Jumat, 28 Februari 2020

Renungan hari ini: BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI PELANGGARANNYA

Renungan hari ini:

BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI PELANGGARANNYA



Mazmur 32:1 (TB) "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!"

Psalms 32:1 (NET) "How blessed is the one whose rebellious acts are forgiven, whose sin is pardoned!”

Orang yang berbahagia menurut pemazmur adalah “orang yang diampuni pelanggarannya dan yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan”. Dalam nas ini kita dapat melihat perbedaan yang kontras antara orang yang hidup dalam dosa dan orang yang diampuni Tuhan dosanya. Kita mendapat pengajaran yang berharga melalui pengalaman hidup Daud ketika dia melakukan dosa dan ketika Tuhan mengampuni dosanya.

Dosa itu akan membuat kita lemah dan lelah, dosa itu adalah beban yang berat dan seperti terik panas yang mengeringkan sampai ke tulang-tulang. Tuhan Yesus mengatakan bahwa dosa itu adalah penyakit mematikan yang segera harus disembuhkan sebagaimana yang dikatakan-Nya “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat. 9: 12). Dosa adalah penyakit yang mematikan yang segera harus ditangani dan penawarnya hanya satu yaitu Tuhan Yesus. Mujizat terbesar yang pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus bagi kita manusia adalah pengampunan dosa. 

Kenyataan yang terjadi, banyak orang yang “merasa sehat”- “merasa bahagia” akan kehidupannya dalam dosa. Ketika ada orang yang tidak merasa memerlukan penyembuhan dan perawatan akan sakit yang ada dalam dirinya, dia mengabaikan Tuhan Yesus tidak membutuhkan persekutuan yang intim dengan Tuhan Yesus. Dalam hatinya, aku berbuat dosa, tidak berdoa, tidak ibadah toh’ tidak ada apa-apa yang terjadi pada diriku, aku tetap hidup, bisa makan, bekerja dan mencari uang. Namun firman Tuhan mengingatkan kita dosa adalah penyakit yang mematikan cepat atau lambat akan menggerogoti tubuh dan membawa kita pada kebinasaan.

Selanjutnya, firman Tuhan menyapa kita tentang kesediaan Allah untuk memberi pengampunan dosa bagi setiap orang yang mengaku dosanya. Tuhan Yesus memberikannya dengan cuma-cuma, sebab itu adalah anugerah dari Tuhan, Dia akan memberikan kelegaan bagi kita. Namun yang terpenting adalah orang yang diampuni dosanya mau untuk diajar dan dituntun kepada jalan yang benar (32:8). 

Jika kita sudah menerima Tuhan Yesus maka jangan seperti kuda yang tidak berakal. Jika kita sudah menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita, maka jangan menjadi orang Kristen yang kaku. Beriman kepada Tuhan Yesus bukan seperti kuda yang dikendalikan oleh tali, beriman itu bukan sebatas datang beribadah, memberi persembahan ataupun mengikuti aturan-aturan gereja. Namun jika kita sudah menerima dalam diri kita Yesus sebagai Tuhan, maka Dia adalah Tuhan yang bangkit dari kematian, artinya Dia adalah Tuhan yang hidup yang ada bersama dengan kita dalam setiap aspek kehidupan yang kita jalani.

Sebab orang yang percaya kepada Tuhan dikelilingi-Nya dengan kasih setia (32:10). Orang yang telah menerima Yesus adalah Tuhan dalam hidupnya sejatinya akan bersaksi dalam dirinya, bahwa Tuhan ada bersama-sama dengannya. Maka tidak ada lagi keraguan, kebimbangan dan ketakutan, namun kita percaya bahwa dengan kasih setia Tuhan akan menuntun kita kepada rencanaNya yang terbaik dalam hidup kita. Yang ada pada diri orang yang diajar dan dituntun oleh Tuhan adalah sukacita dan sorak-sorai

Pemazmur dalam bacaan kita memiliki konsep yang berbeda mengenai kebahagiaan.  Menurutnya, kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada Kasih Allah yang telah memgampuni dosa-dosa manusia.  Daud yakin bahwa semua manusia berdosa dan semua orang membutuhkan pengampunan Allah.  Malahan ketika kita menganggap diri kita paling benar, justru kita  yang paling jauh dari Allah. Ketika saya melihat hanya orang lain yang berdosa dan kita tidak, maka kita telah menolak pengampunan Allah.  

Daud memulai mazmur ini dengan kalimat: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya". Inilah dasarnya mengapa Daud berbahagia. Tanpa pengampunan kita akan binasa. Daud menggunakan kata pelanggaran untuk menunjukkan bahwa apa yang dilakukan telah kita ketahui. Namun Daud berbahagia oleh karena meskipun demikian, Allah mengampuninya. Hukuman yang seharusnya menimpa manusia berdasarkan keputusan hukum yang sudah dibuat, dibatalkan dan tidak berlaku lagi. 

Bahkan di ayat 1b mengatakan: “Yang dosanya ditutupi”. Seperti ketelanjangan ditutupi, supaya tidak membuat kita malu. Perhatikan bahwa Daud bukan menggunakan kata menutup-nutupi, tetapi menutup. Kalau menutup-nutupi itu, membuat seolah-olah tidak ada. Tetapi ditutupi, artinya sebuah tindakan yang dilakukan dalam keasadaran penuh. Salah satu tanda pertama rasa bersalah yang dirasakan Adam dan Hawa adalah bahwa mereka merasa malu dengan ketelanjangan mereka sendiri, oleh karena pada waktu mereka jatuh dalam dosa, mereka hanya bisa menutupi sebagian dari tubuh mereka dengan daun pohon Ara. 

Tapi ketika dosa diampuni, dosa itu ditutupi oleh jubah kebenaran Kristus. Ia memperbaharui hidup mereka. Ketika Ia mengampuni dosa, Ia tidak mengingatnya lagi, Ia melemparkannya jauh-jauh, danorang akan mencarinya namun tidak dapat menemukannya. 

Pengampunan dosa adalah bahwa pelanggaran kita tidak diperhitungkan lagi, tidak dituduhkan kepada si pendosa, tidak diperhitungkan kepadanya sesuai dengan keketapan hukum, dan juga tidak ditimpakan ke atasnya sebagaimana yang patut dia dapatkan. Tuhan tidak pernah lagi memperhitungkan kesalahan kita. Tuhan tidak pernah lagi mengingat-ingat dan memperhitungkan dosa serta kesalahan kita. Berbeda dengan manusia, kebanyakan kitamasih terus mengingat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap diri kita, sehingga kita sering sakit hati, dan cenderung menyalahkan orang lain. 

Daud mengajak umat Tuhan untuk mengakui dosa-dosa di hadapan Tuhan. Dosa-dosanya diberitahukan kepada Tuhan. Ada pemberesan dengan Tuhan. Hanya dengan mengakui kesalahan dan dosa kita, kita maka kita akan memperoleh kelepasan. Tidak melihat pada orang lain, karena sekali lagi, kita semua orang berdosa. Paulus mengatakan, semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah, seorangpun tidak. Karena itu hanya anugerah Allah saja yang mampu mengangkat kita menjadi orang benar. Kebaikan yang kita lakukan bukan untuk mendapatkan pahala, tetapi karena kita telah diselamatkan. 

Kita semua orang berdosa. Kita semua telah kehilangan kemuliaan Allah. Tanpa kecuali. Jika kita mengatakan kitalah yang paling benar, justru kita makin jauh dari kasih dan anugerah Allah. Kita telah menerima pengampunan dari Tuhan dan mewujudkan rasa syukur kita melalui kehidupan kita sehari-hari. Itulah kebahagiaan yang sejati. Itulah sumber kebahagiaan, dan kebahagiaan yang sejati. Karena itu berbahagialah sebab TUHAN telah mengampuni kita. (rsnh)

Selamat berkahir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...