Renungan hari ini:
“USAHAKANLAH SUPAYA ENGKAU LAYAK DI HADAPAN ALLAH”
2 Timotius 2:15 (TB) "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu"
2 Timothy 2:15 (NET) "Make every effort to present yourself before God as a proven worker who does not need to be ashamed, teaching the message of truth accurately"
Kata “usahakanlah” berarti berupaya sekuat tenaga, bekerja keras, berusaha sungguh-sungguh. Dan kata “layak” (dokimon) berarti dihormati, mulia, pantas, tahan uji. Dengan demikian kata “usahakanlah engkau layak” berarti ada upaya dari dalam diri kita dengan kerja keras dengan sekuat tenaga dan sungguh-sungguh untuk bisa dihormati dan mampu menahan ujian apa pun.
Kelayakan itu tidak ditentukan oleh keadaan fisik kita. Apapun kita saat ini, kondisi fisik seperti apa yang merongrong kita, latar belakang pendidikan atau pekerjaan kita, tidak menjadi rintangan untuk dipakai oleh Allah. Tuhan dapat memakai orang-orang yang tidak sempurna seperti Saudara dan saya untuk menjalankan rencana penyelamatan-Nya bagi orang lain.
Kita tidak perlu menjadi sempurna terlebih dulu untuk melayani Tuhan. Tidak ada satu orangpun yang terlalu kecil sehingga tak berguna bagi pekerjaan Tuhan. Tidak ada seorangpun yang masa lalunya terlalu kontroversial sehingga tidak layak bagi pekerjaan Tuhan. Tuhan dapat memakai siapa saja tidak tergantung apa kemampuannya, siapa dirinya sebelum itu.
Keterbatasan pendidikan, bahasa, penampilan, atau latar belakang masa lalu seseorang yang kelam, tidak menjadi rintangan bagi Tuhan untuk memakainya. Tuhan itu berkuasa atas segala sesuatu dan mampu mengubah segala sesuatu.
Kalau kita mempelajari berbagai cerita dalam Alkitab, atau biografi orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, maka kita sering terpana dengan cara-cara Tuhan memilih orang-orang yang diinginkan-Nya. Orang-orang itu sering kontroversial. Sebagian besar dari mereka dianggap tidak layak sama sekali melalui standar manusia.
Beberapa dari orang itu bisa kita lihat dalam Alkitab seperti: Yakub seorang penipu, dipilih menjadi Bapak bangsa Israel; Rahab seorang wanita tunasusila dari Yerikho, bukan bangsa Yahudi, dipilih untuk menyelamatkan dua orang pengintai yang dikirim oleh Yoshua ke Yerikho. Ia kemudian dipilih menjadi bagian dari silsilah Tuhan Yesus karena memperanakkan Boas yang kemudian menikah dengan Rut. Daud merupakan turunannya. Daud hanya seorang pengembala dan bertubuh kecil tak dipandang sebelah mata oleh saudara-saudaranya. Tuhan memilihnya menjadi raja pengganti Saul. Yefta putra seorang pelacur, Tuhan memakainya untuk melepaskan Israel dari bangsa Ammon. Petrus hanyalah seorang nelayan dengan pengetahuan sangat minim. Sering bertindak bodoh dan emosional; seperti melompat ke dalam laut kemudian tenggelam; menyangkal Yesus tiga kali kemudian menyesal. Paulus satu-satunya yang memiliki pengetahuan yang baik, tetapi masa lalunya begitu kelam, seorang yang sangat anti Kristus, pembunuh orang kristen termasuk Stefanus.
Allah tidak memandang muka, latar belakang sebelumnya, tetapi mereka yang dipilih Allah adalah mereka yang sungguh-sungguh mencintai Dia dan mengasihi Dia dengan segenap hatinya dan mau melayani orang lain. Yesus memilih Petrus sebagai rasul/murid-Nya bukan karena Petrus seorang yang terpandang, pintar dan saleh, tetapi karena Petrus seorang yang bersahaja dan mau menyesal ketika dia terjatuh, dan mau menyerahkan dirinya untuk dipimpin oleh Allah. Allah memilih Paulus ketika dia masih bernama Saul bukan karena dia seorang yang terhormat, tetapi karena dia mau bertobat. Allah bebas memilih siapa saja, apapun kondisi orang itu, apakah dia jahat, pintar atau tidak.
Allah berkuasa mengubah kehidupan seseorang untuk menjadi murid-Nya, hamba setia-Nya. Tidak ada satu manusia yang sempurna. Tak perlu menjadi sempurna untuk dipilih oleh Allah. Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati" (1 Sam. 16:7).
Pertanyaannya adalah apa yang membuat seseorang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi alat pekerjaan-Nya, menjadi teman sekerja-Nya? Adakah syarat-syarat, kondisi tertentu yang perlu diperhatikan agar seseorang dapat dipakai oleh Tuhan? Jawabannya begitu sederhana: Kalau kita tinggal dalam Tuhan dan Tuhan tinggal di dalam kita. Karen itu, mari terus berusaha dan berupaya untuk melayakkan dirikita di hadapan Allah untuk menjadi alat-Nya di dunia ini. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN