Selasa, 25 Desember 2018
Kotbah: Matius 1:18-25 Bacaan: Ulangan 18:15-19
Hari ini kita merayakan Natal Pertama. Pada perayaan Natal Hari Pertama ini akan membahas tema “Imaneul: Allah Berserta Kita”. Imanuel adalah nama lain dari Yesus. Dalam ayat 23 dikatakan, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”. Nama yang diberikan kepada anak yang lahir dari perawan Maria adalah Imanuel (menurut Matius/Mat. 1:23) dan Yesus (menurut Lukas /Luk. 1:31).
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah arti dan makna Imanuel dalam peristiwa Natal yang kita rayakan pada hari ini?
Pertama, Imanuel berarti ada penyertaan Yesus bagi kita sehingga manusia tidak perlu takut lagi.
Nubuat kelahiran Imanuel dicatat pertama kali dalam kitab Yesaya. Konteks saat itu adalah, bangsa Yehuda sedang mendapatkan ancaman dari bangsa Aram. Pada saat itu Ahas, raja Yehuda ingin meminta bantuan dari Asyur. Namun Allah mengutus Yesaya untuk menegur Ahas akan ketidak-percayaannya kepada Tuhan. Tuhan memberikan janji kelepasan pada bangsa Israel dengan memberikan sebuah tanda mengenai kelahiran Imanuel (Yes. 7:10-14). Melalui Imanuel ada keselamatan dan pengharapan bagi manusia. Hidup ini tidak selalu enak tetapi Imanuel, Allah menyertai kita. Hidup tidak selalu sukses dan lancar, tetapi Imanuel, Allah menyertai kita. Hidup tidak selalu sehat dan indah tetapi ada Imanuel, Allah beserta kita. Tetapi apakah kita masih merasakan kehadiran-Nya?
Nubuat kelahiran Imanuel dicatat pertama kali dalam kitab Yesaya. Konteks saat itu adalah, bangsa Yehuda sedang mendapatkan ancaman dari bangsa Aram. Pada saat itu Ahas, raja Yehuda ingin meminta bantuan dari Asyur. Namun Allah mengutus Yesaya untuk menegur Ahas akan ketidak-percayaannya kepada Tuhan. Tuhan memberikan janji kelepasan pada bangsa Israel dengan memberikan sebuah tanda mengenai kelahiran Imanuel (Yes. 7:10-14). Melalui Imanuel ada keselamatan dan pengharapan bagi manusia. Hidup ini tidak selalu enak tetapi Imanuel, Allah menyertai kita. Hidup tidak selalu sukses dan lancar, tetapi Imanuel, Allah menyertai kita. Hidup tidak selalu sehat dan indah tetapi ada Imanuel, Allah beserta kita. Tetapi apakah kita masih merasakan kehadiran-Nya?
Kedua, Imanuel berarti Allah nyata hadir di tengah-tengah manusia.Tuhan kita bukanlah Tuhan yang tidak memahami dan peduli kepada manusia. Dia lahir sebagai bayi dan ada ditengah-tengah kita. Penulis Ibrani mencatat dalam Ibrani 4:15, “Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita . . .” Dia merasakan dan mengalami hidup di dunia. Dia mengerti segala persoalan dan pergumulan yang kita hadapi.
Pada Natal ini kita diingatkan kembali tentang kelahiran-Nya sebagai Imanuel, Allah beserta kita. Allah yang lahir dan pernah ada di dunia yang merasakan seluruh penderitaan manusia. Karena itu, jangan takut, jangan gentar, jangan patah semangat ingatlah Allah sudah hadir dan lahir di dunia ini. Dia adalah Allah yang menyertai orang-orang percaya.
Ketiga,Imanuel menunjukkan bahwa Ia telah turun dari Surga dalam rupa manusia. Kelahiran Yesus adalah fakta yang mengagumkan. Allah Israel pernah hidup dalam tubuh kecil dari seorang bayi mungil. Allah pernah berdiam dalam tubuh seorang pria yang menderita dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.
Keajaiban inkarnasi terletak pada kenyataan bahwa Allah semesta alam merendahkan diri-Nya ke dalam tubuh manusia. Ia menjadi manusia yang dapat merasakan lapar, menderita, mati dan memiliki darah manusia. Allah turun dan hidup dalam rupa manusia - dan menjadi “Allah beserta kita” - Yesus Imanuel kita! Alkitab berkata bahwa Dia, “...telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Flp. 2:7).
Tetapi yang lebih luar biasa adalah kenyataan bahwa Kristus turun dalam daging dari ras yang berdosa. Meskipun Dia sendiri tidak pernah berdosa, Dia menyatukan diri-Nya sendiri dengan ras yang memberontak terhadap Allah. Dia menyatukan diri-Nya sendiri dengan kita agar Dia dapat mengangkat kita dari dosa dan penderitaan! Alkitab berkata, “Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging” (Rm. 8:3).
Kita terkejut ketika kita berpikir tentang kasih Allah yang ditunjukkan dengan turun untuk menyelamatkan kita orang berdosa! Kita adalah umat yang telah jatuh. Kita adalah orang-orang yang telah diperbudak di dalam dosa. Kita berada di bawah kuasa Iblis. Tetapi Allah telah turun kepada kita, di dalam Kristus, untuk membebaskan kita. Kita memiliki pengharapan karena “Allah menyertai kita” - karena Yesus, Imanuel kita!
Ada suatu masa ketika Allah murka atas kita. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah “murka setiap saat” (Mzm. 7:11). Tetapi sekarang Allah dapat mengampuni kita dan memanggil kita sebagai anak-anak-Nya. Sekarang, “kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus: Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah” (Rm. 5:1, 2). Sekarang Yehova bukanlah Allah yang sedang murka kepada kita, tetapi “Allah menyertai kita”! Dia telah “mendamaikan kita kepada diri-Nya oleh kematian Anak-Nya” (Rm. 5:10).
Keempat,Imanuel berarti bahwa Yesus tersedia bagi kita. Kelahiran Yesus di Betlehem memberikan diri-Nya untuk kita. Yesus rela menyertai perjalanan hidup kita ke mana pun kita pergi. Yesus bersedia mememberikan kebutuhan kita dan bahkan seluruh hidup-Nya untuk kita agar kita memperoleh keselamatan yang kekal. Yesus bersedia memproses hidup kita hari demi hari agar sesuai dengan kehendak Tuhan.
Selamat Hari Natal 25 Desember 2018 bagi kita semua!