Minggu, 09 April 2023
“DIBANGKITKAN BERSAMA YESUS”
Kotbah: Kolose 3:1-4 Bacaan: Mazmur 118:14-21
Hari ini kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut. Yesus bangkit mengalahkan segala kuasa kematian. Kebangkitan Yesus menjadi suatu kemenangan atas kuasa kematian. Kita harus menggunakan ucapan yang baik dan benar dalam masa Kebangkitan Yesus ini. Kita tidak sedang merayakan “Happy Easter” tetapi kita sedang merayakan “Happy Passover”. Happy Easter adalah memperingati kebangkitan dewi Ishtar sedangkan Happy Passovermemperingati hari kebangkitan Yesus yang membebaskan kita dari kuasa kematian.
Pada Ibadah Paskah I ini kita akan membahas tema “Dibangkitkan Bersama Kristus”. Istilah kebangkitan berasal dari kata bahasa Latin, yakni ressurrectio yang artinya dibangkitkan. Dalam Perjanjian Baru istilah kebangkitan berarti melepaskan tubuh dari kematian, yang artinya tubuh dihidupkan kembali. Kebangkitan Kristus merupakan suatu konfirmasi tentang kebenaran ajaran-ajaran-Nya. Salah satu pernyataan nubuatan Kristus tentang kebangkitan-Nya adalah ketika Ia menyebut tanda ajaib nabi Yunus: "Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam" (Mat. 12:40). Hal itu menunjukkan bahwa semua yang Kristus sampaikan tentang kematian-Nya dan juga kebangkitan-Nya telah digenapi secara tepat.
Dibangkitkan bersama dengan Kristus, artinya sebelum menerima Yesus Kristus dulunya mati, tanpa harapan (bnd. Ef. 2:1,12), maka dibangkitkan menunjukkan memiliki pengharapan, tidak akan mati kekal (band. Yoh. 6:39,40,44,54), walaupun akan mati secara jasmani akan tetapi pada kedatanganNya akan dibangkitkan dan hidup bersama dengan Dia.
"Memikirkan dan mencari perkara yang di atas", artinya: kita harus menilai, mempertimbangkan dan memikirkan segala sesuatu dari sudut pandangan kekekalan dan sorga. Kita harus berpikir dan bertindak sesuai dengan pikiran dan tindakan Kristus. Ini kita lakukan karena kita ada bersama dengan Kristus. Kita akan terus melakukan dengan setia karena Kristus adalah hidup kita sampai kita bertemu dengan Dia dalam kemuliaan-Nya, yaitu pada waktu Dia datang kembali untuk menjemput gereja-Nya.
"Perkara yang di bumi" berbicara tentang: hidup yang duniawi, yang dinyatakan dalam rupa perintah, peraturan dan ajaran yang tidak membawa seseorang kepada pengenalan akan Kristus segala sesuatu yang berada dalam pikiran, perkataan, perbuatan yang merupakan sifat manusia lama, sehingga bertentangan dengan kehendak Allah.
Supaya kita bisa memikirkan dan mencari perkara yang di atas, maka:
1. Kita harus mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan.
2. Hati kita harus melekat kepada Tuhan. Banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.
3. Kita harus memiliki kasih yang semula.
4. Kita harus melakukan kehendak Bapa di sorga.
5. Kita harus hidup berintegritas.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana car akita agar kita bisa dibangkitkan bersama Kristus? Menurut perikope Paskah ini, ada beberapa hal yang harus kita lakukukan agar kita dibangkitkan bersama Kristus, yakni:
Pertama, kita harus melihat ke atas (ay. 1-2). Artinya kita harus mencari perkara yang di atas. Dalam Kolose 2 Paulus mengajarkan tentang orang percaya yang bersatu dengan Kristus. Paulus memberitahu jemaat di Kolose bahwa mereka sudah bersatu dengan Kristus; mereka mati bersama Kristus, dikuburkan bersama Kristus, dan dibangkitkan bersama Kristus. Dalam Kolose 3 Paulus mau mengajarkan bahwa orang-orang percaya secara posisi sudah dibangkitkan bersama Kristus. Allah melihat kita sebagai orang yang telah dibangkitkan bersama Kristus (secara posisi). Pada suatu hari nanti kita secara praktikal akan dibangkitkan bersama Kristus. Kita akan mengalami kebangkitan tubuh.
Dalam Kolose 3:1 Paulus sedang membicarakan kebangkitan secara posisi, dan pada saat yang sama kita harus mengarahkan pikiran kita ke atas. Hal ini disampaikan sebanyak 2 kali. Dikatakan bahwa kita harus mencari perkara yang di atas dan kita harus memikirkan perkara yang di atas. Hal ini dinyatakan sampai 2 kali dengan maksud untuk menekankan. Paulus juga memakai kata ‘'to set” yang berarti mencari dan menggali sesungguh-sungguhnya. Dalam bahasa Yunani, hal ini ditulis dalam bentuk perintah, yang bersifat terus menerus, bukan hanya sekali dipikirkan.
Kita harus menetapkan perhatian kepada hal-hal di atas, memikirkan hal-hal rohani tentang pengharapan kita di dalam Kristus, tentang nilai-nilai kekal dan keinginan Sang Juru selamat kita. Hal-hal seperti itulah yang seharusnya ditetapkan dalam pikiran kita, yang mengisi sebagian besar kehidupan kita. Paulus tidak bermaksud mengajak kita melarikan diri dari semua aktivitas keseharian kita. Paulus tidak menganjurkan kita untuk pergi ke biara dan menjadi biarawan.
Kita semua masih berada dalam lingkungan pekerjaan dan keluarga. Yang dimaksud oleh Paulus adalah sejak dari sekarang orang Kristen akan melihat segala sesuatu dari terang kekekalan, dan kita tidaklah boleh berfokus pada hal-hal duniawi, kita tidak boleh dikuasai oleh hal-hal yang ada di dunia ini karena semuanya itu akan sirna. Hal-hal duniawi itu tidaklah boleh menjadi tujuan hidup kita.
Kedua, kita harus melihat ke belakang (ay. 3). Dalam ayat ini kata kerjanya ditulis dalam bentuk lampau, yang menunjuk kepada momen kelahiran baru, ketika kita sudah mati terhadap dosa, diri kita, dan kedagingan kita. Dalam Roma 6:5-7 Paulus memperluas pemikiran ini; semuanya sudah terjadi di masa lampau ketika kita menjadi orang percaya. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan mati bersama Kristus. Dirinya sudah mati, sehingga hidup lamanya sudah berhenti/ hilang; kehidupan lamanya diubahkan.
Mungkin kita berpikir bahwa sampai sekarang ini kita masih berdosa, masih ada dosa yang terus mengikuti kita, dan masih banyak kebiasaan dosa yang mengikuti kita. Kita merasa sulit untuk melepaskan diri dari semuanya itu. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita harus berkata kepada diri kita bahwa kita sudah mati untuk dosa itu, maka dia tidak boleh lagi menguasai kita, kita tidak mau diperbudak lagi oleh dosa. Ketika dosa itu kembali menggoda kita, kita haruslah memikirkan ayat ini bahwa kita telah mati atas dosa itu; dosa harus pergi dari hidup kita karena Kristus telah menyingkirkannya. Kita perlu menengok ke belakang kepada kematian Kristus. Dosa-dosa kita sudah dibayar lunas, di mana kita sudah mati bersama Kristus dan dengan itu dosapun telah dimatikan.
Ketiga, kita harus melihat ke dalam (ay. 3). Paulus menuliskan bahwa hidup kita tersembunyi bersama dengat Kristus. Kalimat ini ditulis dalam arti terus menerus. Tersembunyi mempunyai 2 pengertian dasar yaitu:
a) sebuah pembungkusan, maksudnya adalah hidup kita mendapatkan pengisian secara rohani dari sebuah sumber air rahasia. Dalam pertemuan antara Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria di tepi sebuah sumur, Tuhan Yesus berbincang-bincang dengan perempuan itu. Semula pembicaraan seputar air dan sumur tetapi kemudian Tuhan Yesus mengalihkan pembicaraan menjadi air yang lain yaitu air rohani. Kalau dia minum air itu maka dia tidak akan dahaga lagi. Perempuan itu mengingini air itu. Di sini Tuhan Yesus sedang berbicara tentang hidup yang kekal, yang bagaikan sumber air kehidupan yang meluap keluar. Ketika kita tersembunyi bersama Kristus maka kita akan mendapatkan sumber air yang terus keluar mengisi hidup kita. Itulah pengalaman internal di dalam diri kita bersama dengan Kristus.
b) memberikan pengamanan. Jadi kehidupan kita bagai diamankan dalam sebuah brankas bank. Dalam Yohanes 10:27-29 dikatakan bahwa kita bagaikan domba, kita mendengar suara-Nya, Dia mengenal kita dan kita mengenal Dia, Dia memberikan hidup yang kekal kepada kita, tidak ada seorangpun yang bisa menarik keluar kita dari tangan-Nya. Inilah kebenaran yang agung dari sebuah pengamanan kekal. Ketika kita dipanggil oleh Tuhan menjadi bagian dari orang pilihan maka tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Itulah jaminan keselamatan kita. Ketika kita tersembunyi bersama dengan Kristus maka kita sedang mendapatkan pengamanan seperti di atas. Ini adalah salah satu dari jaminan terbesar yang Kristus berikan kepada kita.
Keempat, kita harus melihat ke depan (ay. 4). Ayat 4 jelas sekali membicarakan tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kita harus menunggu dan memperhatikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya ini. Kata ‘‘menyatakan diri’’ dalam bahasa Yunaninya berarti membuka sampai semua orang melihat. Ketika Tuhan Yesus datang dalam awan-awan maka semua orang akan melihat, dan pada saat itu orang Kristen akan dipermuliakan. Kita yang masih hidup akan mendapatkan kemuliaan dari tubuh kita, semua orang yang sudah mati di dalam Kristus akan dibangkitkan, dan semua kita akan kembali bersama Kristus dalam kemuliaan. Seharusnya kita mempunyai pengharapan akan hal itu.
Jadi Paulus menginginkan kita untuk melihat ke atas ~ menetapkan pikiran dan hati kita kepada haf. hal di atas, melihat ke belakang — bahwa kita sudah mati bersama Kristus dan semua natur dosa kita sudah disingkirkan, melihat ke dalam — menyadari bahwa hidup kita tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah sehingga hidup kita benar-benar aman adanya iymelihat ke depan — memandang kepada kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang menjadi penghambat bagi kita untuk tidak bisa dibangkitkan bersama Kristus? Ada beberapa hal yang menghambat kita dibangkitkan berama Kristus, yakni:
Pertama karena kehidupan kita yang lama. Sifat lama kemanusiaan kita mesti ditinggalkan. Paulus mengatakan bahwa ketika kita menjadi seorang Kristen, kita mengucapkan selamat tinggal kepada dosa. Kita meninggalkan cara hidup yang lama dan mulai hidup dengan cara yang hidup baru. Seseorang tidak boleh berpikir seperti ini: “Berapa banyak dosa yang bisa saya lakukan dan masih bisa masuk surga?” Kalau dia punya pikiran seperti itu, artinya dia masih ingin berbuat dosa yang kadarnya masih akan membuat dia masuk sorga. Seorang yang sudah bertobat seharusnys berpikir seprti ini: “Bagaimana saya bisa menghilangkan dosa sama sekali dari kehidupan saya?” Inilah setting hati seorang yang sudah bertobat. Artinya adalah Ketika kita memberikan hidup kepada Kristus, kita harus meninggalkan semua masa lalukita, meninggalkan dosa-dosakita. Jadi apa yang kita kejar sebelum menjadi seorang kristen-mimpi-mimpi kita, tujuan hidup kita dan keinginan-keinginan kita, jadikanlah sampah. Sekarang kita memiliki sebuah pemikiran yang baru. Kita sekarang memiliki sebuah fokus di dalam hidup kita. Fokus kita sekarang adalah menyenangkan dan mempermuliakan nama Tuhan.
Dalam ayat 1 dituliskan bahwa kita dibangkitkan bersama dengan Kristus karena kita telah mati dan hidupkita tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah (ay. 3). Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi (ay. 5-8). Paulus mengatakan, tinggalkan masa lalumu. Hal-hal yang pernah kita lakukan harus dilupakan. Sekarang kita memiliki sebuah kehidupan yang baru. Jika kita tidak meninggalkan kehidupan lama kita dan masih memikirkannya, maka kita akan kalah dalam peperangan rohani.
Selama kita masih memegang masa lalu yang buruk dan berdosa, kit tidak akan pernah bisa memenangkan perang rohani. Setiap kali saudara ingin memikirkan sesuatu yang jahat, berdosa, yang merupakan bagian masa lalu kita, kita harus mengingatkan diri sendiri: “Itu bagian dari kehidupan saya di masa lalu, Itulah manusia lama saya saya, dan orang itu sudah mati.. Sekarang saya punya kehidupan baru dengan tujuan baru, nilai baru, dan tanggung jawab baru. Dan sekarang Kristus adalah pusat kehidupan saya.. segala yang akan saya lakukan, harus berpusat kepada Kristus, bukan kepada kehidupan lama saya lagi.
Kedua karena mencampur prioritas kita. Dalam ayat 4 Paulus berkata, “Kristus, yang adalah hidup kita.” Ini berarti ia adalah prioritas utama kami. Ada orang yang hidupnya adalah musik. Motto hidup manusia itu berbeda-beda. Ada yang punya motto: hidup adalah senang-senang. Jadi prioritas hidupnya dalah senang-senang. Dia bekerja untuk senang-senang, dia ke gereja untuk senang-senang. Dia makan untuk senang-senang. Kalau ada pekerjaan yang menghalangi kesenangan maka dia akan meninggalkan kesenangan itu.
Ada juga yang punya motto, hidup adalah uang. Uang itu segalanya buat dia. Segala sesuatu dihitung dengan uang. Waktu dihitung dengan uang, kesenangan istri dan anak juga dihitung dengan uang. Uang adalah prioritas hidupnya. Bahkan dianggap lebih penting dariapda keluarganya dan lebih penting dari kesehatannya.
Ada juga yang punya prioritas adalah kesehatan. Olahraga itu segalanya bagi dia, istirahat juga segalanya bagi dia. Check up ke singapura, rutin dilakukan setiap tahun. Baginya kesehatan lebih penting dari pekerjaan, karena kesehatan tidak bisa dibeli dengan uang.
Apakah yang menajdi motto kita? Sebagai orang yang sudah ditebus, motto kita seharusnya berbunyi seperti ini: hidup adalah kristus. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam Kolose 3:4, Kristus yang adalah hidup kami. Kristuslah merupakan prioritas kita. Semua prioritas saudara harus berputar di sekeliling Kristus. Kita bekerja, harus diikat oleh kebenaran-kebenaran Kristus. Kita senang-senang, juga harus dilingkupi oleh kebenaran kristus. Kita hidup tujuannya untuk kemuliaan Kristus
Kita pasti mengetahui hal ini. Hati kita menjadikan kristus sebagai raja. Namun pertanyaannya adalah apakah otak kita juga menjadi Kristus sebagai raja? Seringkali apa yang kita inginkan sangat berbeda dengan apa yang kita pikirkan dan lakukan. Kita menginginkan Kristus sebagai pusat hidup, namun yang kita pikirkan tidak berhubungan dengan Kristus. Kita meninginkan Kristus adalah pusat, tetapi yag kita lakukan hal-hal yang bertentangan dengan Kristus. Pikiran kita banyak diisi oleh hal-hal duniawi. Kita jarang mengisi pikiran kita mengenai Kristus. Dalam pekerjaan Kristus tidak dibawa serta. Dalam keluarga, Kristus tidak dibawa serta. Dalam mengambil keputusan, kita memutuskan tanpa Kristus. Artinya, seluruh pikiran kita tidak diisi oleh kristus. Hanya ahti kita yang diisi oleh Kristus. Ini konflik. Hati dan pikiran tidaklah sejalan. Kita tida akan bertumbuh dalam rohani kita kalau seperti ini.
Ketiga karena menganggap remeh kuasa dosa. Dalam Kolose 3, paulus mendaftarkan dosa-dosa yang mesti dihindari, ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Kita seringkali menganggap bahwa hanya dosa-dosa seperti percabulanlah , hawa nafsu yang mesti serius dilawan. padahal sebenarnya tidaklah demikian.
Paulus melanjutkan daftarnya di dalam ayat 8,9. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (ay. 8-9). Semua dosa itu merusak. Bukan hanya percabulan, tetapi dosa kemarahan fitnah, kata-kata kotor, dusta, semunya itu merusak dan menghancurkan fokus kita kepada Kristus. Tuhan Yesus ingin kita meninggalkan bukan hanya dosa seksual, kita mesti meninggalkan semua dosa-dosa yang kita anggap kecil, seperti kemarahan, fitnah, kata-kata kotor.
Selama kita menganggap bahwa beberapa dosa dapat diabaikan, kita akan terus kalah dalam perang rohanimu. Jika kita percaya ada dosa-dosa yang bisa terus kita lakukan karena tidak terlalu berbahaya, maka kita akan terus gagal dalam kehidupan kristenmu. Dosa adalah dosa, dan semua dosa itu merusak. Ketika kita gagal untuk mengenali kebenaran yang sederhana ini, kita membuka pintu bencana.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dari peristiwa Paskah 2023 ini?
Pertama, carilah hal-hal yang di atas. Artinya kita harus memusatkan pikiran dan perhatian kita pada hal-hal yang berasal dari atas, yaitu Tuhan dan kehendak-Nya. Hal ini dapat dicapai dengan membaca Firman Tuhan, berdoa, dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki iman yang kuat.
Kedua, matikanlah keinginan anggota-anggota tubuhmu. Ini berarti kita harus menghindari segala jenis dosa dan godaan duniawi yang dapat menghalangi kita untuk berjalan bersama Yesus. Kita harus menolak nafsu duniawi dan memilih untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ketiga, mari kita membarui dirikita. Melalui perayaan Paskah ini kita diajak Paulus untuk mampu membarui dirikita. Paulus mengatakan, “... matikanlah...” (ay. 5), “… buanglah ...” (ay. 8), “kenakanlah...” (ay. 12), “hendaklah...” (ay. 15-16), “...lakukanlah...” (ay. 17). Semua yang pake -lah, -lah itu, itulah seruan untuk kita agar kita bisa menjadi manusia yang baru karena sudah mengenal kebaikan Tuhan seperti yang telah dinyatakan di dalam Kristus Yesus. Kenakanlah sifat baru yang telah diperbaharui berarti kita harus memperbarui diri kita dengan merenungkan sifat-sifat Kristus dan mengambil contoh dari-Nya. Kita harus bersikap rendah hati, sabar, penuh kasih, dan bertekad untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Keempat, carilah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi. Kita harus mengalihkan perhatian kita dari hal-hal duniawi dan memusatkan pikiran kita pada hal-hal yang kekal dan abadi, yaitu Tuhan dan kerajaan-Nya. Dengan melakukan tindakan-tindakan ini, kita dapat mempersiapkan diri untuk dibangkitkan bersama Yesus dan hidup dalam kebenaran dan kekudusan-Nya. (rsnh)
Selamat Merayakan Hari Kebangkitan Yesus!!!