Senin, 24 Oktober 2022

Renungan hari ini: “SELAMATKANLAH AKU SESUAI DENGAN KASIH SETIAMU” (Mazmur 109:26)

 Renungan hari ini:

 

“SELAMATKANLAH AKU SESUAI DENGAN KASIH SETIAMU”



Mazmur 109:26 (TB) "Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu" 

 

Psalms 109:26 (NET) "Help me, O Lord my God! Because you are faithful to me, deliver me!"

 

Kasih setia (Ibrani: Hesed) adalah gagasan atau tindakan yang menyatakan kasih setia dalam tindakan dan kerap dalam Perjanjian Lama merujuk pada kasih setia yang telah diungkapkan dalam hubungan kovenan-Nya dengan Israel (“Kasih loyal”"-Nya kepada "Isteri”-Nya Israel [bnd. dengan Hos. 2:18, 19, 20, Yes. 54:5, Yer. 31:32]= “loyalitas-Nya kepada kovenan”). 

 

Kasih setia Tuhan adalah menunjukan akan kelembutan, kebaikan dan kemurahan yang persisten dan tak bersyarat, sebuah hubungan di mana Dia mencari manusia dengan kasih dan kemurahan. Kasih setia mengekspresikan baik loyalitas Tuhan terhadap kovenan-nya dan kasih-Nya terhadap umat-Nya beserta dengan sebuah kesetiaan untuk memelihara janji-janji-Nya. 

 

Jika kita membaca kitab Mazmur, maka kita akan sering menemukan pemazmur meminta pertolongan kepada TUHAN, seperti: “Tolonglah aku”, "dengarkan doaku", "berikan telinga kepada permohonanku", dan "jawablah aku", memberikan kesan bahwa pemazmur “melemparkan” diri sepenuhnya ke dalam tangan Allah yang dipercayainya murah hati. Tidak ada tempat yang lebih aman, selain berada dalam tangan Sang Pencipta. Krisis hidup yang berat dapat membawa seseorang semakin dekat kepada Allah atau malahan menghindar dari Allah. Pengalaman Daud dalam Mazmur 109 menunjukkan bahwa dalam krisis yang dialaminya, Daud tetap berserah kepada Allah. Daud meneriakkan kegalauan hatinya kepada Tuhan. Dia berteriak meminta kelegaan dari Tuhan. Namun, kelegaan yang akan Tuhan berikan kepada kita belum tentu semerta-merta menghilangkan masalah kita. Mungkin, masalah yang kita hadapi akan tetap ada, tetapi Tuhan menjanjikan kekuatan kepada kita untuk mampu menghadapi masalah itu. Keadaan sulit ini melahirkan rangkaian doa yang indah dan bermakna.

 

Dalam kesulitannya, Pemazmur merasa sedemikian berat persoalannya seolah Tuhan menyembunyikan wajah-Nya. Namun, perasaan ini cepat ditepiskan dengan kesadaran penuh bahwa tidak seorang pun yang benar di hadapan Tuhan dan tidak seorang pun yang layak memohon kepada Allah. Di tengah krisis yang dialaminya, pemazmur tidak menghindar dari Allah, tetapi justru ia memerlukan Allah karena musuh-musuhnya sudah dekat mengancam jiwanya. Gambaran yang digunakan sangat kelam. Pemazmur menunjukkan bahwa secara psikologis dan spiritual, ia telah hancur. Mirip seperti orang yang telah lama meninggal. Krisisnya makin menjadi-jadi ketika ia mengingat akan pekerjaan Allah dalam sejarah. Ia juga mengharapkan hadirnya titik cerah dalam situasi yang dihadapinya. Ia seperti tanah yang tandus, putus asa menantikan Tuhan.

 

Dasar doa yang benar adalah mengakui kebenaran Allah. Oleh karena itu pemazmur melandasi permohonan dan pengharapannya semata-mata pada kesetiaan, keadilan, dan kebaikan Allah. Keyakinan pemazmur dilandaskan atas pengenalannya sendiri akan Allah yang telah hadir dalam sejarah bangsanya. Pemazmur memohon agar ia dilepaskan dari segala tekanan dan kesesakan bukan karena ia baik tetapi semata karena kebaikan Allah.

 

Pemazmur memercayakan seluruh kehidupannya kepada Allah. Percaya berarti pasrah pada kehendak Tuhan. Pemazmur menegaskan bahwa percaya berarti kerelaan menerima dan menempuh kehendak Tuhan. Kerelaan melakukan kehendak Tuhan adalah buah dari percaya. Pemazmur memahami bahwa kehendak Allah lebih dari segala sesuatu. Ia memang ingin keluar dari krisis, tetapi ia tetap ingin agar Allah sendiri yang menuntunnya melewati hari-hari yang sukar. Penghidupan kembali ini bukanlah sekadar penghidupan fisik, tetapi secara mental, psikologis, dan spiritual. Ia perlu mendapatkan kesegaran dan kekuatan baru untuk hidup. Perhatian utama Daud pada awal Mazmur ini adalah kesulitannya yang ditimbulkan oleh musuh-musuhnya. Namun, menjelang akhir Mazmur ini, sebagian besar perhatiannya adalah untuk menemukan dan mengikuti jalan Tuhan baginya untuk melangkah maju. Karena itu, teruslah berseru minta tolong kepada TUHAN agar Ia menyelamatkan kita dengan kasih setia-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...