Minggu, 15 Desember 2019
Kotbah: Matius 24:3-8 Bacaan: Yoel 2:30-32
Saat ini kita memasuki Minggu Adent III. Dalam Minggu ini kita akan merenungkan tema “Kedatangan Yesus dan Kesudahan Dunia”. Tema utama dalam Advent III adalah pertobatan. Pertobatan yang baik itu dimulai dari pemikiran yang sadar dan realistis. Pertobatan yang dilakukan tanpa pemikiran yang sadar biasanya pertobatannya bersifat sementara lalu kemudian akan mengulangi dosa yang sama kembali.
Perikop kita Minggu ini hendak mengajarkan pertobatan yang secara sadar. Kita melihat perbincangan antara Yesus dengan murid-murid-Nya terjadi di Bukit Zaitun. Saat Yesus duduk di atas bukit Zaitun, datanglah para murid-Nya untuk bercakap-cakap dengan Yesus. Kata “bercakap-cakap” menunjukkan sebuah dialog dan diskusi tentang sebuah topik penting. Artinya, melalui dialog dan diskusi itulah akan terjadi transformasi pemikiran baru sehingga terjadi pertobatan yang dilakukan secara sadar. Pertobatan yang dilakukan secara sadar akan bersifat kekal.
Saat ini kita memasuki masa-masa Advent bagian kedua. Masa Advent bagian pertama telah terjadi di mana Yesus lahir di Betlehem. Masa Advent bagian kedua adalah menanti kedatangan Yesus kali kedua ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Untuk menghadapi masa kedatangan Yesus kali kedua ini, Yesus telah memberikan pemikiran-pemikiran yang mendalam kepada para murid-Nya dalam dialog di Bukit Zaitun.
Ada beberapa hal yang hendak disampaikan Yesus dalam hal kedatangan-Nya kembali ke dunia ini, yakni:
Pertama, waspadalah (ay. 4-5). Apa yang harus kita waspadai? Penyesatan. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (Mat. 18:7). Ada orang yang berani mengaku sebagai Mesias/Kristus setelah Yesus naik ke surga. Jadi, mereka tidak harus mengaku sebagai Yesus, tetapi mengaku sebagai orang yang diurapi/dipilih oleh Allah untuk suatu misi tertentu. Tujuannya adalah: menarik orang‑orang dari Kristus yang asli ke bawah otoritasnya sendiri.
Hal ini banyak terjadi pada masa kini, seperti:
Sun Myung Moon, yang menyebut dirinya sebagai “The Lord of the second Advent” (= Tuhan dari kedatangan ke 2), dan mengklaim bahwa Allah mengutus dia untuk menyelesaikan tugas Yesus.
David Koresh, pemimpin sekte di USA yang mengaku diri sebagai “The Sinful Jesus” (= Yesus yang berdosa), yang diutus Allah, supaya pada hari penghakiman ia bisa mengerti tentang manusia yang berdosa.
Kedua, akan muncul banyak nabi-nabi palsu yang menyesatkan orang-orang (ay. 5 & 11). Mereka mengaku bahwa mereka adalah Mesias, dan sangat mungkin mereka pun mengajarkan ajaran yang menyimpang dari Firman Tuhan. Sangat mungkin ajaran mereka sangat mirip dengan Firman Tuhan, namun ada unsur-unsur yang menyimpang yang sangat sulit untuk dibedakan. Tuhan ingin kita semua tetap waspada sehingga kita tidak tersesat (ay. 4).
Penyesatan itu mereka lakukan secara besar-besaran. Kita mungkin tidak sadar, hati-hati, sekarang tidak zamannya lagi warga jemaat jalan-jalan dari satu gereja ke gereja lain. Ini adalah waktunya kita benar-benar harus tertanam, untuk mendapatkan makanan dan pembinaan rohani yang baik sesuai kebenaran firman Tuhan. Berbahaya sekali kalau masih jalan-jalan dari satu gereja ke gereja lain.
Kita pasti pernah mendengar ada hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa, nama benar, jemaat yang banyak, dan mengajarkan tidak perlu kuatir menghadapi masa yang akan datang masuk ke masa kegelapan. Yang penting sekarang bekerja untuk mendapat uang yang banyak, beli properti, tanah. Kemudian berbondong-bondong berusaha supaya setiap pribadi belajar melakukan bercocok tanam, sebab masanya akan datang ketika tidak bisa membeli dan menjual kalau tanda 666 tidak ada pada tangan atau dahi. Dikatakan bahwa kalau sudah bercocok tanam sendiri maka engkau tidak perlu kuatir sekalipun tidak ada tanda pada tangan/dahimu.
Ini adalah penyesatan! Sekarang justru jemaat harus disadarkan tidak ada lagi main-main, setengah-setengah Kristen, harus sungguh-sungguh mencari Tuhan, bayar harga, bukan mempersiapkan akhir zaman dengan tanah, ladang, dan bercocok tanam. Tapi sekarang adalah sangat penting untuk introspeksi imanmu! Sekarang kita harus mendorong agar jemaat sungguh-sungguh. Kita harus menyuarakan kebenaran. Tuhan katakan akan banyak nabi palsu muncul. Nabi harusnya memberikan isi hati Allah, mengajar untuk hidup setia, hidup sesuai firman Tuhan, bukan untuk dengan logika kepentingan kekuatan sendiri melakukan mencari solusi. Nabi harusnya mendorong umat lebih melekat pada Tuhan, kehidupan doa, lebih intim, menjadi mempelai Kristus dan kita akan diangkat bersama-sama ke awan-awan berjumpa muka dengan muka dengan Yesus, berada bersama-sama selamanya dengan Dia.
Ketiga, jangan gelisah akan apa yang terjadi (ay. 5-7). Mengapa? Karena hal itu memang harus terjadi menjelang kedatangan-Nya. Apakah itu?
a. Penganiayaan terhadap orang Percaya. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku. Kata ini dipakai untuk bencana karena perang (Mat. 24:21, kebutuhan (2Kor. 8:13; Fil. 4:14), sakit bersalin (Yoh. 16:21), penganiayaaan (Kis. 11:19), kekacauan tatanan alam semesta (Mat. 24:7, akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Hal ini senada dengan Markus 13:24-25, “Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
b. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang (ay. 6-7a). Namun, berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan.
Inilah minimal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi dan mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus kali kedua. Tentu masih banyak lagi yang akan kita lakukan berdasarkan teks-teks lain yang digali dari Kitab Suci. Selamat menanti kedatantan TUHAN. (rsnh)
Selamat Merayakan Advent III!