Sabtu, 07 Agustus 2021

KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS Minggu, 08 Agustus 2021 “LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN” (Yeremia 22:1-9)

 KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS

Minggu, 08 Agustus 2021

 

“LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN”

Kotbah: Yeremia 22:1-9 Bacaan: Matius 23:23-28




 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kesepuluh setelah Trinitatis. Tema yang akan kita gumuli adalah “Lakukanlah Keadilan dan Kebenaran”. Tema ini sangat menarik untuk diulas lebih medalam. Mengapa? Karena ada banyak orang yang pintar dan mengetahui teori keadilan dan kebenaran tetapi sulit melakukannya. Buku-buku yang menuliskan tentang keadilan dan kebenaran berjubel-jubel banyaknya, tetapi pelaku-pelaku keadilan dan kebenaran sulit ditemukan. Itu sebabnya pemerintah menyediakan jasa pengadilan negeri untuk mencari dan menemukan keadilan itu di setiap perkara yang ada di masyarakat.

 

Timbul pertanyaan kita sekarang, mengapa kita butuh melakukan keadilan dan kebenaran Allah itu? Ada dua hal yang penting kita pelajari dari tema Minggu ini, yakni:

 

Pertama, jangan menyalahgunakan kekuasaan agar keadilan nyata bagi orang lain. Jika kita melihat para penguasa pada saat itu di Israel, maka kita akan melihat bahwa yang berkuasa dan kaya, seringkali raja dan teman-temannya serta para pemimpin agama menyalahgunakan kekuasaan. Mereka adalah penguasa, mereka memiliki kekuasaan, uang dan mereka mengambil keuntungan dari hal itu dan mereka tidak adil kepada yang tak berdaya dan miskin. Para penguasa menindas mereka, para penguasa mengambil tanah mereka, dan mereka dibayar rendah atau bahkan kadang-kadang ketika mereka bekerja para penguasa lupa membayarnya, atau mereka tidak mau membayarnya. 

 

Pada situasi seperti itulah mereka butuh keadilan Allah. Keadilan Allah dinyatakan dengan mencintai ke­benaran dan membenci kefasikan. Dia mengasihi orang-orang yang hidup dalam kebenaran dan membenci orang-orang yang hidup dalam kefasikan (Mzm. 11:4-7). Keadilan Allah juga dinyatakan dengan menjatuh­kan hukuman atas setiap pelanggaran dan dosa. Dia tidak akan membiarkan pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya. Dia akan mengganjarnya dengan hukuman. Keadilan Allah dinyatakan dengan memberikan penghargaan atas setiap perbuatan baik yang kita kerjakan. Setiap perbuatan baik yang kita kerjakan tidak akan sia-sia. Allah memperhatikan setiap perbuatan baik, bahkan tindakan kecil, yang kita lakukan karena mengasihi Dia.

 

Demikianlah, keadilan Allah nyata dalam setiap tin­dakan-Nya. Dia mencintai kebenaran, tetapi membenci kejahatan. Dia mengganjar setiap dosa dengan hu­kuman, tetapi menghargai setiap kebajikan dengan pa­hala. Dia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran yang telah Dia tetapkan. Tak ada kecurangan sama sekali dalam diri-Nya.

 

Kedua, orang benar akan selalu bertindak adil. Jika kita membandingkan teks ini dengan Amsal maka kita akan melihat bahwa dalam kitab Amsal orang yang melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar. Melakukan keadilan berarti memiliki sikap yang tidak memihak. Apa yang benar dikatakan benar, dan apa yang salah diakuinya dengan jujur. Perbuatan itulah yang memberikan kesukaan bagi orang-orang yang rindu melakukan kebenaran dalam hidupnya. Kesukaan karena melakukan tindakan yang terpuji, bukan tercela; tindakan yang menyenangkan, bukan menyusahkan; perbuatan yang memberi nilai pujian, bukan kutukan.

 

Namun, tidak demikian dengan orang yang melakukan kejahatan, yang hidupnya dipenuhi dengan penipuan dan ketidakjujuran. Bagaimana jika orang seperti itu dihadapkan dengan keadilan? Amsal mengatakan dengan jelas bahwa mereka akan ketakutan. Mengapa? Karena keadilan akan mengejar kebenaran sampai menemukannya. Keadilan tidak mengenal kompromi. Marilah kita terus berjuang melakukan keadilan sehingga hidup kita mendatangkan berkat bagi banyak orang

 

Hidup orang benar tentu tidak akan selalu mengalami sukacita dan kebahagiaan, bahkan hidup orang benar akan selalu dibenci dunia ini. Apalagi bila kita melihat di jaman ini, sikap benar sudah banyak yang menghilang dan terkubur oleh situasi dan kondisi kehidupan yang mulai berubah. Beberapa faktor dapat kita lihat yang berhasil merubah kebenaran menjadi kebutuhan pribadi dan kepentingan kelompok. Salah satu contoh adalah untuk memperoleh kedudukan di dalam pekerjaan sudah sangat jarang dilakukan dengan kebenaran, kebanyakan menggunakan kecurangan. Sehingga pengalaman ini memberikan dampak kepada yang jujur dan yang benar. Akhirnya muncullah pemikiran bahwa bila hidup terus-menerus di dalam kebenaran, maka hidup tidak akan mempunyai perubahan, perkembangan dan peningkatan dijaman ini. Namun firman Allah berbeda dengan pandangan manusia akan kebenaran di jaman ini. Allah lebih tegas dalam hal kebenaran dan kepada yang tidak melakukan serta menghidupi kebenaran Ia akan menyatakan kuasaNya sesuai dengan perbuatannya.

 

Bertindak benar belum tentu adil, akan tetapi ketika kita berlaku adil dalam berbuat sesuatu yang berhu­bungan dengan banyak orang sudah tentu kita akan menerapkan kebenaran dalam perilaku kita. Benar dan adil adalah perilaku yang sangat sulit diterapkan dalam kehidupan kita, akan tetapi apabila kita benar-benar berpegang teguh pada kebenaran firman Allah maka kita akan berlaku adil dan benar dalam menjalani hidup. Karena itu, lakukanlah keadilan dan kebenaran maka TUHAN akan mengasihi dan menyayangi kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...