Senin, 12 April 2021

Renungan hari ini: “PERHATIKANLAH HIKMATKU” (Amsal 5:1)

 Renungan hari ini:

 

“PERHATIKANLAH HIKMATKU”




 

Amsal 5:1 (TB) "Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan"

 

Proverbs 5:1 (NET) "My child, be attentive to my wisdom, pay close attention to my understanding"

 

Hikmat TUHAN itu penting dalam kehidupan kita. Itu sebabnya pengamsal mengajarkan agar kita memperhatikan hikmat-Nya. Memperhatikan berarti mendengar dengan baik; bukan sepintas melainkan penuh perhatian, mengingat, dan mengerti, tidak sambil mengerjakan yang lain. Maka, pengamsal meneruskan nasihatnya, “Arahkanlah telingamu kepada kepandaian.” Sama seperti fungsi kaki yang bisa berjalan ke mana pun, demikian juga telinga dapat berfungsi mendengar apa pun. Ia bisa mendengar suara apa pun yang diterima, yang baik maupun yang tidak baik.

 

Telinga sebenarnya bisa menentukan apa yang diinginkan untuk didengar. Telinga mempunyai kekuatan untuk mampu mendengar yang mau didengar. Telinga juga bisa menerima dan menolak apa yang mau didengarnya. Pengamsal mengingatkan bahwa telinga harus diarahkan kepada kepandaian, yaitu terjadinya proses belajar, karena telinga yang mendengarkan kebenaran menuntun pada pembelajaran diri menuju kebaikan. Telinga yang demikian adalah telinga yang menunjang proses mencari hikmat dan pengetahuan akan kebenaran.

 

Tujuan telinga yang mengarah kepada kepandaian adalah “supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan”, yaitu sikap yang mampu memberikan keputusan yang baik, adil, dan benar, yaitu keputusan yang karena kasih karunia Allah saja. Bibir orang yang demikian akan memelihara pengetahuan. Apa yang dikatakan selalu dalam konteks kebenaran yang membangun baik diri sendiri maupun orang lain. Di sini pengamsal memberikan konsep yang mendasar, yaitu apa yang didengar akan memengaruhi apa yang disimpan dalam hati dan pikiran; dan apa yang ada dalam hati dan pikiran akan keluar dari mulut untuk dikatakan; dan yang dikatakan akan didengar oleh telinga orang lain … Lingkaran ini tidak pernah berhenti. Oleh karena itu, pengamsal menekankan pentingnya telinga yang mendengar kepandaian dan bibir yang memelihara pengetahuan.

 

Kehidupan anak-anak Tuhan yang mau memiliki hikmat harus dimulai dari telinga yang selalu mengarah pada kepandaian, yaitu hikmat Kristus, dan bibir yang menjaga pengetahuan kebenaran Kristus. Jika telinga dan bibir kita menjaga hikmat dan pengetahuan kebenaran, hidup kita akan dipelihara Tuhan dalam kebenaran-Nya. Kita akan ada dalam lingkungan kebenaran yang saling mengasihi, membangun, dan menguatkan. 

 

Menariknya adalah kebijaksanaan seseorang dikaitkan dengan bagaimana seseorang mengekspresikannya dalam kata-kata yang diucapkannya. Orang yang bijaksana harusnya perkataannya penuh “pengetahuan”. Pengetahuan di sini dalam artian perkataan yang baik dan penuh kebijaksanaan. Jadi hendaknya perkataan kita ini turut dipakai untuk menyatakan kebaikan serta kebijaksanaan bukan sebaliknya.

 

Nasihat ini begitu relevan mengingat bahwa kita seringkali terjebak pada kepandaian memutarbalikkan fakta lewat perkataan, belum lagi kebiasaan kita membicarakan orang lain yang seringkali tidak berdasarkan fakta. Berdoalah kiranya perkataan yang kita lontarkan penuh dengan kebaikan. Karena itu, marilah hidup berhikmat dengan menjaga perkataan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...