Sabtu, 19 Juni 2021

Kotbah Minggu 3 Setelah Trinitatis Minggu, 20 Juni 2021 "PELAYANAN YANG PENUH KASIH" (2 Korintus 6:1-10)

 Kotbah Minggu 3 Setelah Trinitatis

Minggu, 20 Juni 2021

 

"PELAYANAN YANG PENUH KASIH" 

Kotbah: 2 Korintus 6:1-10  Bacaan: Ayub 38:1-11




 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu ketiga setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Pelayan yang Penuh Kasih”. Pelayan yang penuh kasih ini digambarkan Paulus kepada kita dengan penuh semangat sebagai berikut: 

“Dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik"

 

Intinya Paulus hendak mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi seorang pelayan TUHAN kita harus punya semangat melayani yang kuat dan tangguh. Semangat hamba-hamba Tuhan diperlihatkan kepada kita, bahwa sesungguhnya kita diingatkan bagaimana untuk mampu bertahan dalam kehidupan yang terberat sekalipun, yakni mampu untuk mengendalikan diri melalui kuasa kasih karunia Allah yang telah diberikan bagi kita di dalam Yesus Kristus. Iman yang telah kita miliki melalui darah Kristus adalah kekuatan kita untuk mampu mengendalikan diri dalam dunia yang tidak menentu dan penuh tantangan.

 

Paulus menyadari bahwa tugas pelayanan yang diterimanya bukan karena kehebatannya tetapi semata- mata karena kemurahan Allah. Pelayanan yang diterimanya dilihat sebagai bentuk kebaikan Allah, dan Allah memberi kesempatan baginya untuk melakukan pekerjaan yang begitu mulia itu. Itu sebabnya ia melakukan pelayanannya dengan hati yang murni, tulus dengan tujuan memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Tuhan Yesus yang telah memanggil, memilih dan memakai dia benar-benar menjadi seorang pelayan yang rendah hati serta takut akan Tuhan. Segala sesutu yang ia kerjakan hanya fokus terhadap tugas yang dipercayakan Tuhan. Sebagai pelayan Tuhan, Paulus berusaha untuk menjaga kesaksian hidupnya agar ia tidak menjadi batu sandungan, menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran bahkan dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih paya, berjaga-jaga dan berpuasa. Semua ia jalani dengan kerendahan hati, ia sadar benar bahwa kesulitan dan segala tantagan yang dihadapi adalah konsekuensi kesetiaan dalam melayani Tuhan.

 

Timbul pertanyaan kita sekarang, bagaimanakah caranya agar kita mampu menjadi seorang pelayan yang penuh kasih? Ada beberapa cara yang harus kita lakukan agar kita disebuh seorang pelayan yang penuh kasih, yakni:

 

Pertama, janganlah kita membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah (ay. 1). Paulus menasihati kita supaya kita tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita. Dalam aya 1 disebutkan: “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” Secara tersirat, Paulus mengingatkan kita supaya kita menggunakan kasih karunia Allah menjadi dasar yang kuat dalam pemberitaan Injil-Nya. Supaya pelayanan kita berkakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah, serta membawa banyak jiwa mengikut Dia.

 

Kedua, pelayanan kita harus membawa penyelamatan (ay. 2). Paulus menyatakan: “Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.” Melalui ayat ini, Paulus mengutip perkataan Tuhan Yesus: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Kutipan pernyataan Tuhan Yesus tersebut mengatakan bahwa pada waktu Tuhan berkenan, pada saat Tuhan Yesus berkehendak, maka Ia akan dengan sukacita mendengarkan doa-doa kita. Selanjutnya, firman tersebut juga mengatakan bahwa pada hari Tuhan Yesus Kristus berkehendak menyelamatkan kita, maka Ia akan melawat, menyertai, menopang dan menolong kita menyelesaikan berbagai masalah yang menghimpit kita. Ia akan datang melawat, menolong, menebus dan menyelamatkan kita dari hukuman dosa.

 

Ketiga, sebagai pelayan Allah kita harus menahan segala perkara dengan kesabaran (ay. 4). Paulus tidak menghendaki terjadi seseorang yang tersandung karena pelayanan mereka. Ia tidak ingin pelayanan pemberitaan Firman Tuhan akan menimbulkan batu sandungan (ay. 3) bagi orang-orang tertentu yang tidak suka terhadap pelayanan mereka. Paulus menginginkan supaya pelayanan Firman Tuhan berlangsung tanpa cacat dan cela. “Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.” (ay. 3). Oleh sebab itu, Rasul Paulus dan para hamba Tuhan menunjukkan bahwa diri mereka adalah pelayan Tuhan yang dapat bertahan dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran dengan penuh kesabaran. “Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran” (ay. 4).

 

Keempat, seorang playan Allah harus mampu menanggung segala dera (ay. 5-6). Paulus menambahkan bahwa mereka adalah pelayan Tuhan yang dapat menanggung dera dan derita dengan penuh kesabaran. Bahwa mereka dapat dengan sabar dan ikhlas diejek, dihina, dianiaya dan dipenjara. Bahwa mereka dengan sabar berupaya, berjerih payah dan berjaga-jaga dengan hati yang tulus, dengan kemurahan hati, kesabaran, serta dalam kasih Allah dan Roh Kudus yang tidak munafik.

 

Kelima, seorang pelayan Allah harus mampu menjadi pemberita kebenaran dan kekuasaan Allah (ay. 7-8). Paulus menyatakan bahwa mereka, baik dirinya maupun hamba-hamba Tuhan lainnya, dengan sabar dan ikhlas melakukan pemberitaan kebenaran Firman Tuhan dan kekuasaan dan kemuliaan Allah. Mereka menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang atau membela diri mereka. Yaitu ketika mereka dihormati atau dihina, ketika mereka diumpat atau dipuji, maupun ketika mereka dianggap sebagai penipu atau dipercaya oleh semua orang yang dilayaninya.

 

Keenam, sebagai pelayan Allah harus siap menerima berkat Allah (ay. 9-10). Melalui ayat-ayat ini Paulus memberi didikan, ajaran dan nasihat kepada kita bahwa mereka, baik dirinya maupun hamba-hamba Tuhan lainnya, selalu sabar, ketika ia dianggap sebagai orang yang tidak mereka kenal, namun terkenal. Mereka dengan sabar jika dianggap sebagai orang yang nyaris mati, namun sesungguhnya mereka hidup karena iman kepada Tuhan Yesus. Mereka, pelayan-pelayan Tuhan itu tetap tenang dan tidak marah meskipun mereka diperlakukan sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati.Mereka tahan dalam pencobaan sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita. Mereka tabah dan tahan uji sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang. Mereka sabar sebagai orang tak bermilik, sekalipun mereka memiliki segala sesuatu.

 

RENUNGAN

Sudahkah kita menjadi seorang pelayan Allah yang sabar, rendah hati dan tahan uji? Sudahkah kita memberi pelayanan pemberitaan Firman-Nya dengan setulus hati dan segenap jiwa? 

·      Kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah melakukan pelayanan sesuai dengan karunia yang dianugerahkan-Nya kepada kita.

·      Kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah melayani Firman Tuhan dengan sabar, rendah hati dan tahan uji. 

·      Kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah memberi pelayanan pemberitaan Firman-Nya dengan setulus hati dan segenap jiwa.

 

Berbahagialah kita yang dengan sabar berupaya, berjerih payah dan berjaga-jaga dengan hati yang tulus, dengan kemurahan hati, kesabaran, serta dengan kasih karunia Allah dan Roh Kudus dalam melayani Tuhan, karena Dia sudah lebih dulu melayani kita dengan penuh kasih, kasih karunia dan belas kasihan-Nya.

 

Berbahagialah kita yang sudah memberi pelayanan pemberitaan Firman-Nya dengan setulus hati dan segenap jiwa, karena Dia, Yesus Krustus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan Kita, sudah menyediakan upah besar di sorga.

 

Berbahagialah kita yang sudah melayani Firman Tuhan dengan baik, lebih baik dan terbaik, karena Dia sudah menyediakan bagian hidup kekal yang penuh sukcita dan damai sejahtera di sorga. Karena itu, maka janganlah sia-siakan iman yang telah dianugerahkan pada kita, sebab itulah yang akan menjadi kekuatan dan pertahanan kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...