerangi semua ketakutan yang ada di dalam dirinya terlebih dahulu, bahwa ia akan berhadapan dengan tentara-tentara terbaiknya pihak musuh. Lalu baru ia kemudian bertempur dalam perang yang baik di garis depan melawan satu persatu dari pasukan musuh.

 

Salah satu penyebab terbesar dari kekalahan dalam hidup seseorang adalah bukan semata-mata dari besarnya kekuatan lawan atau besarnya masalah yang dihadapi, melainkan dari rasa takut dan kuatir yang dibiarkan menguasai dirinya. Hari-hari ini iblis mencoba menebarkan kekuatiran di tengah orang percaya. Dengan kebohongannya, ia membuat segala persoalan yang kita hadapi terlihat begitu besar di hadapan kita. Tuhan menghendaki kita bangkit. Perangi rasa takut yang mencoba memengaruhi hidup kita, karena rasa takut itulah awal dari kekalahan kita. Jangan selalu berharap orang lain yang harus menenteramkan hati kita.

 

Kedua, jadilah yang terdepan berjuang membela bangsa dan keluarga. Apabila kita mendengar apa yang terjadi hari-hari ini, banyak orang di berbagai negara tengah sibuk berjuang menghadapi wabah virus yang memakan tidak sedikit jumlah orang yang terpapar. Tidak sedikit orang-orang di berbagai belahan dunia membatasi diri dalam beraktifitas. Bahkan tidak sedikit pula gereja-gereja di berbagai negara yang mulai turut membatasi diri bahkan menghentikan kegiatan mereka. Bagaimana dengan kita?

 

Ketika Tuhan memberikan kita pesan ini, seharusnya kita sebagai gereja Tuhan harus semakin semangat bergerak dengan kuasa Tuhan. Ada banyak orang-orang yang perlu dikuatkan hari-hari ini. Ada bangsa, kota dan keluarga yang harus kita topang dan terangi. Ketika kita sebagai gereja bergerak dengan kuasa doa dan berdiri atas kebenaran, maka percayalah terang Kristus terus memancar dari dalam kita menerangi sekeliling.

 

Ketika kita membantu orang lain dalam berbagai cara, kadang kala malah kita yang makin berbahagia. Besarnya bantuan seringkali tidak berhubungan dengan besarnya kebahagiaan ini. Hal-hal yang kita anggap remeh belum tentu remeh bagi orang yang kita bantu. Ketika kita melihat dampak bantuan kita, kita bisa saja kagum akan dampak besar dari hal kecil yang kita lakukan atau berikan, dan itu menyenangkan.

 

Kerendahan hati diperlukan saat kita ingin menunjukkan kasih kita dengan menolong orang lain. Niatan pamer atau ingin dipuji hendaknya disingkirkan sebelum, saat, dan setelah kita membantu orang lain. Ketulusan memang susah dibuktikan, tapi setidaknya kita niatkan yang baik, terserah orang lain yang menerima atau yang menyaksikan akan memberi penilaian apa. Sebab, TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang rendah hati dengan keselamatan (Mzm. 149:4).

 

Kelemahlembutan juga tak boleh dilupakan dalam mengulurkan bantuan pada sesama. Kadang kala orang yang memang benar-benar perlu dan ingin dibantu akan menjadi marah dan tidak mau dibantu karena cara kita membantu yang kurang lemah lembut. Bantuan yang diberikan dengan cara atau ucapan yang kasar tentu tergolong dalam perbuatan yang tidak menyenangkan. Tegas tak harus kasar, namun usahakanlah selalu lemah lembut. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Mat. 5:5).

 

Kesabaran merupakan hal mendasar yang harus ada ketika kita memberikan pertolongan pada pihak lain. Kita harus sabar menanggung apapun yang mungkin terjadi. Tidak ada jaminan bahwa pertolongan kita akan disambut baik dan disertai ucapan terima kasih. Perubahan yang kita harapkan kadang tak kunjung terjadi. Apapun yang terjadi, tetaplah berbuat baik. Karena itu, jadilah orang-orang yang terus bergerak dengan kuasa dan otoritas Tuhan untuk saling menguatkan dan menolong! (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...