Minggu, 31 Maret 2024
“BERSUKACITALAH KARENA KESELAMATAN”
Kotbah: Yesaya 25:6-9 Bacaan: Markus 16:1-8
Hari ini kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut. Yesus bangkit mengalahkan segala kuasa kematian. Kebangkitan Yesus menjadi suatu kemenangan atas kuasa kematian. Kita harus menggunakan ucapan yang baik dan benar dalam masa Kebangkitan Yesus ini. Kita tidak sedang merayakan “Happy Easter” tetapi kita sedang merayakan “Happy Passover”. Happy Easter adalah memperingati kebangkitan dewi Ishtar sedangkan Happy Passovermemperingati hari kebangkitan Yesus yang membebaskan kita dari kuasa kematian.
Pada Ibadah Paskah I ini kita akan membahas tema “Bersukacitalah karena Keselamatan”. Tema ini merupakan ungkapan kegembiraan dan sukacita yang mendalam yang timbul sebagai respons terhadap anugerah keselamatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat-Nya. Ini berarti merayakan dan bersorak-sorai atas berkat keselamatan yang diterima dari Tuhan.
Bersukacita karena keselamatan menandakan kesadaran akan kehadiran dan tindakan Tuhan dalam kehidupan individu atau komunitas. Ini mencerminkan pengakuan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia semata, tetapi hadir karena kasih dan kuasa Tuhan.
Keselamatan mengacu pada pembebasan dari dosa dan kematian yang dihasilkan oleh Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Bersukacita karena keselamatan berarti mengalami pembebasan dari beban dosa dan harapan akan kehidupan yang kekal bersama Allah. Keselamatan juga melibatkan transformasi rohani yang mendalam dalam kehidupan seseorang. Ini bisa berupa perasaan damai dan sukacita yang melebihi pemahaman manusia biasa, serta pengalaman keselamatan yang mengubah hidup secara radikal.
Bersukacita karena keselamatan juga mengekspresikan solidaritas dengan komunitas iman dan rasa syukur yang mendalam atas kasih karunia Tuhan. Ini berarti merayakan bersama-sama dengan sesama percaya dan bersyukur atas anugerah keselamatan yang diberikan kepada mereka. Dalam esensi, bersukacita karena keselamatan adalah respons spiritual yang tulus dan gembira terhadap kasih karunia Tuhan yang menawarkan keselamatan kepada umat-Nya. Ini adalah ungkapan rasa syukur, penghormatan, dan pengabdian yang melampaui kebahagiaan sementara dan mencerminkan kegembiraan yang dalam dan abadi atas hubungan yang dipulihkan dengan Allah.
Ajakan bersukacita ini tampak dalam perikop kotbah Paskah I ini. Dalam perikop Yesaya 25:6-9 ini, Yesaya mengajak umat Israel untuk bersorak-sorai dan bersukacita atas janji-janji Allah akan memulihkan umat-Nya dan menghancurkan musuh-musuh mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Yesaya mengajak umat Israel untuk bersukacita:
Pertama, karena Yesaya menubuatkan Janji Pembaharuan dari Allah (ay. 6). Yasaya menubuatkan tentang suatu waktu di mana Tuhan akan menyediakan suatu pesta bagi semua bangsa di bukit Sion, di mana Allah akan menghidangkan hidangan yang lezat bagi semua umat dan akan menghapus air mata dari setiap wajah (ayat 6). Ini merupakan janji pembaharuan dan penuangan kasih Allah kepada umat-Nya.
Nubuatan dalam Kitab Yesaya 25:6 tentang Tuhan menyediakan perjamuan dengan masakan yang berlemak di gunung memiliki makna simbolis yang mendalam. Ini adalah gambaran tentang kerajaan Allah dan janji pembaharuan serta keselamatan-Nya bagi umat-Nya. Berikut adalah beberapa pemahaman tentang makna nubuatan ini:
a. Kemurahan dan Kebajikan Allah. Gambaran tentang perjamuan dengan masakan yang berlemak menunjukkan kemurahan dan kebaikan Allah. Masakan yang berlemak sering kali diasosiasikan dengan kemewahan dan kelezatan. Dalam konteks ini, itu menggambarkan berkat dan kebaikan Allah yang melimpah yang disediakan bagi umat-Nya.
b. Kebahagiaan dan Kekayaan Rohani. Perjamuan adalah simbol kebahagiaan dan kesenangan. Dalam nubuatan ini, menyediakan perjamuan menunjukkan bahwa Tuhan ingin membawa umat-Nya ke dalam kehidupan yang dipenuhi dengan sukacita dan kekayaan rohani. Ini melampaui kebahagiaan materi dan mengarah pada kepuasan yang dalam dalam hubungan dengan Allah.
c. Pemulihan dan Pembaharuan. Nubuatan ini juga mencerminkan janji pemulihan dan pembaharuan yang dijanjikan oleh Tuhan. Gunung sering kali merupakan simbol tempat ketemuannya manusia dengan Allah dan tempat pemulihan rohani. Perjamuan yang disediakan di gunung menunjukkan bahwa Tuhan akan memulihkan umat-Nya secara menyeluruh dan memberikan kehidupan yang baru.
d. Inklusivitas dan Keterbukaan. Perjamuan yang disediakan di gunung adalah simbol inklusivitas dan keterbukaan kerajaan Allah bagi semua bangsa. Ini menunjukkan bahwa berkat keselamatan Tuhan tidak terbatas pada satu kelompok atau bangsa tertentu, tetapi tersedia bagi semua orang yang mau datang kepada-Nya.
Kedua, Yesaya menubuatkan bahwa Allah akan menghancurkan kekuatan musuh dan memperkenankan keselamatan bagi umat-Nya (ay. 7). Yesaya menubuatkan bahwa Allah akan mengoyak kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa. Artinya, Allah akan menghancurkan kekuatan musuh dan memperkenankan keselamatan bagi umat-Nya. Ini adalah berita gembira yang harus merangsang kegembiraan dan sukacita dalam hati umat Israel.
Kain perkabungan sering kali diasosiasikan dengan kesedihan, keburukan, dan kegelapan. Dalam konteks ini, mengoyak kain perkabungan yang diselubungi di atas segala suku bangsa dapat diartikan sebagai tindakan Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari segala bentuk penderitaan, dukacita, dan kegelapan. Tindakan mengoyak kain perkabungan juga dapat melambangkan pemulihan dan pembaharuan yang dijanjikan oleh Tuhan. Ini menandakan bahwa Tuhan akan mengakhiri masa kesedihan dan kesengsaraan, dan membawa umat-Nya ke dalam kehidupan yang baru yang dipenuhi dengan sukacita dan harapan.
Dalam konteks nubuatan Yesaya, penghancuran kain perkabungan juga bisa diartikan sebagai tindakan keadilan dan penghakiman Allah terhadap kejahatan dan ketidakadilan di dunia. Tuhan akan memperkenankan keadilan bagi umat-Nya dan membalas segala penindasan yang mereka alami. Penghancuran kain perkabungan yang meliputi semua bangsa menunjukkan keselamatan universal yang ditawarkan oleh Allah kepada semua suku bangsa. Ini menekankan bahwa berkat keselamatan dan pembaharuan yang dijanjikan oleh Tuhan tidak hanya terbatas pada satu kelompok atau bangsa tertentu, tetapi tersedia bagi semua orang yang mau datang kepada-Nya.
Ketiga, Yesaya menubuatkan Tuhan Allah menghapuskan ari mata dari semua muka (ay. 9). Ungkapan bahwa Tuhan akan menelan maut untuk seterusnya adalah janji akan pemulihan kehidupan yang kekal di bawah pemerintahan-Nya. Kematian adalah konsekuensi dari dosa dan pemisahan dari Allah, tetapi di bawah kuasa Allah, kematian akan dikalahkan dan umat-Nya akan hidup dalam kehidupan yang abadi.
Airmata sering kali merupakan simbol dari kesedihan, penderitaan, dan ketidakadilan di dunia ini. Penghapusan airmata dari semua muka menandakan bahwa Allah akan mengakhiri segala bentuk kesengsaraan dan ketidakadilan. Ini adalah janji penghiburan dan keadilan bagi mereka yang telah menderita di dunia ini.
Penghapusan airmata juga bisa diartikan sebagai pembaharuan rohani yang dijanjikan oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Allah akan menghibur dan menyembuhkan hati mereka yang berduka dan terluka. Di bawah pemerintahan-Nya, umat-Nya akan mengalami damai dan sukacita yang mendalam. Pernyataan ini menegaskan bahwa janji-janji Allah akan terjadi karena Dia telah mengatakannya. Ini meneguhkan kekuatan dan kebenaran firman Tuhan yang dapat diandalkan. Janji-janji-Nya tidak akan gagal, dan umat-Nya dapat mempercayai-Nya sepenuhnya.
Alasan-alasan ini mengajak umat Israel untuk bersorak-sorai dan bersukacita adalah karena janji-janji Allah yang besar dan pembaharuan yang dijanjikan bagi mereka. Ini adalah berita gembira yang harus membuat mereka merasa bersemangat dan bersukacita di hadapan Allah.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dari peristiwa Paskah I 2024 ini? Tindakan Tuhan bagi umat Israel yang diungkapkan dalam Kitab Yesaya 25:6-9 memberikan beberapa hal yang perlu direfleksikan:
Pertama, kasih Allah yang luas. Pesan ini menggambarkan kasih Allah yang tidak terbatas dan inklusif. Pesta yang disediakan di bukit Sion tidak hanya untuk umat Israel, tetapi untuk semua bangsa. Ini mengingatkan kita bahwa kasih Allah tidak terbatas oleh batas-batas etnis, budaya, atau agama. Allah adalah Tuhan bagi semua orang, dan kasih-Nya tersedia bagi semua yang mau menerima-Nya.
Kedua, janji pembaharuan dan Keselamatan. Janji Tuhan untuk menghapus kematian dan memberikan hidangan yang lezat adalah janji pembaharuan dan keselamatan yang menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa tidak ada situasi yang terlalu sulit atau terlalu putus asa bagi Tuhan untuk memulihkan dan menyelamatkan umat-Nya. Ini mengajarkan kita untuk percaya pada janji-janji Tuhan dan untuk memegang teguh harapan akan pembaharuan dan keselamatan yang Dia janjikan.
Ketiga, keadilan dan pemuridan. Janji Tuhan untuk mengangkat yang lemah dan memberikan makanan bagi yang kelaparan adalah penekanan atas keadilan dan pemuridan-Nya. Allah peduli pada mereka yang tertindas dan miskin, dan Dia bertindak untuk memulihkan mereka secara menyeluruh. Ini menuntut kita untuk menjadi instrumen keadilan dan pemuridan di dunia ini, mengikuti contoh Allah dalam menyokong yang lemah dan memperjuangkan keadilan.
Keempat, penghapusan aib dan kematian. Tuhan berjanji untuk menghapus aib dan kematian bagi umat-Nya. Ini menekankan bahwa Allah tidak hanya bekerja untuk pemulihan fisik dan materi, tetapi juga untuk pemulihan rohani. Allah ingin membawa umat-Nya ke dalam hubungan yang mendalam dengan-Nya, di mana tidak ada lagi aib atau pemisahan dari kehadiran-Nya.
Dalam refleksi atas tindakan Tuhan bagi umat Israel seperti yang diungkapkan dalam Kitab Yesaya 25:6-9, kita diingatkan tentang karakter dan sifat Allah yang penuh kasih, adil, dan kuasa. Karena itu, kotbah ini memperkuat iman kita dalam Allah dan mengilhami kita untuk hidup dalam kesetiaan dan harapan akan janji-janji-Nya. (rsnh)
Selamat Merayakan Hari Kebangkitan Yesus!!!