Renungan hari ini:
“PENGETAHUAN KITA TIDAK LENGKAP DAN SEMPURNA”
1 Korintus 13:9-10 (TB) "Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap"
1 Corinthians 13:9-10 (NET) "For we know in part, and we prophesy in part, but when what is perfect comes, the partial will be set aside"
Diterjemahkan “tidak lengkap” dan “tidak sempurna” oleh LAI, frase yang dipakai oleh Paulus adalah ek merous. Kata meros berarti suatu bagian dari suatu keseluruhan, atau satu potong dari suatu keutuhan. Frase ek merous muncul 5 kali dalam Perjanjian Baru, tetapi hanya dalam dua perikop saja. Empat kali ek merous muncul di 1 Korintus 13:9-12, yaitu perikop yang sedang dibahas sekarang ini. Satu kali lagi, ek merous muncul di 1 Korintus 12:27, yang berbunyi: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Oleh LAI, frase ek merous diterjemahkan “masing-masing” di ayat ini, mengindikasikan bahwa tiap-tiap anggota jemaat Korintus adalah satu bagian/porsi dari tubuh secara keseluruhan. Jadi, ek merous mengindikasi sesuatu yang bersifat sebagian, sepenggal-sepenggal, sepotong-sepotong, artinya belum keseluruhannya, belum seutuhnya.
Dalam hal apakah nubuat dan karunia pengetahuan pewahyuan dari Tuhan dapat dianggap sepotong-sepotong? Tentunya bukan dalam pengertian bahwa nubuat dari Tuhan itu salah. Nubuat Tuhan tidak pernah salah. Tetapi ketika seseorang di abad pertama menerima dan menyampaikan suatu nubuat dari Tuhan, tentu nubuat tersebut hanyalah suatu bagian, suatu penggalan, suatu potongan, dari keseluruhan wahyu yang Tuhan ingin sampaikan kepada jemaat-jemaatNya.
Poin di ayat 9 berlanjut secara alami ke ayat 10. Paulus menegaskan bahwa ketika yang “sempurna” itu tiba, maka yang “tidak sempurna” akan lenyap. Kata “lenyap” persis sama dengan kata kerja yang di ayat 8, yaitu katargeo dalam bentuk future pasif, yaitu “diakhiri.” Ayat 10 menjawab pertanyaan yang timbul dari ayat 8, bahwa nubuat akan diakhiri, yaitu kapan? Jawabannya adalah ketika “yang sempurna” tiba, maka yang “tidak sempurna” akan diakhiri.
Kata “tidak sempurna” persis sama dengan frase ek merous di ada di ayat 9, yaitu sesuatu yang belum utuh, belum lengkap, masih bersifat parsial dan sebagian, yang jelas mengacu kepada nubuat dan karunia pengetahuan pewahyuan yang disebut di ayat 9. Frase “yang sempurna” berasal dari bahasa Yunani to teleion suatu kata sifat dalam bentuk Netral dan singular, yang dipakai secara substantif. Kata teleios ini muncul 19 kali dalam Perjanjian Baru. Bentuk dasar (maskulin) dari kata ini adalah teleios, dan memiliki arti: sempurna, dewasa, lengkap, komplit. Berdasarkan konteks, yaitu adanya perbandingan/kontras dengan nubuat dan pengetahuan spesial yang bersifat “tidak lengkap” atau “parsial,” maka to teleion di sini menekankan kelengkapan atau terselesaikannya sesuatu, yaitu sesuatu yang berkaitan (satu kategori) dengan yang hal “tidak lengkap” di awal itu. Bahwa Roh Kudus memakai gender netral untuk “yang sempurna” ini, memberitahu bahwa yang dimaksud adalah suatu hal atau benda, yang pada saat penulisan 1 Korintus masih akan datang, atau masih bersifat future.
Dengan demikian, Paulus dalam inspirasi Roh Kudus di sini mengajarkan bahwa nubuat-nubuat dan karunia pengetahuan spesial dari Tuhan, yang adalah pewahyuan parsial, akan diakhiri ketika yang lengkap datang. Jadi, mengacu kepada apakah yang lengkap itu?
Yang lengkap atau yang sempurna di 1 Korintus 13:10 mengacu kepada Alkitab, yaitu kanon yang sudah selesai atau lengkap. Hal ini menjadi jelas berdasarkan pertimbangan kontekstual, grammatikal, dan theologis. Terakhir ada juga pertimbangan gugurnya alternatif. Karena itu, jika ingin pengetahuan kita lengkap maka bacalah Kitab Suci setiap hari. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini