Rabu, 03 Oktober 2018

Renungan hari ini: BERSUKACITALAH SENANTIASA

Renungan hari ini: 

BERSUKACITALAH SENANTIASA



Filipi 4:4-5 (TB) "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" 

Philippians 4:4-5 (NET) "Rejoice in the Lord always. Again I say, rejoice! Let everyone see your gentleness. The Lord is near!” 

Sukacita adalah sebuah keyakinan yang teguh dalam hati bahwa Tuhan memegang kendali atas setiap detil kehidupan kita. Sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu pasti mendatangkan kebaikan, dan sebuah pilihan untuk memuji Tuhan dalam segala situasi. Sukacita seharusnya menjadi bagian penting dalam hidup orang percaya.  Sukacita yang dimaksud bukanlah seperti yang dunia berikan, yang sifatnya semu dan bergantung kepada hal-hal lahiriah semata, melainkan yang bersifat kekal, yang diberikan oleh Roh Kudus, yang keluar dari dalam hati kita dan mengalir secara berlimpah meski berada di tengah badai sekalipun.  Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri,  "...di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa"  (Mzm. 16:11).

Mengapa harus selalu bersukacita?  Karena kita beroleh keselamatan dari Allah di dalam Kristus. Sukacita adalah salah satu dari sembilan buah Roh.  Tanda dari kehidupan orang yang dewasa rohani adalah dihasilkannya buah Roh dalam keseharian hidupnya.  "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan"  (Mat. 3:8).  Alkitab menegaskan bahwa kita dapat menghasilkan buah apabila kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku"  (Yoh. 15:4).  Tuhan Yesus berkata,  "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya"  (Yoh. 15:10), artinya kunci untuk mengalami sukacita sejati adalah taat melakukan firman dan hidup di dalam kasih.

Sukacita kita bukan hanya saat-saat bahagia tetapi bagaimana  kalau ada pergumulan, ada masalah  kita,  apa mampu bersuka-cita ? Paulus mengajak kita dalam keadaan apapun kita harus boleh bersuka-cita. Persoalannya adalah  bagaimana agar kita senantiasa bersukacita ? Apa yang harus kita perbuat? Untuk itu perlu kita renungkan,  yaitu:

Pertama, hiduplah di dalam Tuhan. Kita senantiasa  menyerahkan tubuh, jiwa, roh kepada Tuhan, setia berdoa, mendengar firman-Nya dan memuji nama-Nya, seperti kata pemazmur, Mazmur 37:4, “Bergembiralah karena Tuhan”. Orang yang hidup di dalam Tuhan akan selalu bersukacita.  

Kedua, hiduplah dengan mensyukuri apa yang ada bagi kita. Bila kita sudah mensyukuri apa yang ada bagi kita, maka kita tidak lagi  bersungut-sungut apapun yang kita terima, tetapi apa yang ada bagi kita cukuplah (2Tim. 6:1–18). Dengan rasa cukup inilah  harta yang mahal yang membuat kita bersukacita. 

Ketiga, hiduplah dengan tanpa rasa kuawatir menjalani hidup ini. Janganlah hendaknya kita kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 

Keempat, hidup sukacita bukan hanya ditentukan oleh orang lain tetapi diri kita sendiri. Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Artinya hati inilah penggerak yang dapat membuat hidup kita gembira. Jadi bila Allah yang berada di hatimu dan menguasai hatimu, maka hatimu akan senantiasa bergembira. Karena itu marilah kita hidup di dalam Tuhan Yesus,  agar hidup kita penuh sukacita yang kekal.  Karena itu, bersukacitalah senantiasa. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...