Rabu, 08 Desember 2021

Renungan hari ini: “MENJADI UMAT ALLAH” (Wahyu 21:3)

 Renungan hari ini:

 

“MENJADI UMAT ALLAH”




 

Wahyu 21:3 (TB) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka"

 

Revelation 21:3 (NET) And I heard a loud voice from the throne saying: “Look! The residence of God is among human beings. He will live among them, and they will be his people, and God himself will be with them"

 

Hidup sebagai umat Allah adalah hidup dalam perjanjian. Perjanjian ini mengikat manusia dengan Allah. Dengan kata lain hidup manusia didasarkan pada perjanjian yang diberikan Allah kepadanya. Itu berarti ada semacam “hubungan bertanggungjawab” antara manusia dengan Allah.

 

Perjanjian yang berlaku antara manusia dan Allah adalah kudus. Hal ini, misalnya, tercermin dalam janji baptisan, janji sidi, janji nikah, janji Majelis maupun janji Pendeta. Perjanjian dengan Tuhan berbeda dengan perjanjian biasa antar manusia. Misalnya, dalam Yeremia 31:33, Allah berkata: “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”

 

Yang menjadi umat Allah adalah mereka yang bathin dan hatinya terbuka pada firman Tuhan. Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa itu mau menjadi Allah atas kita umat-Nya. Bukankah ini berarti bahwa kita memiliki Penjaga dan Pelindung yang Mahadahsyat dan tiada duanya? Jadi jangan kuatir dengan tantangan yang muncul, dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Mungkin semua itu mengancam kehidupan kita, tapi ingatlah bahwa Allah yang menjadi Allah atas kita akan memimpin dan menjagai kita. Tentang hal ini Matius 10:28 berkata: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”

 

Terhadap perjanjian-Nya, Allah memberikan jaminan kepada kita: “Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” (Mzm. 89:35). Sampai kapan pun Ia akan tetap menjadi Allah kita. Dalam kondisi yang bagaimana pun Ia akan tetap memelihara kita.

 

Perjanjian Allah bukanlah perjanjian sepihak, karena dalam perjanjian itu selain ada Allah juga ada manusia (sebagai umat-Nya). Jika Allah menjadi Allah atas kita maka konsekuensinya kita harus menjadi umat-Nya. Konsekuensi ini harus dinyatakan dalam ketaatan kita pada-Nya. Jika kita melanggar perjanjian dengan-Nya itu berarti kita merusak perjanjian itu alias berbuat dosa di hadapan Allah. Dan ini akan membawa akibat fatal dalam kehidupan kita. Karena itu, jadilah umat Allah yang baik. Jika kita benar-benar telah melakukan pelanggaran (dosa) maka mohonlah ampunan dari-Nya. Setelah itu jangan melanggar lagi. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...