Jumat, 26 April 2019

Renungan hari ini: KEBANGKITAN ORANG MATI

Renungan hari ini: 

KEBANGKITAN ORANG MATI



Kisah Para Rasul 24:15 (TB) "Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar" 

Acts 24:15 (NET) "I have a hope in God (a hope that these men themselves accept too) that there is going to be a resurrection of both the righteous and the unrighteous” 

Di dalam tradisi para ahli Taurat, ada golongan yang unik. Mereka tidak percaya bagian Kitab Suci yang lain di luar Taurat Musa. Mereka juga tidak percaya bahwa ada kebangkitan orang mati. Mereka percaya manusia setelah mati selesai, habis. Mereka juga tidak percaya ada malaikat. Mereka inilah golongan ahli Taurat yang disebut kaum Saduki. Mereka adalah orang-orang penting yang secara agama dan politik sangat terpandang. Mereka dihormati oleh para pemimpin politik, baik yang di dalam Israel maupun yang di luar Israel. Mereka terus berdebat dengan golongan yang lain, yaitu golongan Farisi tentang hal-hal ini. Orang Farisi berjumlah lebih banyak daripada orang Saduki. Pengikut mereka pun lebih banyak daripada Saduki. Meskipun secara politik orang-orang Farisi kurang terhormat seperti Saduki, tetapi secara jumlah pengikut dan pengaruh ke rakyat biasa, orang Farisi lebih banyak dan lebih berpengaruh. Golongan Saduki adalah kelompok high class di dalam bidang politik dan akrab dengan para petinggi, sedangkan golongan Farisi adalah kelompok yang menjangkau lebih banyak rakyat biasa, grass root, tetapi lebih kuat karena jumlah mayoritas Israel yang mereka pengaruhi.

Orang Saduki bertanya kepada Yesus untuk menunjukkan bahwa kepercayaan Farisi adalah salah. Mereka juga mau menunjukkan bahwa jika Yesus percaya akan kebangkitan orang mati, maka kepercayaan itu sebenarnya akan menunjukkan bahwa Yesus bodoh dan tidak mengerti Kitab Suci (yaitu Taurat Musa). Ini akan membuat nama Yesus menjadi tidak lagi diterima di kalangan orang-orang yang telah dipengaruhi oleh kelompok Saduki.

Penjelasan tentang apa yang terjadi setelah orang mati ini sangat unik. Yesus mengatakan bahwa kita akan hidup seperti malaikat. Apakah maksud Yesus bahwa kita semua akan menjadi malaikat? Tidak. Malaikat dan manusia adalah dua makhluk ciptaan yang berbeda. Tetapi Yesus mengatakan bahwa di dalam kebangkitan itu kita akan hidup seperti malaikat. “Seperti” berarti mirip, tetapi tidak menjadi. “Seperti malaikat” berarti mirip malaikat, bukan menjadi malaikat. Seperti malaikat dalam hal apa? Seperti malaikat dalam hal tidak kawin dan mengawinkan.

Jikalau demikian, kebangkitan seperti apakah yang diharapkan? Seperti apakah kehidupan di dalam Kerajaan di langit dan bumi baru ini? Dikatakan bahwa setelah bangkit orang-orang akan hidup seperti malaikat di surga, tidak kawin mengawin. Ini tidak berarti kita tidak memiliki tubuh kebangkitan. Kita akan punya tubuh kebangkitan, tetapi tubuh itu tidak lagi berfungsi untuk beranak cucu dan memenuhi bumi. Sebab bumi akan dipenuhi dengan orang-orang kudus milik Tuhan, yaitu orang-orang yang telah ditebus di dalam darah Tuhan Yesus. Maka kesesatan orang Saduki itu adalah karena mereka tidak tahu bahwa inilah pengharapan sejati di dalam Kerajaan Damai yang dijanjikan oleh Allah Bapa melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.

Menolong sekali memikirkan tubuh kebangkitan Kristus, sebab Yohanes berkata bahwa, "kita akan menjadi sama seperti Dia", dan Paulus mengatakan bahwa "tubuh kita yang hina" akan diubah "sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia". 

Tubuh kebangkitan Kristus dalam beberapa hal sama seperti tubuh alamiah, tapi dalam beberapa hal lain berbeda. Demikianlah, pada beberapa peristiwa Dia dikenal dengan segera, tapi pada peristiwa-peristiwa lain tidak (khususnya perjalanan ke Emaus). Ia muncul tiba-tiba di tengah­tengah murid-murid yang berkumpul dengan pintu tertutup; tapi sebaliknya Ia lenyap dari pandangan kedua orang di Emaus. Ia bicara tentang diri-Nya yang memiliki "daging dan tulang". Kadang-kadang Ia menikmati makanan kendati makanan jasmaniah bukanlah kebutuhan bagi kehidupan di seberang kematian. Dan adalah jelas, bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit dapat menyesuaikan diri dengan batasan-batasan kehidupan jasmani seturut kehendak-Nya. Hal itu memberi kesan, bahwa apabila kita bangkit kita akan memiliki kemampuan yang sama. Karena itu, percayalah bahwa semua orang percaya yang mati akan dibangkitkan oleh TUHAN. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...