Senin, 03 Juli 2023

Renungan hari ini: “KONSEKUENSI MENGIKUT YESUS” (Markus 8:35)

 Renungan hari ini:

 

“KONSEKUENSI MENGIKUT YESUS”


 

Markus 8:35 (TB) "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya"

 

Mark 8:35 (NET) "For whoever wants to save his life will lose it, but whoever loses his life for my sake and for the gospel will save it"

 

Nas hari ini memiliki latar belakang ajaran Yesus mengenai kepentingan mempersembahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah dan mengikuti-Nya. Dalam konteks ayat ini, Yesus sedang menjelaskan kepada murid-murid-Nya tentang konsekuensi menjadi pengikut-Nya. Ia mengajarkan bahwa orang yang ingin menyelamatkan hidupnya, atau lebih tepatnya, yang mengutamakan kepentingan dan kesenangan pribadinya di dunia ini, akan kehilangan hidupnya yang sejati, yaitu kehidupan kekal bersama Allah. Sebaliknya, mereka yang bersedia kehilangan hidupnya, artinya menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada Yesus dan Injil-Nya, akan menyelamatkan hidup mereka secara abadi.

 

Pesan ini mengajak kita untuk tidak egois dalam hidup ini, tetapi untuk menempatkan Yesus dan pemberitaan Injil-Nya sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan dan hidup untuk kehendak-Nya, meskipun hal itu mungkin melibatkan pengorbanan atau penderitaan di dunia ini. Dengan demikian, latar belakang Markus 8:35 adalah ajaran Yesus tentang nilai pengorbanan diri dan pentingnya mengikuti-Nya dengan sepenuh hati untuk memperoleh kehidupan yang sejati dan abadi bersama Allah.

 

Tujuan penulis Markus dalam menuliskan ayat Markus 8:35 adalah untuk menyampaikan ajaran Yesus kepada pembaca Injil Markus, serta kepada para pembaca Alkitab pada umumnya. Ayat ini memiliki beberapa tujuan yang dapat kita identifikasi:

 

Pertama, mengajarkan pentingnya menempatkan prioritas yang benar. Yesus ingin mengajarkan kepada para murid dan pembaca Injil bahwa hidup ini bukanlah semata-mata tentang memenuhi keinginan pribadi atau mengejar kesenangan duniawi. Tujuan hidup yang sejati adalah mengikutinya dan hidup dalam kehendak Allah. Ayat ini mengingatkan kita untuk memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan di atas segala sesuatu yang lain.

 

Kedua, mengajarkan tentang pengurbanan diri. Yesus mengajarkan bahwa mengikuti-Nya dan Injil-Nya membutuhkan pengurbanan diri. Orang yang berkomitmen untuk mengikuti Yesus harus siap untuk mengurbankan keinginan pribadi dan kemewahan duniawi, jika diperlukan. Ayat ini mengajak kita untuk menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya dan memprioritaskan pelayanan dan pengabdian kepada-Nya.

 

Ketiga, menggambarkan paradoks kerajaan Allah. Ayat ini mengungkapkan paradoks dalam kerajaan Allah. Sementara dunia mungkin menganggap bahwa memperjuangkan kepentingan pribadi dan mengejar kesenangan adalah cara untuk "menyelamatkan" hidup, Yesus mengajarkan bahwa hidup sejati dan keselamatan sejati ditemukan melalui penyerahan diri yang total kepada-Nya. Penulis ingin menyampaikan bahwa jalan untuk menyelamatkan hidup sejati adalah dengan kehilangan diri dalam pelayanan dan pengorbanan untuk Yesus dan Injil-Nya. Dengan demikian, tujuan penulis Markus dalam menuliskan ayat ini adalah untuk mengajarkan pembaca tentang pentingnya mengikuti Yesus dengan sepenuh hati, mengutamakan kehendak Allah di atas kepentingan pribadi, serta memahami paradoks kerajaan Allah yang berbeda dengan pandangan dunia

 

Penyataan penulis Markus dalam Markus 8:35 mengandung beberapa pesan yang dapat direnungkan:

 

Pertama, pengurbanan diri. Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan diri dalam kehidupan orang percaya. Menyelamatkan hidup kita yang sejati berarti menyerahkan kehendak dan kepentingan pribadi kita kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Ini mengharuskan kita untuk mengesampingkan egoisme dan mendedikasikan hidup kita untuk melayani Allah dan sesama.

 

Kedua, nilai sejati dari hidup. Ayat ini menekankan bahwa kehidupan yang sejati tidak ditemukan dalam memenuhi keinginan duniawi dan kesenangan sementara. Sebaliknya, kehidupan yang sejati ditemukan dalam pengorbanan diri dan hidup dalam hubungan yang intim dengan Yesus Kristus. Dalam mencari kehendak Allah, kita menemukan makna sejati dalam hidup dan menyelamatkan hidup kita untuk kehidupan kekal dengan Tuhan.

 

Ketiga, prioritas yang benar. Ayat ini mengingatkan kita untuk menetapkan prioritas yang benar dalam hidup. Menyelamatkan hidup kita yang sejati tidak hanya berarti memenuhi kebutuhan fisik dan materi, tetapi memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan dan melayani-Nya. Ini mengingatkan kita untuk menjauhkan diri dari godaan dunia yang mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang abadi dan penting.

 

Keempat, paradoks kerajaan Allah. Ayat ini mengungkapkan paradoks dalam kerajaan Allah. Terkadang apa yang dianggap sebagai "menyelamatkan" hidup oleh dunia dapat sebenarnya mengakibatkan kehilangan hidup yang sejati dan kekal. Sebaliknya, dengan kehilangan diri kita dalam pelayanan kepada Yesus dan penyebaran Injil-Nya, kita menemukan hidup yang sejati dan kekal yang hanya diberikan oleh-Nya. Dalam merenungkan ayat ini, kita diajak untuk memeriksa komitmen kita kepada Tuhan, mengevaluasi prioritas hidup kita, dan mempertanyakan apakah kita siap untuk mengorbankan diri kita sendiri demi mengikuti Yesus dan melayani-Nya. Karena itu, ayat ini mengajak kita untuk hidup dengan tujuan yang lebih tinggi dan mengarahkan hidup kita menuju kehidupan yang sejati dan kekal dengan Tuhan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...