Renungan hari ini:
“TUHAN MEMATAHKAN KAYU KUK”
Yehezkiel 34:27 (TB) "Pohon-pohon di ladang akan memberi buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya. Mereka akan hidup aman tenteram di tanahnya. Mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku mematahkan kayu kuk mereka dan melepaskan mereka dari tangan orang yang memperbudak mereka"
Ezekiel 34:27 (NET) "The trees of the field will yield their fruit and the earth will yield its crops. They will live securely on their land; they will know that I am the Lord, when I break the bars of their yoke and rescue them from the hand of those who enslaved them"
Kuk adalah sebuah perkakas yang dikenal sebagai alat yang menghubungkan dua (atau lebih) lembu menjadi satu. Dalam Imamat 26:13, 1 Raja-raja 12:4; Kisah Para Rasul 15:10 "kuk" merupakan symbol dari penindasan. Kuk adalah beban atau palang kayu dengan jepitan kayu vertikal yang memisahkan kedua binatang penarik sehingga bersama-sama dapat menarik beban berat. Kuk tersebut dibuat dari palang kayu tunggal dengan jerat tali yang diikatkan ke leher binatang penarik. Kayu palang itu ditempelkan pada batang dan begitulah kereta ditarik.
Kata dalam bahasa Indonesia “beba/kuk” secara "kajian bunyi" barangkali ada hubungannya dengan kho (Ibrani) artinya ketentuan, undang-undang, hukum/perintah, yang secara fungsi memberikan "beban" dalam suatu tatanan/ norma hubungan kemasyarakatan. Dan barangkali pula dari pemahaman ini kata Indonesia "Kuk" berasal.
Kuk menjadi symbol dari Hukum yang mengikat. Pada Perjanjian Lama, Umat Allah tunduk kepada Hukum Taurat, bisa juga dikatakan mereka di dalam kuk Hukum Taurat. Sedangkan dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus membrikan kuk-Nya yang baru, yaitu Hukum Kasih. Kuk yang baru ini dipukul-Nya bersama-sama dengan murid-Nya (Mat. 11:28-30). Kuk sebagai hukum yang mengikat ini merupakan pelayanan kepada Tuhan oleh orang yang sungguh-sungguh percaya. Berbeda dengan Hukum Taurat yang berat yang jikalau diperinci jumlahnya adalah 613 perintah (Misyot), Tuhan Yesus berkata-kata tentang kuk yang ringan (Mat. 11:29-30) yang tidak melukai. Hukum/Kuk yang baru ini adalah Hukum Kristus yang juga dikenan dengan Hukum Kasih.
Dalam nas hari ini kita belajar bahwa Allah membebaskan umat-Nya dari kayu kuk yang memperbudak mereka. Karya pembebasan Allah merupakan karya keselamatan yang menjadi bukti pertolongan Allah bagi bangsa Israel. Contoh perbudakan di Mesir menjadi penalaman buruk dan tak terlupakan. Mereka dibebani dengan kuk yang berat yakni tanggung jawab kerja yang melelahkan dan mencelakakan. Mereka tidak memperoleh imbalan memadai; diperlakukan di luar batas kemanusiaan. Mereka tidak bisa menjalani kehidupan keluarga yang menggembirakan dan kehilangan waktu beribadah. Segala beban itu terlepas ketika Tuhan campur tangan dengan cara-Nya yang ajaib.
Penegasan kehadiran Allah yang membebaskan menjadi penting bagi bangsa Israel. Kehidupan mereka berbah dengan segala kesempatan yang terbuka luas. Kebebasan mereka bukan karena kesempayan yang terbuka luas. Kebebasan mereka bukan karena kemampuan mereka memperjuangkannya, tetapi semata anugerah Allah. Allah mengutus dan memperlengkapi Musa dan Harun sebagai alat yang dipakai menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya. Beban kerja dan segala intimidasi yang diibarakan dengan’kuk kayu’ sudah dipatahkan. Mereka tidak lagi berjalan sebagai orang upahan atau budak kasar. Mereka memperoleh martabat kemanusiaan penuh sebagai bangsa merdeka. Tuhan telah melepaskan mereka dari penderitaan panjang di Mesir untuk bereangkat ke tanah yang dijanjikan; tanah yang diberkati; tanah yang berlimpah susu dan madu. Allah setia atas perjanjian-Nya sehingga bangsa Israel tidak dilupakan dan dibiarkan dalam kesengsaraan selamanya.
Karya keselamatan Allah, kita alami dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus. Dilepaskan kita dari kekuatiran hidup dan murka Allah yang menghukum dosa manusia. Tuhan Yesus menjadi jaminan penuh untuk kehidupan sejahtera dan masa dengan bahagia. Kita menjalani kehidupan dari pagi sampai tiba malam dalam penyerahan diri pada pertolongan Tuhan. Kita pasti mengalami berbagai mujizat yang menjadikan kita berhikmat dalam mengambil keputusan dan bekerja dengan rasa syukur yang melimpah. Karena itu, marilah kita memikul kuk kasih yang ringan yang menggantikan kuk kayu yang berat hingga kita meraih upah yang besar di surga. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN