Minggu, 26 Mei 2019

Renungan hari ini: AWASILAH MULUTKU

Renungan hari ini: 

AWASILAH MULUTKU



Mazmur 141:3 (TB) "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" 

Psalms 141:3 (NET) "O Lord, place a guard on my mouth! Protect the opening of my lips!”

Mulut adalah sumber pekataan yang memberkati sekaligus mengutuki. Mulut menjadi alat penyampai kata-kata bagi orang lain. Kata-kata yang keluar dari mulut haruslah kita jaga dan awasi agar tidak sembarang keluar begitu saja. Orang yang bijaksana tentu akan ’berpikir lebih dahulu sebelum berkata-kata’, supaya ia tidak banyak menyesali perkataan yang sebenarnya tidak perlu untuk diucapkan (yang sia-sia/tidak berarti). Seorang fisluf dari Yunani, bernama Publisius berkata: ”Saya sering menyesali perkataan saya, tetapi tidak pernah menyesali sikap diam (kebisuan) saya.” Publisius sungguh-sungguh menyadari, betapa ia sering bersalah dalam perkataannya. 


Peribahasa Tiongkok mengatakan, ”Perkataan yang keluar dari mulut kita itu ibarat anak panah yang kita lepaskan dari busurnya. Jika yang kita lepaskan adalah perkataan yang menyakiti orang lain, maka sekalipun kita sudah meminta maaf, akan tetapi bekasnya masih ada/masih terasa.” Hikmah dari kisah Mao Tse Tung adalah kita harus berhati-hati dengan ucapan/perkataan kita (misalnya: ejekan atau julukan-julukan yang tidak pantas), karena tanpa kita sadari hal itu dapat mengakibatkan luka batin dan berdampak besar bagi perkembangan mental/psikologis seseorang.


Seringkali kita menganggap sepele dengan ucapan kita, bahkan tidak sedikit dari kita yang dari pagi sampe malam, bibirnya tidak pernah berhenti berkata-kata; menggosip orang lain, mengomel, mengumpat dan sebagainya. Ketahuilah bahwa apa yang kita ucapkan menyatakan apa yang ada di dalam hati kita. “Karena yang di ucapkan mulut meluap dari hati” (Mati. 12 34b). Jadi hubungan antara ucapan dengan hati itu sangat erat dan tidak dapat di pisahkan, “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaann­ya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat. Karena menurut ucapanmu engkau akan di benarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan di hukum” (Mat. 13:35, 37). 

Dalam firman Tuhan sangat jelas dinyatakan bahwa ucapan kita akan membenarkan atau justru akan mendatangkan hukuman bagi kita sendiri. Apabila yang kita ucapkan tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka kata-kata tersebut akan menjadi sia-sia dan akan merusak kehidupan kita. Tuhan merencanakan hal-hal baik dan menyediakan berkat bagi kita dan yang menjadi tugas kita adalah mempercayai, memperkatakan dan menaati apa yang di katakan-Nya dalam firman-Nya. Jika hati dan ucapan (mulut) kita selaras dengan firman Tuhan, maka segala berkat akan menjadi milik kita. Oleh karena itu kita harus memelihara firman itu di dalam hati dan mulut kita bila kita menginginkan janji Tuhan tergenapi di dalam hidup kita. “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” (Yos. 1:8). Hidup dan mati kita di kuasai oleh lidah, oleh sebab itu berhati-hatilah. “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu...” (Rm. 10:8). Karena itu, jagalah dan awasilah mulut kita karena mulut kita adalah harimau bagi kita, jika tidak berhati-hati kita sendirilah yang akan diterkam olehnya. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...