Rabu, 11 Agustus 2021

Renungan hari ini: “JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN DENGAN SEMBARANGAN” (Keluaran 20:7)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN DENGAN SEMBARANGAN”




 

Keluaran 20:7 (TB) "Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan"

 

Exodus 20:7 (NET)  “You shall not take the name of the Lord your God in vain, for the Lord will not hold guiltless anyone who takes his name in vain"

 

Larangan jangan menyebut nama TUHAN dengan sembarangan ini merupakan salah satu dari perintah Hukum Taurat Kesepuluh khusunya bagian yang ketiga. Walaupun banyak orang beranggapan bahwa menyebut nama Tuhan sembarangan berkaitan dengan penggunaannya dalam hujatan, sebetulnya kaitannya jauh lebih luas. Untuk memahami betapa kejinya menyebut nama Tuhan sembarangan, kita perlu mempelajari nama Tuhan menurut sudut padang Alkitab. Allah dari Israel dikenali dengan berbagai nama dan julukan, namun peranan konsep nama Allah di sepanjang Alkitab sangat penting dan unik. Sifat dan atribut Allah, kepenuhan-Nya, dan kemuliaan-Nya tercermin oleh nama-Nya (Mzm. 8:1). Mazmur 111:9 memberitahu bahwa nama-Nya "kudus dan dahsyat," dan doa Bapa Kami dimulai dengan panggilan kehormatan pada Allah "dikuduskanlah nama-Mu" (Mat. 6:9), sebuah cerminan bahwa rasa hormat bagi Allah dan nama-Nya harus diutamakan dalam doa kita. Seringkali kita tergesa-gesa menerombol ke dalam hadirat Allah dengan sebuah "daftar pekerjaan" bagi-Nya, tanpa mengingat kekudusan-Nya, kedahsyatan-Nya, dan begitu besarnya perbedaan di antara khodrat kita dengan khodrat-Nya. Bahkan supaya kita bisa hadir menghadap takhta-Nya sama sekali hanya merupakan kemurahan kasih-Nya bagi mereka yang adalah milik-Nya (Ibr. 4:16). Kita tidak boleh sekali-kali menyepelekan kasih karunia itu.

 

Sebelum kita teruskan, adalah hal yang sangat menarik melihat orang Yahudi menjalankan hukum ini. Mereka sangat berhati-hati memakai nama Tuhan dengan sembarangan, bahwa mereka bahkan menolak untuk menyebutkan nama Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, nama Tuhan adalah “YWH” atau “Yahweh”. Yang artinya “Dia adalah Siapa Dia”. Tidak ada seorangpun yang seperti Tuhan, Dia dengan penuh telah dipisahkan dan berbeda dari ciptaan-Nya (ini adalah satu defenisi dari kekudusan), dan Dia tidak bergantung kepada segala hal yang ada. Dia selalu ada dan akan selalu ada.

 

Oleh karena Hukum Taurat ini, orang Israel sangat takut untuk memakai nama Tuhan dengan sembarangan. Jadi, mereka tidak akan pernah memakai nama Tuhan. Kamu tidak akan pernah memakai nama Tuhan dengan sembarangan jika kamu tidak pernah menyebutkannya! Jadi, mereka menggabungkan nama Tuhan “YWH” dengan kata Ibrani “tuhan” atau “tuan” yang adalah “Adonai”. “Adonai” adalah kata yang dipakai untuk Tuhan dan manusia. Ketika mereka menggabungkan nama Tuhan “YWH” dengan “Adonai” menghasilkan nama “Yehovah”. Inilah nama yang dikenal oleh banyak orang Kristen. Namun bukan nama yang sebenarnya untuk Tuhan. Kapanpun mereka melihat nama “Yehovah, mereka mengenali bahwa nama itu diperuntukkan untuk nama Tuhan yang sebenarnya—“YWH”.

 

Mengingat kemegahan nama Allah, semua penggunaan nama Allah yang mencemarkan Dia dan sifat-Nya termasuk dalam kategori menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Hukum ketiga dari Kesepuluh Perintah Allah melarang penggunaan nama Tuhan dengan sembarangan karena menunjukkan kurangnya rasa hormat bagi Allah Sendiri. Seseorang yang menyalahgunakan nama Allah akan “dipandang bersalah” oleh-Nya (Kel. 20:7). Di dalam Perjanjian Lama, nama Allah dicemarkan ketika seorang tidak melaksanakan nazar atau sumpah yang diambil dalam nama-Nya (Im. 19:12). Orang yang menggunakan nama Allah untuk menegaskan sumpahnya, namun tidak memenuhi janjinya, menunjukkan sikap tidak menghormati Allah dan tidak takut terhadap pembalasan-Nya. Pada hakikatnya ialah sama dengan menolak keberadaan Allah. Bagi orang percaya sekarang, kita sudah tidak perlu menguatkan sumpah kita dengan menggunakan nama Allah karena kita diperintah untuk tidak bersumpah sama sekali, "jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak" (Mat. 5:33-37).

 

Namun adapula pengertian lain tentang cara menyebut nama Tuhan dengan sia-sia. Mereka yang menggunakan nama Kristus, baik mereka yang berdoa dalam nama-Nya, maupun yang mengenakan nama-Nya sebagai orang Kristen, tetapi hidup dalam ketidaktaatan terhadap perintah-Nya, sedang menyebut nama-Nya dengan sia-sia. Yesus Kristus telah diberi nama di atas segala nama, yang pada-Nya semua orang harus bertekuk lutut (Flp. 2:9-10), dan ketika kita mengenakan nama "Kristen," kita harus memahami semua kaitannya. Jika kita mengaku sebagai orang Kristen, namun bertindak, berpikir, dan berucap kata sama seperti dunia atau bahkan dengan lebih buruk, maka kita sedang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ketika kita tidak mewakili Kristus menurut yang telah dijelaskan dalam Alkitab, baik secara disengaja atau tidak, kita sedang menyia-nyiakan nama Tuhan. Ketika kita mengaku kita mengasihi-Nya, namun tidak melaksanakan perintah-Nya (Luk. 6:46), kita sedang menyia-nyiakan nama-Nya dan berada dalam bahaya dikecam, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" oleh-Nya pada hari penghakiman (Mat. 7:21-23).

 

Nama Tuhan adalah kudus, karena Ia kudus. Nama Tuhan mewakili kemuliaan-Nya, kemegahan-Nya, dan keilahian-Nya. Kita perlu menghormati dan menyegani nama-Nya sama seperti kita menghormati dan menyegani Allah ssendiri. Gagal melakukan itu berarti kita menggunakan nama-Nya sembarangan. Karena itu, mari hormati dan pujilah Nama-Nya jangan menyebutnya dengan sembarangan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...