Jumat, 18 Mei 2018

Renungan hari ini: BERSERU KEPADA TUHAN

Renungan hari ini: 

BERSERU KEPADA TUHAN


Mazmur 50:15 (TB) "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku" Sela 

Psalms 50:15 (NRSV) "Call on me in the day of trouble; I will deliver you, and you shall glorify me” 

Kesesakan identik dengan pergumulan dan masalah kehidupan. Ada banyak hal yang membuat hidup kita terasa sesak akhir-akhir ini. Peristiwa pemboman tiga Gereja di Surabaya dan penyerangan ke kantor-kantor polisi membuat dada kita tersesak. Apalagi para pelaku pemboman itu mengikutsertakan anak-anak dan perempuan dalam aksinya. Jika kita berada pada situasi kesesakan ini, jalan satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berseru kepada TUHAN.

Ada beberap hal yang hendak kita renungkan dari teks ini.
Pertama, ketika berada dalam kesesakan, seseorang menjadi dirinya sendiri. Ia menjadi dirinya yang sebenarnya di hadapan Tuhan, tidak diembel-embel dengan ritual-ritual agama. Tuhan menyukai sikap yang real, apa adanya, tidak dibumbui dengan segala formalitas, upacara-upacara, karena Tuhan tidak terlalu mempedulikan ritual, seremoni, atau pertunjukkan ibadah, dimana hati seseorang sebenarnya tidak tertuju kepada-Nya.

Doa pada waktu kesesakan adalah doa yang sebenarnya, doa yang real, yang dilakukan dengan sepenuh hati kita. Bangsa Israel pada zaman dulu dianggap memiliki Allah yang sangat perkasa. Mereka menjadi kuat karena ada Tuhan yang menuntun dan menolong mereka. Doa-doa mereka diterima oleh Tuhan, dan mereka diluputkan dari malapetaka yang menimpa mereka. Namun adakalanya Tuhan meninggalkan mereka meskipun mereka berdoa kepada Tuhan, bahkan meskipun mereka memberikan berbagai korban bakaran, sedekah, berpuasa, namun Tuhan tidak menjawab doa-doa mereka. Mereka bahkan dihukum oleh Tuhan. Hal itu karena memang persembahan mereka hanya sekedar ritual saja, doa mereka tidak berasal dari hati mereka. Ketika doa menjadi sekedar ritual, maka yang terjadi adalah suatu doa pertunjukan dan bukan suatu doa kepada Tuhan.

Kedua, doa dalam kesesakan mengandung makna. Doa-doa dalam kesesakan berisi petisi atau himbuan kepada Tuhan, berisi tangisan kepada Tuhan, keluar dari hati yang menangis, hati yang hancur, dan tanpa formalitas apa-apa. Doa seperti itu adalah doa yang disukai Tuhan, karena ada hati yang menjerit, ada hati yang merindukan Tuhan di atas segala-galanya.

Ketiga,doa dalam kesesakan memiliki roh dan kebenaran.” Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:24). Kalau kita berdoa dan doa kita hanya berisi hafalan ayat-ayat dalam Alkitab, atau hafalan doa-doa yang dibuat orang lain, maka doa kita tidak mencerminkan kehidupan rohani kita kepada Tuhan. Tidak ada roh dalam kehidupan rohani kita. Tidak iman dalam doa kita. Tuhan menginginkan kita menyembah Dia dalam Roh dan kebenaran. Artinya doa-doa kita memiliki kebenaran, memiliki pengakuan akan kelemahan kita, dan meminta Tuhan campur tangan dalam situasi kita yang sebenarnya dan yang sedang kita hadapi, dan bukan situasi orang lain dan doa orang lain. Tuhan tidak menginginkan basa-basi dalam doa kita. Bila kita berdoa, masuklah dalam kamar kita dan berdoalah apa adanya, ceritakanlah semua masalah kita kepadaNya dan mintalah Tuhan menolong kita. Tuhan telah menghapus semua ritual-ritual orang Yahudi, ia telah merobek kain pemisah bait Allah di Yerusalem, bahkan membiarkan Yerusalem dan bait Allah itu dihancurkan. Karena bukan itu inti dari ibadah dan doa kita yang diinginkan oleh Tuhan.

Keempat,doa dalam kesesakan mengakui Tuhan. Tuhan menyukai doa dari dalam hati yang hancur karena doa seperti itu mengakui Dia sebagai Tuhan yang hidup, doa yang sungguh-sungguh memuliakan Tuhan dan bukan sekedar melakukan ritual agama saja. Doa dalam kesesakan adalah doa yang datang dari hati dan jiwa yang sunguh-sugguh mencari Tuhan sebagai Tuhan yang real, yang hidup dan berkuasa menyelamatkan.

Kelima,doa dalam kesesakan memiliki ketulusan. Kita berdoa dalam kesesakan karena kita terpojok, kita mungkin kehilangan semua harapan kita, semua orang yang kita harapan tak ada yang mau atau mampu menolong kita, tak ada alternatif bagi kita untuk menyelamatkan diri kita, hanya Tuhan satu-satunya harapan kita, tak ada kuasa manusia atau kuasa lain yang dapat menyelamatkan kita. Dalam situasi seperti itu kalau kita datang kepada Tuhan maka doa kita adalah doa yang paling tulus. Doa yang disukai Tuhan.

Keenam,doa dalam kesesakan memiliki kerendahan hati. Mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengiba dengan menangis belas kasihan Tuhan untuk membantu. Dengan merendahkan diri, maka Tuhan ditinggikan, Tuhan dimuliakan.

Ketujuh,doa dalam kesesakan memiliki iman. Dalam kesesakan dan kita berseru kepada Tuhan, maka kita melihat keluar dari dalam diri kita. Perhatian kita tidak lagi berpusat pada diri kita, tetapi tertuju sepenuhnya kepada Tuhan. Tak ada pertolongan dari manusia atau dari dunia ini, kita mengharapkan pertolongan dari surga. Ada unsur iman, kita melibatkan iman dalam doa kita kepada Tuhan. Tuhan berespon terhadap iman kita, bahkan meskipun iman yang kita miliki sangat kecil, namun sudah cukup untuk menarik perhatian Tuhan kepada situasi kita.

Karena itu, apapun situasi kita, apapun masalah kita, apakah saat ini anda berada dalam kesulitan, kesesakan, dalam kesepian, merasa diasingkan, dipinggirkan, datanglah kepada Tuhan. Berserulah kepada Tuhan dalam kesesakan dan muliakanlah Tuhan. Menangislah di hadapan Tuhan, terbukalah di hadapan Tuhan, tuluslah di hadapan-Nya, rendahkanlah dirimu di hadapanNya, undanglah Tuhan masuk dalam kehidupan anda, dalam rumah tangga anda, dalam karier anda, dalam usaha anda. Hanya Dia satu-satunya harapan yang mampu melepaskan kita dari semua kesesakan kita. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...